Pendekar Sunnah - Abu Fajri Khusen's Blog

Selasa, 23 Februari 2010

Hal - Hal yang dibolehkan bagi wanita haid....bag 2 (Tamat)

8. Suami makan dan minum dengan isterinya yang sedang haid. Ini juga perbuatan yang dibolehkan.

Diriwayatkan dari Aisyah, ia berkata : “Aku minum pada saat haid, kemudian aku memberikan minuman itu kepada Nabi Shallallahu’alaihi wa Sallam, lalu beliau meletakkan bibirnya pada tempat dimana aku minum. Aku menggigit daging pada saat aku haid, kemudian aku memberikan nya kepada Nabi lalu beliau meletakkan bibirnya pada tempat dimana aku menggigitnya.” [Shahih : Diriwayatkan oleh Muslim, Abu Dawud, an-Nasa’i, Ibnu Majah]

9. Wanita yang haid berkhidmat pada suaminya, seperti mencuci kepada nya, menyisir rambutnya dan merapikan nya. Diriwayatkan dari Aisyah, ia berkata : “Aku pernah menyisir rambut Rasulullah Shallallahu’alaihi a Sallam pada waktu aku sedang haid.” [Shahih : Diriwayatkan Bukhari dan Muslim]

10. Tidur bersama suaminya didalam satu selimut. Ini boleh, dalilnya adalah hadits berikut ini :
Diriwayatkan oleh Ummu Salamah, ia berkata : “Ketika aku berbaring bersama Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam dalam satu selimut, tiba – tiba aku haid. Lalu aku keluar dan memakai pakaian haidku. Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam bertanya, “Apakah engkau haid?” Aku menjawab “Iya” Beliaupun memanggilku, lalu aku tidur bersama beliau didalam satu selimut.” [Shahih : Diriwayatkan Bukhari dan Muslim]

Imam An-Nawawi didalam kitab nya Syarah Muslim (I/954) berkata :
“Didalam hadis ini terdapat dalil tetang bolehnya wanita haid tidur dan berbaring bersama suaminya dalam satu selimut.....”

11. Bercumbu dengan suaminya, selama tidak berhubungan badan. Ini juga boleh bagi wanita yang sedang haid. Bercumbu atau bermain – main dengan suami nya, selama dia tidak melakukan hubungan badan. Hal ini berdasarkan hadis Masruq Radhiyallahu’anhu (Semoga Allah meridhainya)

Masruq Radhiyallahu’anhu bahwa beliau bertanya kepada Aisyah Radhiyallahu’anha :
”Sesungguhnya aku ingin bertanya kepada mu tetang sesuatu tetapi aku malu.” Lalu Aisyah berkata : ”Aku adalah ibu mu (Ummahatul Mukminin) dan engkau adalah anak ku.” Lalu Masruq berkata, ”Apa yang boleh dilakukan oleh seorang suami terhadap isterinya ketika ia sedang haid?” Aisyah menjawab : ”Semua (tubuh) nya (halal) untuk mu kecuali kemaluan.” [Shahih : Diriwayatkan oleh Ath-Thabari dalam Tafsir nya (IV/378) dengan sanad shahih dari beberapa jalur]

Juga berdasarkan hadis, Maimunah Radhiyallahu’anha, bahwasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam biasa bercumbu dengan isteri beliau ketika dalam keadaan haid, Dia (yakni Isteri Rasulullah) memakai kain sarung sampai bagian pertengahan paha atau lututnya lalu di ikat nya ke pinggang nya.” [Shahih : Diriwayatkan oleh Abu Dawud, dishahihkan oleh Al-Albani]

Juga hadis Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam :
”Lakukanlah apa saja kecuali nikah (berjima’)” [Shahih : Diriwayatkan oleh Muslim, Abu Dawud, Nasa’i, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah]

Dengan demikian, berakhir sudah pembahasan tetang masalah haid. Alhamdulillah, hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan ilmu yang bermanfaat.


Insya’ Allah kita akan masuk kedalam pembahasan “Bagaimana mandi haid berdasarkan Al-Quran dan as-Sunnah....?” Semoga Allah memberikan manfaat kepada saya, kepada antum yang membaca nya dan kepada kaum muslimin seluruh nya. Silahkan mencopy atau menyebarkan apa yang kami tulis ini

Bagi antum yang ingin bertanya atau memberi saran dan kritik, kirimkan saja ke dinding saya atau ke inbox atau ke no 085266015224. Afwan (Maaf) saya tidak akan menjawab permasalahan haid lagi, apabila pembahasan haid ini sudah selesai. Pembahasan haid ini akan saya masukkan kedalam website saya www.prima89.blogspot.com, insya Allah setelah saya sederhanakan.

Saya saran bagi para akhwat (wanita) yang ingin mempelajari tetang hukum fiqih khusus wanita, membeli kitab yang berjudul aslinya : Fiqhus Sunnah li Nisaa’i wa maa Yajibu an Ta’rifuhu Kullu Muslimatin minal Ahkaam, sudah diterjemahkan dengan judul “Ensiklopedi Fikih Wanita”, karya Syaikh Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim. Diterbitkan oleh Pustaka Ibnu Katsir. Ada 2 jilid. Buku ini bagus dan sudah dikoreksi oleh 3 Ulama Besar, yakni Syaikh Abu Abdillah Mushthafa bin al-Adawi, Syaikh Abu Abdillah bin al-‘Isawi dan Syaikh Abu Umair bin Arafah al-Mishri.

Dan saya sarankan bagi antum untuk download kajian dengan para masyaikh dan ustadz – ustadz di website http://www.radiorodja.com/ Silahkan antum dowload kajian apa yang diperlukan. Akan tetapi dilarang untuk diperjual belikan.

Saya rasa buku ini cukup bagi antum yang ingin mengetahui fiqih seputar wanita, dan saya sedang mempelajari kitab ini. Jika ada yang ragu dari kitab ini bisa kita diskusikan. Insya’Allah, hanya kepada Allah saya memohon balasan kebaikan. Saya tutup dengan doa kaffaratul majelis

سبحانك الّلهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلاّ أنت أستغفرك وأتوب إليك
وصلّى الله على محمّد وعلى آله وصحبه وسلّم
وآخردعوانا :
أن الحمدلله ربّ العلمين

Ditulis : Padang : Ahad (Minggu), 30 Safar 1431 H / 14 Februari 2010 M

Penulis :
Prima Saputra (Abu Abdullah)

[Semoga Allah mengampuni saya, kedua orangtua saya, seluruh keluarga saya dan kaum muslimin seluruh nya.]

DAFTAR PUSTAKA BULETIN INI DAN YANG SEBELUM NYA :
1. Fiqh Martuhu Muslimah, diterjemahkan dengan judul “Fikih Wanita”, Syaikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin. Pustaka Akbar.

2. Fiqhus Sunnah li Nisaa’i wa maa Yajibu an Ta’rifuhu Kullu Muslimatin minal Ahkaam, diterjemahkan dengan judul “Ensiklopedi Fikih Wanita”, Syaikh Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim. Pustaka Ibnu Katsir.

3. Shahih Fiqh as-Sunnah wa Adillatuhu wa Taudhih Madzahib al-A’immah, diterjemahkan dengan judul “Shahih Fiqih Sunnah”, Syaikh Abu Malik Kamal bin as-Sayyyid Salim. Pustaka At-Tazkia.

4. Al-Mulakhkhash Al-Fiqhi, diterjemahkan dengan judul “Ringkasan Fikih Islam”, Syaikh DR Shalih bin Fauzan bin Abdullah al-Fauzan. Pustaka Darul Falah

5. Al-Wajiz Fiqhis Sunnah wal Kitabil Aziz, diterjemahkan “Al-Wajiz-Enskilopedi Fikih Islam”, Syaikh Abdul Azhim Al-Badawi al-Khalafi. Pustaka As-Sunnah.

6. Al-Fiqhul Islamy wa Adillatuhu, diterjemahkan dengan judul “Fikih Thaharah”, DR Wahbah Al-Zuhaiy. Pustaka Media Utama.

7. kitab Hadis yang enam, Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Ibnu Majah, Sunan Tirmidzi, Sunan Nasa’i, Shahih Abu Dawud karya Al-Albani, Shahih Ibnu Majah karya Al-Albani dan buku yang lain nya

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan kasih komentar, dengan syarat menjaga adab-adabnya, tidak mengandung kata-kata kotor, makian dan sebagainya. Dan kami tidak melayani perdebatan atas sesuatu yang telah jelas dari al-Qur'an, as-Sunnah dan Ijma', namun jika ada hal yang masih samar, silahkan tanyakan

Kritik dan Sarannya tafadhol

Blog Sahabat Sunnah