Pendekar Sunnah - Abu Fajri Khusen's Blog

Kamis, 15 April 2010

Menanam Benih-Benih Muda Keemasan

Sebelum kalian memperbaiki orang lain hendaklah kalian memperbaiki diri kalian terlebih dahulu, wahai para pendidik! Kerjakanlah kebaikan di hadapan anak didik kalian dan tinggalkanlah kejelekan. Perilaku yang baik dari para pendidik dan orangtua di hadapan anak-anak merupakan pendidikan yang paling utama.


Maka yang wajib dilakukan (oleh orangtua dan pendidik) antara lain:

1. Mengajarkan anak mengucapkan Laa ilaaha illallah Muhammadur rasulullah dan memberikan pemahaman tentang maknanya ketika mereka dewasa (telah mampu diajak berpikir, serta membedakan baik dan buruk -red muslimah.or.id), yaitu: “Tidak ada Ilah (sesembahan) yang berhak diibadahi kecuali Allah semata.”
2. Menanamkan rasa cinta kepada Allah dan keimanan kepada-Nya ke dalam hati sang anak, bahwasanya Allah adalah Dzat Yang Menciptakan kita, Pemberi rezeki, Penolong kita, dan tidak ada sekutu bagi-Nya.
3. Memotivasi anak untuk meraih surga, bahwasanya surga itu diperuntukkan bagi orang-orang yang shalat, puasa, menaati kedua orang tua, dan mengamalkan perbuatan yang diridhai Allah, serta memperingatkan mereka tentang neraka yang diperuntukkan bagi orang-orang yang meninggalkan shalat, durhaka kepada orang tua, melakukan perbuatan yang membuat Allah murka, berhukum dengan selain syariat-Nya, memakan harta manusia dengan cara menipu, berdusta, riba, dan yang lainnya.
4. Mengajarkan anak agar senantiasa berdoa dan memohon pertolongan hanya kepada Allah. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada anak pamannya:
5. إذَا سَأَلْتَ فَسْأَلِ اللهَ وَ إذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ.
Artinya: “Apabila engkau meminta maka mintalah kepada Allah, dan apabila engkau memohon pertolongan maka mohon pertolonganlah kepada Allah.” (Hadits riwayat At-Tirmidzi, dan dia berkata “hadits hasan shahih”)

***

Sumber: Dikutip dari Kiat Mencetak Anak Shalih (terj. Kayfa Nurabbi Awlaadanaa At-Tarbiyyah Al-Islamiyah Ash-Shahiihah), karya Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu, penerbit: Pustaka Ulil Albab, Bogor, Rabi’ul Awwal 1428/April 2007); dengan pengubahan seperlunya oleh redaksi www.muslimah or.id.

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan kasih komentar, dengan syarat menjaga adab-adabnya, tidak mengandung kata-kata kotor, makian dan sebagainya. Dan kami tidak melayani perdebatan atas sesuatu yang telah jelas dari al-Qur'an, as-Sunnah dan Ijma', namun jika ada hal yang masih samar, silahkan tanyakan

Kritik dan Sarannya tafadhol

Blog Sahabat Sunnah