“Artinya ; Tetapi kedua tangan Allah itu terbuka.” [Al-Maidah : 64]
Dan Allah itu mempunyai tangan kanan :
“Artinya ; Dan langit itu dilipat tangan kanan Allah.” [Az-Zumar : 67]
Dan Allah juga mempunyai wajah:
”Artinya ; Segala sesuatu akan hancur kecuali wajah Allah.” [Al-Qshash : 88]
“Artinya : Dan tetap kekal wajah Tuhanmua yang mempunyai kebesarandan kemuliaan.” [Ar-Rahman : 27]
Allah juga mempunyai telapak kaki, ini berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Artinya ; Sehingga Allah meletakkan telapak kakinya di Jahannam.” [10]
Allah tertawa terhadap hamba-hamba-Nya yang mu’min, sesuai dengan sabda rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada orang yang terbunuh dalam jihad fi sabilillah, bahwa kelak akan bertemu dengan Allah, dan Allah tertawa kepadanya.” [11]
Allah turun setiap malam ke langit yang terdekat dengan bumi, berdasarkan hadits Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam: tentang hal itu. Mata Allah tidak pecak sebelah, sesuai dengan hadits Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa : “Dajjal itu picak sebelah matanya, sedangkan Allah tidak picak mata-Nya.” [12]
Orang-orang mukmin kelak akan melihat Allah pada hari kiamat dengan mata kepala mereka, seperti halnya mereka melihat bulan purnama. Allah juga punya jari-jemari berdasarkan hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Tidak ada satu buah hati kecuali ia berada di antara jari-jari Allah Ar-Rahman.” [13]
Pengertian sifat ini di mana Allah telah mensifati diri-Nya sendiri dan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam: juga mensifati-Nya, tidak dapat diketahui hakikatnya oleh akal dan fikiran. Orang yang tidak mendengar keterangan tentang hal itu tidak dapat disebut kafir. Apabila ia telah mendengar sendiri secara langsung, maka ia wajib meyakininya seperti halnya kita harus menetapkan sifat-sifat itu tanpa mentasybihkan (menyerupakan) Allah dengan makhluk-Nya, sebagaimana juga Allah tidak menyerupakan makhluk apapun dengan diri-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Artinya : Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Allah, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” [Asy-Syura: 11] [14]
[Disalin dari kitab I'tiqad Al-A'immah Al-Arba'ah edisi Indonesia Aqidah Imam Empat (Abu Hanifah, Malik, Syafi'i, Ahmad), Bab Aqidah Imam Syafi'i, oleh Dr. Muhammad Abdurarahman Al-Khumais, Penerbit Kantor Atase Agama Kedutaan Besar Saudi Arabia Di Jakarta]
_________
Foote Note
[10]. Shahih Bukhari, Kitab At-Tafsir VII/594, Shahih Muslim Kitab Al-Jannah IV/2187
[11]. Shahih Bukhari Kitab Al-Jihad VI/39, Shahih Muslim, Kitab Al-Imarat III/1504
[12]. Shahih Bukhari, Kitab Al-Fitan XIII/91, Shahih Muslim, Kitab Al-Fitan IV/2248
[13]. Musnad Al-Imam Ahmad bin Hanbal IV/182. Sunan Ibn Majah I/72, Mustadrak Al-Hakim I/525. Al-Ajiri, Asy-Syari’ah hal. 317, Ibn Mandah, Ar-Rad
[14]. Aqidah Imam Syafi’I ini dinukil dari sebuah manuskrip yang tersimpan di Perpustakaan Pusat Universitas Leiden, Belanda.
Kembali ke Pesan Sunting Langganan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan kasih komentar, dengan syarat menjaga adab-adabnya, tidak mengandung kata-kata kotor, makian dan sebagainya. Dan kami tidak melayani perdebatan atas sesuatu yang telah jelas dari al-Qur'an, as-Sunnah dan Ijma', namun jika ada hal yang masih samar, silahkan tanyakan