“Hiduplah semaumu, kamu pasti akan mati. Cintailah siapa saja yang kamu suka, kamu sendiri akan menjauhinya. Berbuatlah sekendakmu, pasti mendapatkan balasannya dan kamu sendiri yang bertanggung jawab”.
(Hr. Thabrani)
Sahabat, telah panjang perjalanan yang kita lalui, tak terhitung berapa tempat telah kita singgahi, tak tergambar berapa jumlah hari-hari yang telah terlewati dan tak dapat kita ketahui berapa desah napas yang keluar dari mulut kita setiap hari. Sungguh, kalaulah bukan karena anugerah dan limpahan kasih sayang Allah, tak mungkin kita mampu melawati semua keindahan itu. Tetapi disekian begitu banyaknya orang yang bersyukur, tidak kalah banyaknya orang yang kufur. Disekian banyaknya orang yang taat, tidak kalah hebatnya orang-orang yang sesat dan disekian banyaknya orang-orang yang merambah kejalan taubat, masih terlihat juga orang-orang yang tetap dalam maksiat.
Telah berlalu begitu banyak peristiwa yang kita saksikan. Seperti; hancurnya setiap kepongahan, leburnya tirani kesombongan bahkan peristiwa kematian yang mengharukan. Namun semua kejadian itu tak jua membuat kita bergerak untuk merenungkannya, sepertinya itu hanya rangkaian tragedi hidup yang biasa; seperti drama panggung yang dipertontonkan. Renungkanlah nasehat
Imam Hasan Basyri:
“Wahai anak Adam, sesungguhnya kamu hanyalah merupakan kumpulan dari hari-hari, setiap kali hari berlalu akan berlalu pula bagian umurmu”.
Sahabat, para ahli bijak mengungkapkan; manakala manusia dibangkitkan dari kubur dan dipaparkan apa yang telah di perbuatnya untuk diberikan balasan, ahli surga akan dimasukan ke dalam surga dan ahli neraka akan di masukan kedalam neraka. Saat itulah mereka yang di masukan kedalam neraka berharap kalau-kalau mereka dikembalikan lagi ke dunia untuk berbuat baik, tetapi semua itu hanyalah kesia-siaan. Karena masa berbuat kebaikan telah habis dan saat pembalasan telah datang. Sejalan dengan ungkapan Allah lewat firman-Nya:
“Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka jahannam; mereka tidak di binasakan sehingga mereka mati dan tidak )pula) diringankan dari mereka azabnya. Demikianlah Kami membalas setiap orang yang sangat kafir. Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: “Ya Rab kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang kami kerjakan”. Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan ?. Maka rasakanlah (azab kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun”. (Al-Fathir:36-37).
Apa yang dapat kita ambil dari sumber yang maha benar ini. Sebuah peringatan dari yang maha benar, yaitu penyesalan dipenghujung hari, tetapi tak ada lagi kesempatan untuk memperbaiki diri, dan kita tak lagi mungkin dapat kembali. Allah telah culup memberikan kesempat kepada setiap manusia yang memungkinkannya melaksanakan apa yang telah diwajibkan-Nya. Maka akibat dari kelalaian itu, hanya penyesalan yang kita dapatkan, hanya kesengsaraan yang kita rasakan dan kesakitan yang selalu kita dapatkan. Bertaubalah sebelum azal datang menjelang.
Sahabat, dalam pertukaran malam dan siang, ada pelajaran yang seharusnya kita pikirkan, ada kebaikan yang mestinya selalu bertambah dalam keseharian, dan ada kesadaran yang sejatinya semakin kita perlihatkan. Sebab setiap bergulirnya hari, tetapi tak ada perbaikan pada diri, berapa lamapun kita hidup semuanya tidak akan mempunyai arti. Para ulama menganggap, suatu pengingkaran terhadap nikmat dan pendurhakaan terhadap zaman, apabila hari berlalu tanpa dapat dimanfaatkan untuk meraih kebaikan. Seorang penyair berkata: “Bila hari berlalu dihadapanku,sedang aku tidak dapat mengambil petunjuk dan ilmu darinya, maka ia bukanlah umurku”
Semoga Allah menjadikan kebaikan pada hari-hari yang terlewati, menghadirkan kemudahan bagi jiwa untuk selalu mensucikan diri, mengampuni setiap kelalaian yang kerap menyelimuti hati. Abu Bakr Ash-Shiddiq ra selalu berdoa; ”Ya Allah, janganlah Engkau membiarkan kami dalam kesengsaraan, dan janganlah engkau menyiksa kami karena kelalaian, serta janganlah Engkau menjadikan kami termasuk golongan orang-orang yang lalai”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan kasih komentar, dengan syarat menjaga adab-adabnya, tidak mengandung kata-kata kotor, makian dan sebagainya. Dan kami tidak melayani perdebatan atas sesuatu yang telah jelas dari al-Qur'an, as-Sunnah dan Ijma', namun jika ada hal yang masih samar, silahkan tanyakan