Mukhtashar Tafsir al Baqarah Ayat 16 AFK |
Baiklah, kita lanjutkan pembahasan kita.
أُولَئِكَ
الَّذِينَ اشْتَرَوُا الضَّلالَةَ بِالْهُدَى فَمَا رَبِحَتْ تِجَارَتُهُمْ
وَمَا كَانُوا مُهْتَدِينَ
Mereka itulah orang
yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung
perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk.
1. I'rob Ayat
أُولَئِكَ
الَّذِينَ اشْتَرَوُا الضَّلالَةَ بِالْهُدَى
Isim Isyarat ulaaika adalah Mubtada’,
dan kalimat alladziinasytaro-wudldlolaalata adalah Khobarnya,
dimana kata al-ladziina adalah Isim Mausul,
dan fi’il Madhi isytarou adalah Silahnya,
dan kata adl-dlolaalata adalah Maf’ulnya,
dan Jar Majrur bil-huudaa adalah Muta’alliq
dengan fi’il Madhi isytarou.
فَمَا رَبِحَتْ
تِجَارَتُهُمْ
Kata fa adalah huruf Athaf yang
artinya maka, dan kata maa adalah Maa
Nafiyah/yang meniadakan, dan kata robihat
adalah fi’il Madhi, dimana ta yang
bersukun diakhirnya menunjuk kepada makna perempuan,
dan Mudhof Mudhof Ilaihi tijaarotuhum adalah Fa’il
dari fi’il Madhi robihat.
وَمَا كَانُوا
مُهْتَدِينَ
Kata huruf Wawu mengathafkan kalimat
sesudahnya kepada kalimat sebelumnya yakni
kalimat maa robihat tijaaarotuhum, dan kata maa
adalah Maa Nafiyah/yang meniadakan, dan fi’il Madhi kaanuu
adalah terdiri dari kaana dan Isimnya yang
Khobarnya adalah kata muhtadiin.
2. Tafsir.
(Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk) artinya
mengambil kesesatan sebagai pengganti petunjuk (maka tidaklah beruntung perniagaan mereka) bahkan sebaliknya
mereka merugi, karena membawa mereka ke dalam neraka yang menjadi tempat
kediaman mereka untuk selama-lamanya.
(Dan tidaklah mereka mendapat petunjuk) disebabkan perbuatan mereka itu.
(Dan tidaklah mereka mendapat petunjuk) disebabkan perbuatan mereka itu.
Tentang firman-Nya, "Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk.", dalam tafsirnya, as Suddi, dari Ibnu Mas'ud dan beberapa orang Sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, berkata: "Mereka mengambil kesesatan dan meninggalkan petunjuk."
Ibnu Ishaq berkata, dari Ibnu 'Abbas, tentang firman-Nya ini : "Artinya membeli kekufuran dengan keimanan."
Kesimpulan dari pendapat para
mufassiriin di atas, bahwa orang-orang munafik itu menyimpang dari
petunjuk/al huda dan jatuh dalam kesesatan/adh dholaalah.
Itulah makma firman-Nya: "Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan pet...unjuk."
Artinya mereka menukar petunjuk dengan kesesatan.
Ini juga berlaku bagi orang yang kafir setelah beriman (murtad), seperti firman-Nya: "Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, lalu menjadi kafir lagi, lalu hati mereka dikunci mati."
QS. Al Munafiqun: 3
Itulah makma firman-Nya: "Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan pet...unjuk."
Artinya mereka menukar petunjuk dengan kesesatan.
Ini juga berlaku bagi orang yang kafir setelah beriman (murtad), seperti firman-Nya: "Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, lalu menjadi kafir lagi, lalu hati mereka dikunci mati."
QS. Al Munafiqun: 3
Ataupun bagi mereka yang lebih suka kesesatan daripada petunjuk, seperti halnya kelompok kaum munafik lainnya, dan keadaan mereka memang bermacam-macam. Makanya, Allaah Ta'ala berfirman: "famaa robihat tijaarotuhum, wamaa kaan...uu muhtadiin" (Maka tidak menguntungkan perniagaan meseka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk/hidayah."
Maksudnya, perniagaan yang mereka lakukan itu tidak mendapatkan keuntungan dan tidak pula mereka mendapat petunjuk pada apa yang mereka lakukan.
Ibnu Jaril dari Qatadah tentang ayat: "famaa robihat tijaarotuhum, wamaa kaanuu muhtadiin" (Maka tidak menguntungkan perniagaan meseka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk/hidayah." berkata: "Demi Allah, kalian menyaksikan mereka telah keluar dari petunjuk menuju kepada kesesatan, dari persatuan menuju kepada perpecahan, dari rasa aman menuju kepada ketakutan, dari sunnah menuju bid'ah."
Hal yang sama juga diriwayatjan nleh Ibnu Abi Hathm, dari Yazid bin Zurai', dari Sa'id, dari Qatadah.
Berkata Abu Fajri Khusen,
dari ustadzunaa Johan Maksudi : "Orang yang menukar hidayah dengan
kesesatan, mereka sama dengan monyet yang dikasih emas batangan, tapi
emasnya dilempar lalu ngambil pisang. Tak masalah, itu monyet, kaidah
monyet beda lagi.
Kita jangan seperti monyet.."
Kita jangan seperti monyet.."
Hati-hati yang sudah malas
ngaji.
Kita memohon kepada Allah Ta'ala agar istiqomah diatas hidayah.
Jangan sampai hidayah yang kita peroleh ini terlepas dari kita.
Maka dari itu kita senantiasa berdoa: "Ya Robb kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha pemberi."
QS. Ali Imran: 8.
Kita memohon kepada Allah Ta'ala agar istiqomah diatas hidayah.
Jangan sampai hidayah yang kita peroleh ini terlepas dari kita.
Maka dari itu kita senantiasa berdoa: "Ya Robb kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha pemberi."
QS. Ali Imran: 8.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan kasih komentar, dengan syarat menjaga adab-adabnya, tidak mengandung kata-kata kotor, makian dan sebagainya. Dan kami tidak melayani perdebatan atas sesuatu yang telah jelas dari al-Qur'an, as-Sunnah dan Ijma', namun jika ada hal yang masih samar, silahkan tanyakan