Pendekar Sunnah - Abu Fajri Khusen's Blog

Rabu, 05 Mei 2010

Aku Dapat 8 Pelajaran

Suatu hari Syaqiiq Al-Balkhi(1) bertanya kepada salah seorang muridnya yang bernama Hatim Al-Asham(2): “Hai Hatim engkau telah bersama denganku dalam waktu yang cukup lama maka apa saja yang telah engkau pelajari ?, Hatim Al-Asham menjawab: Aku telah mempelajari/mengetahui delapan perkara:

1. Aku memandang kepada makhluk, maka aku melihat setiap mereka mempunyai kekasih, namun apabila telah sampai ke kuburan, niscaya ia berpisah dengan kekasihnya. Maka aku mengambil perbuatan baik menjadi kekasihku. Agar tatkala aku masuk ke dalam kuburan nanti, akan masuk juga kekasihku bersamaku.
2. Aku memperhatikan firman Allah : ((وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى))
“dan menahan jiwanya dari mengikuti hawanafsu" ( Surah Nazi'aat:40 ).
Maka aku bersungguh-sungguh untuk menahan hawa nafsu, sehingga tetaplah aku taat kepada Allah ".
3. Aku memandang kepada semua makhluk, maka aku melihat bahwa tiap-tiap orang yang memiliki suatu benda berharga, maka dia akan memelihara benda tersebut. Kemudian aku memperhatikan firman Allah :(( مَا عِندَكُمْ يَنفَدُ وَمَا عِندَ اللّهِ بَاقٍ))

" Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal.”( Surah an Nahl : 96 ).

Oleh sebab itu setiap kali aku memiliki harta yang mempunyai harga dan bernilai, maka segera aku serahkan dan simpankan kepada Allah, semoga harta itu akan kekal dan terpelihara disisi-Nya.

4. Aku melihat kepada manusia, mereka kembali kepada harta, kebangsawanan, dan kemuliaan. Yang tampaknya bagiku itu semua tak berarti. Kemudian aku perhatikan firman Allah:إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُم)) ))
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu” ( Surah al hujurot: 13 ).
Oleh karena itu aku melakukan sesuatu dengan penuh ketaqwaaan agar aku menjadi orang yang mulia disisi Allah".
5. Aku melihat kepada manusia yang mana mereka itu saling mendengki. maka aku perhatikan firman Allah :

نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُم مَّعِيشَتَهُم))))
" Kamilah yang membagi-bagikan penghidupan diantara mereka dalam kehiduapn ini "( Surah Az-Zukhruf : 32 ).
Maka aku tinggalkan sifat dengki tersebut.

6. Aku memandang kepada makhluk ini, yang ternyata mereka bermusuh-musuhan satu sama lain.Maka aku kembali kepada firman Allah :

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا))))
" Sesungguhnya syaithan itu adalah musuh bagi kamu maka perlakukanlah dia sebagai musuh " ( Surah Fathir : 6 ).
Maka dengan ayat ini, aku memandang bahwa setan itulah musuhku, oleh sebab itu aku meninggalkan permusuhan dan menjadikan syaithan saja satu-satunya musuh bagiku.
7. Aku memandang kepada makhluk ini semua, maka aku melihat masing-masing mereka menghinakan dirinya untuk mencari rizki(mencarinya dengan cara yang diharamkan Alloh). Kemudian aku perhatikan firman Allah :

وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِي الأَرْضِ إِلاَّ عَلَى اللّهِ رِزْقُهَا))))

" Dan tidaklah ada daripada makhluk yang melata di bumi ini kecuali Allah telah menjamin rezekinya " ( Surah Hud : 6 ).

Maka dengan ayat ini aku menyibukkan diri dalam mengerjakan kewajibanku kepada Allah,dan meninggalkan apa yang tidak Alloh tulis(rizki)kan untukku.

8. Aku melihat manusia masing-masing bersandar kepada perniagaannya,perusahaannya dan juga ada yang bersandar kepada kesehatannya.Kemudian aku memperhatikan firman allah :

وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ))))

" Barangsiapa yang menyandarkan dirinya(bertawakkal) kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya " ( surah at Thalaq : 3 ).

Maka aku bertawakkal hanya kepada Allah, karena Aku yakin Alloh akan mencukupkan segala keperluanku.
“Mudah-mudahan kita semua dapat mengambil hikmahnya.


((Mukhtashor Minhajul Qosidin hal:18))

Fn:

(1). Namanya Abu Ali Syaqiq bin Ibrahim Al-balkhi, wafat pada tahun 149 H / 810 M, Beliau adalah guru Hatim Al-Asham.

(2). Nama lengkapnya adalah Abu Abdi Rahman Hatim bin Alwan, terkenal dengan gelar Al-Asham. Wafat pada tahun 237 H / 751 M, dia termasuk tokoh besar dikhurasan, Beliau merupakan salah seorang murid Syaikh Syaqiq Al-Balkhi. Hatim dijuluki Al-Asham bukanlah dikarenakan ia tuli, akan tetapi dikarenakan ia pernah berpura-pura tuli untuk menjaga kehormatan seseorang hingga ia dijuluki dengan Al-Asham(orang yang tuli).Suatu hari Syaqiiq Al-Balkhi(1) bertanya kepada salah seorang muridnya yang bernama Hatim Al-Asham(2): “Hai Hatim engkau telah bersama denganku dalam waktu yang cukup lama maka apa saja yang telah engkau pelajari ?, Hatim Al-Asham menjawab: Aku telah mempelajari/mengetahui delapan perkara:

1. Aku memandang kepada makhluk, maka aku melihat setiap mereka mempunyai kekasih, namun apabila telah sampai ke kuburan, niscaya ia berpisah dengan kekasihnya. Maka aku mengambil perbuatan baik menjadi kekasihku. Agar tatkala aku masuk ke dalam kuburan nanti, akan masuk juga kekasihku bersamaku.
2. Aku memperhatikan firman Allah : ((وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى))
“dan menahan jiwanya dari mengikuti hawanafsu" ( Surah Nazi'aat:40 ).
Maka aku bersungguh-sungguh untuk menahan hawa nafsu, sehingga tetaplah aku taat kepada Allah ".
3. Aku memandang kepada semua makhluk, maka aku melihat bahwa tiap-tiap orang yang memiliki suatu benda berharga, maka dia akan memelihara benda tersebut. Kemudian aku memperhatikan firman Allah :(( مَا عِندَكُمْ يَنفَدُ وَمَا عِندَ اللّهِ بَاقٍ))

" Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal.”( Surah an Nahl : 96 ).

Oleh sebab itu setiap kali aku memiliki harta yang mempunyai harga dan bernilai, maka segera aku serahkan dan simpankan kepada Allah, semoga harta itu akan kekal dan terpelihara disisi-Nya.

4. Aku melihat kepada manusia, mereka kembali kepada harta, kebangsawanan, dan kemuliaan. Yang tampaknya bagiku itu semua tak berarti. Kemudian aku perhatikan firman Allah:إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُم)) ))
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu” ( Surah al hujurot: 13 ).
Oleh karena itu aku melakukan sesuatu dengan penuh ketaqwaaan agar aku menjadi orang yang mulia disisi Allah".
5. Aku melihat kepada manusia yang mana mereka itu saling mendengki. maka aku perhatikan firman Allah :

نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُم مَّعِيشَتَهُم))))
" Kamilah yang membagi-bagikan penghidupan diantara mereka dalam kehiduapn ini "( Surah Az-Zukhruf : 32 ).
Maka aku tinggalkan sifat dengki tersebut.

6. Aku memandang kepada makhluk ini, yang ternyata mereka bermusuh-musuhan satu sama lain.Maka aku kembali kepada firman Allah :

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا))))
" Sesungguhnya syaithan itu adalah musuh bagi kamu maka perlakukanlah dia sebagai musuh " ( Surah Fathir : 6 ).
Maka dengan ayat ini, aku memandang bahwa setan itulah musuhku, oleh sebab itu aku meninggalkan permusuhan dan menjadikan syaithan saja satu-satunya musuh bagiku.
7. Aku memandang kepada makhluk ini semua, maka aku melihat masing-masing mereka menghinakan dirinya untuk mencari rizki(mencarinya dengan cara yang diharamkan Alloh). Kemudian aku perhatikan firman Allah :

وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِي الأَرْضِ إِلاَّ عَلَى اللّهِ رِزْقُهَا))))

" Dan tidaklah ada daripada makhluk yang melata di bumi ini kecuali Allah telah menjamin rezekinya " ( Surah Hud : 6 ).

Maka dengan ayat ini aku menyibukkan diri dalam mengerjakan kewajibanku kepada Allah,dan meninggalkan apa yang tidak Alloh tulis(rizki)kan untukku.

8. Aku melihat manusia masing-masing bersandar kepada perniagaannya,perusahaannya dan juga ada yang bersandar kepada kesehatannya.Kemudian aku memperhatikan firman allah :

وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ))))

" Barangsiapa yang menyandarkan dirinya(bertawakkal) kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya " ( surah at Thalaq : 3 ).

Maka aku bertawakkal hanya kepada Allah, karena Aku yakin Alloh akan mencukupkan segala keperluanku.
“Mudah-mudahan kita semua dapat mengambil hikmahnya.


((Mukhtashor Minhajul Qosidin hal:18))

Fn:

(1). Namanya Abu Ali Syaqiq bin Ibrahim Al-balkhi, wafat pada tahun 149 H / 810 M, Beliau adalah guru Hatim Al-Asham.

(2). Nama lengkapnya adalah Abu Abdi Rahman Hatim bin Alwan, terkenal dengan gelar Al-Asham. Wafat pada tahun 237 H / 751 M, dia termasuk tokoh besar dikhurasan, Beliau merupakan salah seorang murid Syaikh Syaqiq Al-Balkhi. Hatim dijuluki Al-Asham bukanlah dikarenakan ia tuli, akan tetapi dikarenakan ia pernah berpura-pura tuli untuk menjaga kehormatan seseorang hingga ia dijuluki dengan Al-Asham(orang yang tuli).

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan kasih komentar, dengan syarat menjaga adab-adabnya, tidak mengandung kata-kata kotor, makian dan sebagainya. Dan kami tidak melayani perdebatan atas sesuatu yang telah jelas dari al-Qur'an, as-Sunnah dan Ijma', namun jika ada hal yang masih samar, silahkan tanyakan

Kritik dan Sarannya tafadhol

Blog Sahabat Sunnah