Pendekar Sunnah - Abu Fajri Khusen's Blog

Sabtu, 20 Maret 2010

Membongkar Kesesatan Doraemon Cs

Anak-anak ibarat "kertas putih" yang dapat dituliskan apa saja pada
dirinya. Pada masa anak-anak, apa saja yang dilihat dan didengar dapat
membekas di dalam sanubarinya yang masih polos, jika telah terukir di
dalam hatinya, akan tergambar dan tersalurkan jika kelak mereka
menjadi dewasa.

Tidak dipungkiri lagi, banyak beredar kisah-kisah menarik yang dikemas
sedemikian rupa agar disukai anak-anak; kebanyakannya termasuk
kisah-kisah fiktif yang dibumbui dengan cerita-cerita kebohongan,
syirik, kebobrokan akhlaq, dan gambar bernyawa.

Walhasil, kita dapat melihat betapa banyak anak-anak muslim yang lebih
mengenal tokoh-tokoh fiktif hasil produksi orang-orang kafir daripada
mengenal tokoh-tokoh muslim, seperti para sahabat, dan ulama' Salaf;
betapa banyak anak-anak muslim yang menghafal cerita-cerita khurafat
dibandingkan kisah-kisah penuh ibroh (pelajaran) yang telah
diceritakan dan diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya -Shollallahu
`alaihi wasallam-

Ketika anak-anak bergerombol di depan televisi tak ada satu orang tua
pun yang bergeming dan prihatin sikap anak-anaknya. Padahal apabila
kita perhatikan, maka nasib anak-anak kita berada dalam kondisi
memprihatinkan. Bagaimana tidak, sementara film-film kartun tersebut
mengajarkan kepada mereka pelanggaran-pelanggaran syariat Allah dan
Rasul-Nya -Shollallahu `alaihi wasallam-

Tulisan yang ada di depan Anda ini akan membongkar kesesatan, dan
penyimpangan beberapa film kartun yang paling populer di tengah-tengah
masyarakat yang menyesatkan dan meninabobokkan cikal bakal umat ini.

* Doraemon si Boneka Ajaib

Konon kabarnya, Doraemon bisa pergi menjelajah di masa lalu dan di
masa yang akan datang. Katanya, ia dapat mengadakan sesuatu yang belum
ada menjadi ada dengan "kantong ajaibnya". Dalam kartun, ia
digambarkan sebagai tempat untuk dimintai segala sesuatu yang ghaib
oleh temannya. Lihatlah bagaiman film kartun tersebut betul-betul
menyimpang dari aqidah.

Segala sesuatu telah ditetapkan waktu dan ajalnya oleh Allah -Ta'ala-.
Makhluk tak mampu mengatur waktu, baik itu memajukannya atau
mengundurkannya. Makhluk tak akan mampu menyebrang dari zaman kekinian
menuju zaman lampau atau sebaliknya.

Allah -Ta'ala- berfirman,

"Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu. Maka apabila telah datang
waktunya, mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan
tidak dapat (pula) memajukannya". (QS. Al-A'raaf: 34)

Kartun Doraemon telah mengajarkan aqidah (keyakinan) batil dalam benak
anak-anak kita tentang adanya makhluk yang memiliki kemampuan yang
menyamai Allah -Ta'ala- ; makhluk ini mampu mengadakan segala sesuatu
yang belum ada menjadi ada. Padahal telah paten dalam Al-Qur'an dan
Sunnah bahwa tak ada makhluk yang mampu melakukan segala sesuatu yang
ia kehendaki, karena itu semua ada dalam kekuasaan Allah; itu hanyalah
sifat yang dimiliki Allah. Dia berfirman,

"Akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya". (QS.
Al-Baqoroh:253)

" Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang dia
kehendaki". (QS.Huud :107)

Tak terasa si Doraemon pun mengajari anak kecil untuk meminta dan
berdoa kepada selain Allah dalam perkara yang tak mampu dilakukan oleh
seorang makhluk, hanya bisa dilakukan oleh Allah -Ta'ala- . Allah
-Azza wa Jalla- berfirman,

"Dan Sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka
janganlah kamu menyeru (berdoa) kepada seseorangpun di dalamnya di
samping Allah". (QS. Al-Jin:18 ).

Abu Abdillah Al-Qurthubiy-rahimahullah- berkata, "Firman Allah ini
adalah celaan bagi orang-orang musyrikin saat mereka berdoa kepada
selain Allah di samping Allah di Masjidil Haram. Mujahid berkata,
"Dulu orang-orang Yahudi dan Nashrani, jika masuk ke gereja, dan kuil
mereka, maka mereka mempersekutukan Allah (dalam beribadah). Maka
Allah memerintahkan Nabi-Nya, dan kaum mukminin agar mereka memurnikan
doanya hanya kepada Allah, jika mereka masuk ke semua masjid". [Lihat
Al-Jami' li Ahkam Al-Qur'an (19/21)]

* Dragon Ball

Cerita ini dalam film ini banyak mengandung unsur kebatilan, seperti
adanya penyembahan dewa-dewa seperti Dewa Emperor, Dewa Bumi, Dewa
Gunung, Dewa Naga, dan lain-lain. Keyakinan ini seluruhnya berasal
dari agama Budha, Hindu dan Shinto yang penuh dengan kebatilan dan
kesesatan, sementara Allah hanyalah meridhoi Islam sebagai agama yang
benar.

Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. (QS.
Ali Imron : 19)

Mufassir ulung, Al-Imam Ibnu Katsir-rahimahullah- berkata, "Firman
Allah -Ta'ala- tersebut merupakan pengabaran dari-Nya bahwa tak ada
agama di sisi-Nya yang Dia terima dari seorang pun selain Islam, yaitu
mengikuti para Rasul dalam perkara yang mereka diutus oleh Allah
dengannya dalam setiap zaman sampai mereka (para rasul itu) ditutup
dengan Muhammad -Shollallahu `alaihi wasallam- yang telah menutup
semua jalan menuju kepada-Nya, selain dari arah Muhammad -Shollallahu
`alaihi wasallam-. Barangsiapa yang setelah diutusnya Muhammad
-Shollallahu `alaihi wasallam- menemui Allah dengan suatu agama yang
tidak berdasarkan syari'atnya, maka agama itu tak akan diterima".
[Lihat Tafsir Al-Qur'an Al-Azhim (1/471)]

Jadi, agama apapun selain Islam, seperti agama Buddha, Hindu, Shinto,
dan lainnya, semuanya tak akan diterima oleh Allah, dan pelakunya akan
merugi, karena kekafiran dirinya. Allah -Ta'ala- berfirman,



"Barangsiapa mencari agama selain agama islam, Maka sekali-kali
tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat
termasuk orang-orang yang rugi". (QS. Ali Imron: 85 )

Seorang Imam Ahli Tafsir, Abul Fadhl Mahmud Al-Alusiy-rahimahullah-
berkata dalam menafsirkan ayat ini, "Allah -Ta'ala- menjelaskan bahwa
barangsiapa yangsetelah diutusnya Nabi Shallallahu `alaihi wa sallam-
memilih selain syari'at beliau, maka agama itu tak akan diterima
darinya. Sedangkan diterimanya sesuatu adalah diridhoinya, dan
diberikannya balasan bagi pelakunya atas perbuatan itu". [Lihat Ruh
Al-Ma'aniy (3/215)]

Jika kita telah mengetahui kebatilan agama selain Islam, maka tak
layak bagi kita dan anak-anak kita untuk berbangga, meniru, dan memuji
orang-orang kafir itu, dan gaya hidup mereka, apalagi sampai memilih
agama mereka sebagai pedoman hidup !! Jauhkanlah anak-anak kita dari
orang-orang kafir, jangan sampai mereka bangga dengan orang-orang
kafir. Bersihkanlah mulut dan telinga mereka dari istilah-istilah
orang-orang kafir, dan paganisme dengan jalan membersihkan rumah kita
dari benda pembawa petaka (televisi) yang berisi tayangan yang
mendangkalkan, bahkan menghanguskan agama. Kita harus baro' (berlepas
diri) dari orang-orang kafir, dan sembahan-sembahan mereka,

"Sesungguhnya Telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim
dan orang-orang yang bersama dengan Dia; ketika mereka berkata kepada
kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari
daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari
(kekafiran)mu, dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan
kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja".
(QS. Al-Mumtahanah: 04).

Ayat ini mengajarkan kepada kita agar punya pendirian terhadap
orang-orang kafir. Kita harus tegas dalam menampakkan keyakinan kita.
Jangan malah kita yang bangga dan tertipu dengan kekafiran mereka,
karena hanya sekedar kemajuan semu yang mereka capai di dunia ini.
Allah -Ta'ala- berfirman,

"Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang
kafir bergerak di dalam negeri-negeri". (QS.Ali Imran : 196).

Imam Para Ahli Tafsir, Abu Ja'far Ath-Thobariy-rahimahullah- berkata,
"Allah -Ta'ala Dzikruh- melarang Nabi-Nya -Shallallahu `alaihi wa
sallam- agar jangan tertipu dengan bergerak (bebas)nya orang-orang
kafir di negeri-negeri, dan penangguhan Allah bagi mereka, padahal
mereka berbuat syirik, mengingkari nikmat-nikmat-Nya, dan beribadahnya
mereka kepada selain-Nya". [Lihat Jami' Al-Bayan (3/557)]

Jadi, bebasnya mereka di muka bumi ini, dan majunya mereka dalam
segala lini kehidupan jangan membuat kita tertipu dengan mereka,
sehingga akhirnya tak lagi mengingkari kekafiran mereka, dan malah
memilih sikap toleran bersama mereka dalam urusan agama (aqidah,
ibadah, akhlaq, dan lainnya).

* Sincan (Simbol Anak Durhaka)

Sincan adalah anak yang sering mendurhakai kedua orang tuanya, dia
suka berbohong, mengeluarkan kata-kata yang kurang ajar kepada kedua
orang tuanya, dan suka membuat orang tuanya marah dan jengkel. Jadi,
jangan heran kalau banyak anak-anak yang meniru watak Sincan tersebut,
karena telah terpengaruh oleh cerita kartun tersebut.

Allah -Ta'ala- berfirman,

"Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain
dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau
kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah"
dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia". (QS. Al-Isroo': 23 ).

Nabi -Shollallahu `alaihi wasallam- sebutkan diantara dosa-dosa besar,

"Menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua". Kemudian Beliau
-Shollallahu `alaihi wasallam- duduk -sebelumnya bersandar- sambil
bersabda, "Ingatlah, dan juga perkataan dusta". [HR. Al-Bukhoriy dalam
Shohih-nya (2511), Muslim Shohih-nya (87), At-Tirmidziy Sunan-nya
(1901), Ahmad Musnad-nya (20401)]

Abu Amr Ibnush Sholah-rahimahullah- berkata, "Mungkin bisa dikatakan,
Taat kepada kedua orang tua adalah wajib dalam segala sesuatu yang
bukan maksiat; menyelisihi perintah keduanya dalam hal itu adalah
kedurhakaan". [Lihat Umdah Al-Qoriy (13/216)]

Jadi, termasuk dosa besar, jika seseorang mencela, membentak,
merendahkan orang tuanya. Semua ini adalah bentuk-bentuk durhaka yang
terlarang di dalam agama kita yang memiliki aturan yang amat sempurna !!

www.almakassari.com

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan kasih komentar, dengan syarat menjaga adab-adabnya, tidak mengandung kata-kata kotor, makian dan sebagainya. Dan kami tidak melayani perdebatan atas sesuatu yang telah jelas dari al-Qur'an, as-Sunnah dan Ijma', namun jika ada hal yang masih samar, silahkan tanyakan

Kritik dan Sarannya tafadhol

Blog Sahabat Sunnah