Pendekar Sunnah - Abu Fajri Khusen's Blog

Minggu, 24 Oktober 2010

Kenapa Why Selalu Always, Tetapi But Tidak Pernah Never??



Ini tentangku dan orang-orang di sekitarku, tentang hal aneh yg kualami bersama mereka. Ada banyak hal yg membingungkan di dunia ini. Sungguh, ini membuatku risau, sejujurnya aku tak ingin ambil pusing dengan semua ini, tapi tetap saja keadaan memaksaku untuk memikirkannya, sehingga tersimpan begitu banyak kata tanya "kenapa"



Kenapa ketika ustadz bercerita tentang surga, neraka, azab kubur dan yg semisalnya dari apa yg Allah dan Rasul-Nya jelaskan di dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah, kau katakan "Kayak udah pernah lihat aja,," kalimat ejekan kau lontarkan seakan-akan (atau memang) tak percaya. Tapi tatkala berita ghaib itu datang dari sang dukun pujaan hati, kau langsung yakini, imanmu lari kau tak peduli, yang penting heppy...



Kenapa lidahmu kaku, keram, atau kesemutan, beraaat nian kau rasakan untuk menyebut nama "Allah". kalau pun kau harus menyebut, yang kau katakan adalah "Tuhan", "Yang Diatas", atau "Gusti Pangeran". Yang diatas tuh banyak mas, bisa langit. awan, bintang, jeung sajabana. yang jelas dong,, bilang "Allah" gituu...



Kenapa kau tanya padaku bacaan niat shalat tarawih? Aku jawab, "Maaf kang, niat itu gak dibaca, tapi di dalem hati. Dan gak ada dalilnya kalo Rasulallah dan para sahabat baca niat." Kau lantas pergi sambil berucap, "Ya udah kalo gak bisa mah, aku tanya orang lain aja deh yg ngerti!!" tanpa kau perhatikan raut mukaku yg termelongo-melongo..



Kenapa kau mesti marah dan kecewa berat saat tahu bahwa di HP ku gak ada satu lagu pun? Itu kan HP ku, mau aku kasih lagu ato nggak ya terserah aku dong, mau aku penuhin murottal sama kajian islam, suka-sukaku, kalo kamu mau beli sendiri..



Kenapa saat ku ajak kau mengaji,menuntut ilmu syar'i kau tak mau?? Apakah kau kira ilmu itu bakalan bertambah, iman pun bertambah dan kau akan masuk surga dengan duduk manis di depan TV?? Tentu tidak!! Bahkan kau akan mendapatkan manfaat yg banyak jika hadir ke pengajian. Udah dapet pahala, dapet ilmu, dapat do'a dan permohonan ampun dari malaikat, penduduk langit dan bumi, termasuk semut dan ikan-ikan, dicintai Allah, dipermudah jalan ke surga, mendapat pahala berjuang fii sabilillah, mempererat ukhuwah, mendapat arisan para nabi,mendapat cahaya di dunia dan di akherat, bahkan bisa dapat akhwat pula, (Astaghfirullaah, luruskan niat, sen!!) Ini juga udah lurus kok, buktinya poin untuk akhwat menempati urutan terakhir. hehe..



Kenapa orang yg semasa hidupnya biasa saja, tapi setelah mati jadi hebat, sakti dan (katanya) bisa ngabulin apa aja yg diminta (dampak buruk nonton Doraemon kayaknya). Pahamilah firman Allah dalam Surat Al-Faathir ayat 13,14 dan 22. Kau akan dapati penjelasan yg amat gamblang. Andai si mayit bisa jawab, dia akan bilang, "ente bukannye do'ain ane, malah minta do'a, yg butuh do'a tuh ane,, aah nasi jamblang!!"



Kenapa guru bahasa Inggrisku bilang, "Kalian udah 3 tahun belajar, bukannya tambah pinter malah tambah o'on."



Kenapa saat aku pergi untuk shalat berjama'ah di masjid, kau berkata "Sen, nitip ya shalatnya..." Aku belum tanya ke ustadz, apakah ini termasuk mengolok-olok agama Allah, sebagaimana dalam Surat at-Taubah ayat 65-66??



Kenapa ONH (Ongkos NikaH) di daerahku kian hari kian melambung tinggi setinggi gunung himalaya (mulai lebay), mulai dari ngurus surat2, bayar pak lebe, walimahan, mahar, nanggap organ tunggal (kalo mau, biasanya..tp aku benci), uang dapur (ini yg memberatkan, ada yg minta sepeda motor, uang tunai, emas, dan barang berharga lainnya, mending ceweknya cantik), uang rokok (paling sebeeel), dan jatah preman (apa lagi yg ini).



Kenapa aku yg dulunya pendiam sekarang berubah menjadi super pendiam, lagian siapa yg pecaya pada ucapanku, bukan karena aku suka bebohong, dlm urusan dunia aku masih menyandang predikat 'jujur', tp ketika aku bicara soal agama yg bertentangan dgn adat setempat, hasilnya 'ora diladeni'

Di sisi lain ada pula yg berlebihan dgn memberiku titel ustadz, tanpa melihat betapa dangkalnya ilmuku, jangankan hafal Qur'an 30 juz, juz 30 aja alhamdulillah. Hey,,bukankah di sini syarat jadi ustadz mudah, ga perlu hafal 30 juz, ga perlu hafal hadits (orang di sini ga bakalan nanya dalil kok), asal hafal tahlilan, mahir marhabanan, jago manaqiban, getol tawasulan, dan sederet ritual berakhiran -an lainnya udah layak jd ustadz. Sayang banget, sepertinya sampai kapanpun aku tak akan bisa seperti mereka, kecuali jika aku dapati kitab ulama yg menerangkan fiqih tahlilan dan kawan-kawannya itu. mustahil.



Kenapa kata ustadz, bahwa shalat itu dimulai dari takbiratul ihram dan di akhiri dgn salam, tp nyatanya diakhiri dgn mengusap muka, ga konnsisten nih, teori sama praktek beda!!!



Kenapa saat khutbah Jum'at berlangsung dijadikan lomba tidur,,ya sih saat khotbah tak boleh bicara, tp bukan berarti tidur kan??



Kenapa saat keluarga meninggal malah pesta makan-makan?? bukannya sedih..



Kenapa Why Selalu Always, Tetapi But Tidak Pernah Never? Karena because itu that!!



Footnote,

http://pecintasunnah.blogspot.com/search/label/Niat

http://pecintasunnah.blogspot.com/2010/07/hukum-mengolok-olok-orang-yang-teguh.html

http://pecintasunnah.blogspot.com/2010/05/budaya-pengkultusan-kuburan.html

http://pecintasunnah.blogspot.com/2010/04/hukum-tentang-beribadah-di-kuburan.html

http://pecintasunnah.blogspot.com/search/label/Ilmu

http://pecintasunnah.blogspot.com/2010/07/tahlilan-dalam-pandangan-wali-songo.html

http://pecintasunnah.blogspot.com/2010/05/ngalap-berkah-ala-jahiliyyah.html

Komentari · SukaTidak Suka · Bagikan

*
*
Agus Hadian, Nusiendah Rahman, dan Lulu Meellaty El-kamel menyukai ini.
*
o
Lulu Meellaty El-kamel jiah, judul'a kocak..
karena because itu that..!!
26 September jam 20:24 melalui Facebook Seluler · SukaTidak Suka
o
Khusen Ibnu Rawin Aswaja ‎@ lulu.. Kocak.. Syukurlah, aku sedang berusaha mengembalikan selera humorku yg dulu hilang..
Betul..betul..betul.. Itulah kata terakhir dr note ini, kau akan temui nanti bila aku ke warnet lagi lanjutin note aneh ini.
27 September jam 2:39 melalui Facebook Seluler · SukaTidak Suka
o
Nusiendah Rahman Nunggu sambungannya....
27 September jam 16:37 melalui Facebook Seluler · SukaTidak Suka
o
Khusen Ibnu Rawin Aswaja
Alhamdulillah, dgn izin Allah ana bs melanjutkan note gazebo ini yg telah antum nanti-nanti (makanya tiap ana mau ngelanjutin note ini, katakan "ah ntar aja nanti") sepekan lamanya. Sengaja ana buat lebih ringkas dr naskah sebenarnya yg ter...tumpuk di otak ini tentang pertanyaan "kenapa" agar tdk menyita waktu yg lama.

Mungkin antum heran, "kenapa aku di tag dlm note ga ilmiah ini?"
Entahlah, setidaknya antum bs melakukan perbandingan dan bersyukur bahwa kasus yg antum hadapi tak serumit kasusku ini.

Semua pertanyaan kenapa dlm note ini tak usah antum jawab, karena ana tak butuh jawaban, tp butuh solusi (bukan lakban). Dan ana jg tdk ingin menambah beban pikiran antum.Lihat Selengkapnya
04 Oktober jam 3:54 melalui Facebook Seluler · SukaTidak Suka · 1 orangMemuat...
o
Hartati Qamar jadi ? So what gitu loh ... afwan, 'ga nyambung ya nanda ... sabar
04 Oktober jam 21:30 · SukaTidak Suka
o
Khusen Ibnu Rawin Aswaja
Yah..beginilah aku dan orang2 di sekitarku.. Makanya aku ga betah tinggal di sini, mending di purwakarta aja, di sana banyak yg sayang padaku.. (ONH-nya jg lbh murah).
Adapun di sini, orangtua yg punya anak gadis bilang, "jangan nikah sama p...emuda yg 'nongkrong'nya di masjid, ntar km cuma dikasih makan yasin." bgitu kira2 katanya, tp dgn menggunakan bahasa Jawa versi Cirebon.
Untungnya di sini ada jg ustadz yg tegar di atas Sunnah, tp udah mah cuma atu-atunya, beliau sering sakit, rumahnya cukup jauh, beliau ga ngisi di kampung ana dan kampung tetangga, sebab di kampungku beliau 'ga laku', ga pake nyanyi2 sih ceramahnya, ga asyik. Biasa nanggep odong2 ama organ tunggal sih, jd gtu.

Dan aku udah jelaskan bahwa penampilanku ini (yg berjenggot & celana diatas mata kaki) bukan dr LDII, MUHAMMADIYYAH, PERSIS atau NARSIS..PLIIS. Lihat Selengkapnya
05 Oktober jam 1:49 melalui Facebook Seluler · SukaTidak Suka · 1 orangMemuat...
o
Khusen Ibnu Rawin Aswaja
‎@ bunda HQ.. Makasih bunda, udah meluangkan waktumu yg berharga buat menyimak 'sedikit' unek-unek dr manusia asing ini. Aku adukan kelemahanku ini pd-Nya.

@ akh priagung.. pecintasunnah.blogspot adalah blog milikku, sebagian isinya kuketik ...sendiri, sebagian lg copas dr grup ma'had....Wangong yg antum kelola, ana minta izin publikasikan.

@ oby..
maaf.. Aku udah *sebagian text hilang*Lihat Selengkapnya
05 Oktober jam 3:06 melalui Facebook Seluler · SukaTidak Suka
o
Khusen Ibnu Rawin Aswaja
‎@ priagung.. Syukron udah mengizinkan. Aku tafsirkan Diam berarti tandanya itu IYA.

@ Oby.. Aku diam bukan berarti marah, bukan jg setuju, bukan pula sombong, bukan pula tanda aku tak tahu.
Aku diam karena aku emang pendiam, dan aku tahu ala...san aku untuk diam.

@ khusen.. Aku heran padamu, kau benci org berbuat maksiat, tp kau pun berbuat maksiat yg berbeda dgn yg mereka lakukan. Kau kira aku tak tahu.. Aku diam bukan tak tahu, aku diam karena aku ingin melihatmu bertaubat tanpa paksaan dariku. Bersihkanlah hatimu, ada seseorang yg menunggumu di sana, temui dia dgn wajah berseri-seri..

@ santriwan/(i) masjid al-ikhlash.. Kaka senantiasa mendoakan kebaikan untuk kalian, jangan kalian bikin akun fb, sungguh ini bikin kecanduan!!

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan kasih komentar, dengan syarat menjaga adab-adabnya, tidak mengandung kata-kata kotor, makian dan sebagainya. Dan kami tidak melayani perdebatan atas sesuatu yang telah jelas dari al-Qur'an, as-Sunnah dan Ijma', namun jika ada hal yang masih samar, silahkan tanyakan

Kritik dan Sarannya tafadhol

Blog Sahabat Sunnah