Satu hal yang menjadi renungan bagi saya pagi ini adalah tentang bagaimana ALLAH menciptakan saya. Sejenak saya coba merenung dan mencoba menerawang jauh ke belakang bahwasanya ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala yang Maha Pencipta sudah menciptakan manusia pertama Adam alaihi salam dari tanah dengan ucapan Kun dan Fayakun (terjadi maka terjadilah).
Kisah Adam alaihi salam ini menjadi pemahaman saya dari semenjak kecil, saya masih ingat waktu itu guru mengaji saya mengisahkan tentang kisah Adam alaihi salam ini. Padahal sebelumnya pada masa anak-anak, sebagaimana anak-anak lainnya, saya sering bertanya kepada orang tua saya, dari mana saya berasal, dari mana ibu dan ayah berasal, dari mana pula kakek-nenek berasal. Selanjutnya … dan selanjutnya dari mana pula makhluk yang berkembang biak sampai sekarang, alam dan semuanya yang ada di bumi ini berasal.
Ketika orang tua saya menjawab pertanyaan saya, bahwa semuanya adalah ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala yang menciptakan. Saya yakin dengan kekuasaanNya yang begitu besar, ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala adalah Maha Pencipta dan Maha Kuasa. Menurut saya fakta ini tak terbantahkan.
Ketika saya membuka Al Quran saya temukan kalam ALLAH seperti berikut:
“ ... ... Dia ciptakan dan yang memulai penciptaan manusia dri tanah, kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani).” [QS As-Sajdah (Sujud)/32: 7-8]
Berdasarkan ayat tersebut saya ingat pelajaran Biologi semasa di SMP (Sekolah Menengah Pertama), bahwa makhluk hidup berevolusi seiring dengan perjalanan waktu dan manusia sekarang merupakan evolusi dari ‘binatang berupa monyet’, demikian teori Darwin. Sungguh ketika merenungkan Ayat Al Qur’an, surat As-Sajadah (Sujud)/32: 7-8, itu ternyata teori Darwin merupakan teori sekuler yang menafikan peran Tuhan dalam penciptaan. Dan karena itu saya berselindung kepada ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala dari pemahaman sesat itu.
Dari cerita Adam alaihi salam , saya ingat pula Siti Hawa, Nabi Isa alaihi salam, dan kita semua. Subhanallah, ternyata Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah menciptakan manusia dengan 4 cara; Pertama, menciptakan manusia tanpa bapak dan ibu yakni Adam alaihi salam ; Kedua, menciptakan manusia dari bapak saja yakni Siti Hawa ; Ketiga, menciptakan manusian dari ibu saja, Isa alaihi salam dan ; Keempat, menciptakan manusia dari bapak dan ibu, yakni kita semua.
Selanjutnya saya terus mencoba melakukan pencarian dalam Al Quran tentang bagaimana proses penciptaan saya. Ternyata Allah Subhanahu Wa Ta'ala menggambarkannya dengan sangat jelas.
”Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik” [QS Al-Mu'minun (Orang-orang yang Beriman)/23 :14]
Sungguh begitu durhakanya saya ini, ketika Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah menciptakan sebaik-baiknya saya, tapi terkadang saya melupakan atau lalai dari mengingat-Nya. Seharusnya saya bersyukur dan menyadari sedalam-dalamnya tentang proses dan sebab akibat kejadian saya ini. Bahwasanya diri saya ini hadir ke dunia dari tetes air yang hina yang notabenenya adalah sari pati tanah juga, tidak membawa suatu apapun ke dunia ini.
Saya pun melanjutkan perenungan, setelah saya dihidupkan lalu bagaimana pula nanti ? Yaitu mati. Sebagaimana ada awal dan ada pula akhir. Sebagaimana cerita yang pernah saya dengar dari semenjak kecil, bahwa setelah Allah Subhanahu Wa Ta'ala mematikan kita, akan ada lagi kehidupan. Artinya Allah membangkitkan saya setelah saya mati ? Bukankah saya sudah hancur dan menjadi tulang belulang di dalam tanah ?
Ketika saya renungkan, tidak ada yang patut dipertanyakan. Karena bagi Allah Subhanahu Wa Ta'ala itu sangatlah mudah. Bukankah Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah melihatkan bagaimana 4 proses penciptaan seperti yang saya tuliskan dalam paragraf sebelumnya. Allah Subhanahu Wa Ta'ala sangat mudah menciptakan Adam tanpa ada bapak dan ibu, Allah Subhanahu Wa Ta'ala sangat mudah menciptakan Siti Hawa hanya dari tulang rusuk Adam, Allah juga sangat mudah menciptakan Isa alaihi salam hanya dengan adanya Ibu saja, Allah pun sangat mudah menciptakan saya dengan adanya ibu dan bapak saya.
Terus kenapa saya harus ragu kalau Allah Subhanahu Wa Ta'ala nanti mampu membangkitkan saya setelah tulang belulang saya hancur dalam tanah ?
Kembali perenungan ini saya gali dari Al Quran, Subhanallah, ternyata Allah Subhanahu Wa Ta'ala benar-benar menunjukan kekuasaanNya. “Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang-belulangnya ? Bahkan Kami mampu menyusun (kembali) jari-jemarinya dengan sempurna.” [QS Al-Qiyamah (Hari Kiamat)/75: 3-4)
Nah, atas fakta ini, saya yakin dan sungguh yakin bahwasanya bagi Allah Subhanahu Wa Ta'ala sangatlah mudah.
Lalu, kembali kepada diri saya, tidak ada lagi yang harus saya sombongkan, Allah Subhanahu Wa Ta'ala adalah segala-galanya. Saya bertekad untuk berusaha semampu saya untuk menyembahNya. Sesuai dengan iman dan Islam saya.
Lalu saya pun bertanya pada diri saya, bagaimana menyembah Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang telah menciptakan saya dan telah menentukan hidup dan mati serta yang akan membangkitkan saya setelah mati nanti ?
Bagaimana caranya yaa ? Setelah merenung dan membuka beberapa referensi buku tentang bagaimana cara makhluk berkomunikasi dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, saya pun akhirnya menemukan jawaban. Cara menyembah dan berkomunikasi dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala Sang Pencipta adalah mengikuti Sunnah Rasulullah Muhammad Solollohu 'Alaihi Wasallam.
Kenapa ? Karena inilah menurut saya, hikmah Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengangkat seorang Rasul ke permukaan bumi untuk mengajarkan cara beribadah dan menyembah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Menurut saya hanya Rasul-lah yang paling tahu cara yang benar menyembah Allah Subhanahu Wa Ta'ala, karena ia langsung dituntun oleh Allah melalui malaikat Jibril yang diutus oleh Nya.
Menurut pemahaman ini, saya berkesimpulan dalam kehidupan ini, selayaknya saya harus mengikuti sunnah Rasulullohi Sollollohu Alaihi Wasallam, karena dengan mengikuti jejaknya-lah saya berbuat benar dalam berkomunikasi dan beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, sesuai yang diinginkan sesungguhnya oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Masih dalam Al Quran Allah berfiman: “Katakanlah, jika kamu (benar-benar) mencintai Allah Subhanahu Wa Ta'ala, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [QS Ali-Imran (Keluarga Imran)/3: 31]
Saya berlindung kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dari perbuatan ibadah dan komunikasi dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang hanya berdasarkan akal dan hawa nafsu saya atau bi’dah mengada-ada dalam beribadah. Sungguh saya akan mencoba mengikuti yang dicontohkan oleh Muhammad Rosulullohi Sollollohu 'Alaihi Wasallam.
Salah satu contoh Rasulullohi Sollollohu 'Alaihi Wasallam untuk beribadah kepadanya adalah dengan cara berdoa. Setelah saya membaca hadistnya ternyata Baginda Rasulullohi Sollollohu 'Alaihi Wasallam pernah bersabda:
“Doa itu bermanfaat untuk apa yang sudah terjadi dan apa yang belum terjadi. Oleh karena itu hendaknya kalian, hai hamba-hamba Allah berdoalah. (HR Al-Hakim)
Bahkan Allah pun mememerintahkan supaya berdoa, dan mengikuti perintahNya dan yakin kepadaNya secara bulat, supaya kita selalu berada dalam jalan yang benar.
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." [QS Al-Baqarah (Sapi Betina)/2: 186]
Berdasarkan renungan ini, sudah selayaknya saya menyadari sesungguhnya saya berasal dari Allah SWT dan dikembalikan kepada-Nya. Apabila saya dalam hidup ini mengalami sakit jasmani, rohani, ditimpakan kesusahaan dan maupun masalah apapun, sudah sewajarnya saya meminta solusi atau pertolongan Allah SWT melalui doa-doa. Karena begitulah cara yang diajarkan oleh Muhammad Sollollohu Alllaihi Wasallam sebagai Rasulnya dan bahkan diperintahkan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Jadi tak ada lagi yang harus saya sombongkan, ketika saya diberikan kelebihan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala di dunia meski saya dapatkan dari usaha banting tulang dan peras keringat. Karena akhirnya toh saya akan kembali kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala tanpa membawa apa-apa kecuali amal baik dan buruk yang saya lakukan sekarang. Subhanallah, Astagfirullah wa syukrillah. Wallahu ‘alam bisawab.
http://www.mahabbatullah.tk/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan kasih komentar, dengan syarat menjaga adab-adabnya, tidak mengandung kata-kata kotor, makian dan sebagainya. Dan kami tidak melayani perdebatan atas sesuatu yang telah jelas dari al-Qur'an, as-Sunnah dan Ijma', namun jika ada hal yang masih samar, silahkan tanyakan