berkata: Rasulullah shallallahu
‘ alaihi wasallam telah bersabda
tentang tanda-tanda kiamat:
ﻳﺘﻘﺎﺭﺏ ﺍﻟﺰﻣﺎﻥ ﻭﻳﻘﺒﺾ ﺍﻟﻌﻠﻢ
ﻭﺗﻈﻬﺮ ﺍﻟﻔﺘﻦ ﻭﻳﻠﻘﻰ ﺍﻟﺸﺢ ﻭﻳﻜﺜﺮ
ﺍﻟﻬﺮﺝ ﻗﺎﻟﻮﺍ ﻭﻣﺎ ﺍﻟﻬﺮﺝ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻘﺘﻞ
“Zaman (waktu) semakin dekat
(pendek), ilmu (agama) dicabut,
banyaknya fitnah (kekacauan),
kekikiran merajalela, dan
banyak terjadi al-harj. ” Para
sahabat bertanya, “Apa itu al-
harj?” Beliau menjawab,
“Pembunuhan.” (HR. Al-Bukhari
no. 7061 dan Muslim no. 4827)
Dari Zubair bin ‘Adi dia berkata:
Kami pernah mendatangi Anas
bin Malik radhiallahu anhu untuk
mengutarakan kepadanya keluh
kesah kami tentang ulah para
jamaah haji. Maka dia menjawab:
ﺍﺻﺒﺮﻭﺍ ﻓﺈﻧﻪ ﻟﺎ ﻳﺄﺗﻲ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﺯﻣﺎﻥ
ﺇﻟﺎ ﺍﻟﺬﻱ ﺑﻌﺪﻩ ﺷﺮ ﻣﻨﻪ ﺣﺘﻰ ﺗﻠﻘﻮﺍ
ﺭﺑﻜﻢ ﺳﻤﻌﺘﻪ ﻣﻦ ﻧﺒﻴﻜﻢ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ
ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
“Bersabarlah kalian, sebab
tidaklah kalian berada pada
suatu zaman melainkan zaman
setelahnya lebih buruk
daripadanya, sampai kalian
menjumpai Rabb kalian. Aku
mendengar hal ini dari Nabi
kalian shallallahu ‘alaihi
wasallam.” (HR. Al-Bukhari no.
7068)
Hudzaifah bin Al-Yaman
radhiallahu anhuma berkata:
ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻳﺴﺄﻟﻮﻥ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ
ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻋﻦ ﺍﻟﺨﻴﺮ ﻭﻛﻨﺖ
ﺃﺳﺄﻟﻪ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﺮ ﻣﺨﺎﻓﺔ ﺃﻥ ﻳﺪﺭﻛﻨﻲ
ﻓﻘﻠﺖ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻧﺎ ﻛﻨﺎ ﻓﻲ
ﺟﺎﻫﻠﻴﺔ ﻭﺷﺮ ﻓﺠﺎﺀﻧﺎ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻬﺬﺍ ﺍﻟﺨﻴﺮ
ﻓﻬﻞ ﺑﻌﺪ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺨﻴﺮ ﻣﻦ ﺷﺮ ﻗﺎﻝ
ﻧﻌﻢ ﻗﻠﺖ ﻭﻫﻞ ﺑﻌﺪ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﺸﺮ ﻣﻦ
ﺧﻴﺮ ﻗﺎﻝ ﻧﻌﻢ ﻭﻓﻴﻪ ﺩﺧﻦ ﻗﻠﺖ ﻭﻣﺎ
ﺩﺧﻨﻪ ﻗﺎﻝ ﻗﻮﻡ ﻳﻬﺪﻭﻥ ﺑﻐﻴﺮ ﻫﺪﻳﻲ
ﺗﻌﺮﻑ ﻣﻨﻬﻢ ﻭﺗﻨﻜﺮ ﻗﻠﺖ ﻓﻬﻞ ﺑﻌﺪ
ﺫﻟﻚ ﺍﻟﺨﻴﺮ ﻣﻦ ﺷﺮ ﻗﺎﻝ ﻧﻌﻢ ﺩﻋﺎﺓ
ﻋﻠﻰ ﺃﺑﻮﺍﺏ ﺟﻬﻨﻢ ﻣﻦ ﺃﺟﺎﺑﻬﻢ ﺇﻟﻴﻬﺎ
ﻗﺬﻓﻮﻩ ﻓﻴﻬﺎ ﻗﻠﺖ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ
ﺻﻔﻬﻢ ﻟﻨﺎ ﻗﺎﻝ ﻫﻢ ﻣﻦ ﺟﻠﺪﺗﻨﺎ
ﻭﻳﺘﻜﻠﻤﻮﻥ ﺑﺄﻟﺴﻨﺘﻨﺎ ﻗﻠﺖ ﻓﻤﺎ
ﺗﺄﻣﺮﻧﻲ ﺇﻥ ﺃﺩﺭﻛﻨﻲ ﺫﻟﻚ ﻗﺎﻝ ﺗﻠﺰﻡ
ﺟﻤﺎﻋﺔ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻭﺇﻣﺎﻣﻬﻢ ﻗﻠﺖ ﻓﺈﻥ
ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻟﻬﻢ ﺟﻤﺎﻋﺔ ﻭﻟﺎ ﺇﻣﺎﻡ ﻗﺎﻝ
ﻓﺎﻋﺘﺰﻝ ﺗﻠﻚ ﺍﻟﻔﺮﻕ ﻛﻠﻬﺎ ﻭﻟﻮ ﺃﻥ
ﺗﻌﺾ ﺑﺄﺻﻞ ﺷﺠﺮﺓ ﺣﺘﻰ ﻳﺪﺭﻛﻚ
ﺍﻟﻤﻮﺕ ﻭﺃﻧﺖ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ
“Orang-orang biasa bertanya
kepada Rasulullah shallallahu
‘ alaihi wasallam tentang
kebaikan sementara aku biasa
bertanya kepada beliau tentang
keburukan karena khawatir
jangan-jangan aku terkena
keburukan itu. Maka aku
bertanya, “Wahai Rasulullah,
dahulu kami dalam masa jahiliah
dan keburukan, lantas Allah
datang dengan membawa
kebaikan ini, maka apakah
setelah kebaikan ini akan ada
keburukan lagi ?” Nabi
menjawab, “Ya.” Saya
bertanya, “Apakah sesudah
keburukan itu akan ada
kebaikan lagi ?” Beliau
menjawab, “Ya, tapi ketika itu
sudah ada kabut.” Saya
bertanya, “Apa yang anda
maksud dengan kabut itu?”
Beliau menjawab, “Adanya
sebuah kaum yang memberikan
petunjuk dengan selain
petunjuk yang aku bawa.
Engkau kenal mereka namun
pada saat yang sama engkau
juga mengingkarinya. ” Saya
bertanya, “Adakah setelah
kebaikan itu akan ada
keburukan lagi ?” Nabi
menjawab, “Ya, yaitu adanya
dai-dai yang menyeru menuju
pintu jahannam. Siapa yang
memenuhi seruan mereka,
niscaya mereka akan
menghempaskan orang itu ke
dalam jahannam. ” Aku bertanya,
“Wahai Rasulullah, tolong
beritahukanlah kami tentang
ciri-ciri mereka !” Nabi
menjawab, “Mereka memiliki kulit
seperti kulit kita, juga berbicara
dengan bahasa kita. ” Saya
bertanya, “Lantas apa yang
anda perintahkan kepada kami
ketika kami menemui hari-hari
seperti itu ?” Nabi menjawab,
“Hendaklah kamu selalu
bersama jamaah kaum muslimin
dan imam (pemimpin) mereka !”
Aku bertanya, “Kalau pada
waktu itu tidak ada jamaah kaum
muslimin dan imam bagaimana ?”
Nabi menjawab, “Hendaklah
kamu jauhi seluruh firqah
(kelompok-kelompok) itu,
sekalipun kamu menggigit akar-
akar pohon hingga kematian
merenggutmu dalam keadaan
kamu tetap seperti itu. ” (HR. Al-
Bukhari no. 7084 dan Muslim no.
1847)
Penjelasan ringkas:
Di akhir zaman akan banyak
sekali terjadi fitnah dan
kekacauan dengan semua
bentuknya, dan kekacauan ini
tidak akan berkurang karena
semakin bertambah zaman maka
akan semakin bertambah
kejelekan dan kejelekan. Dan
Nabi shallallahu alaihi wasallam
telah mengabarkan bahwa akan
banyak manusia yang menjadi
korban dari fitnah dan
kekacauan ini, baik yang
menjadi korban adalah jasadnya
maupun agamanya. Dan beliau
shallallahu alaihi wasallam juga
telah mengabarkan bahwa
sebab timbulnya kekacauan ini
adalah karena ilmu agama telah
berkurang, kekikiran
merajalela, pembunuhan yang
sudah dianggap biasa, dan
adanya dai-dai sesat yang
menyeru kepada kebinasaan
dengan mengatasnamakan Islam
dan rakyat kaum muslimin.
Karena hal ini (bertambah
banyaknya kekacauan) sudah
menjadi ketetapan Allah dan
takdir umat ini, maka apapun
yang mereka lakukan maka itu
tidak akan bisa menghilangkan
fitnah dan kekacauan ini secara
menyeluruh. Akan tetapi adalah
bagaimana mengusahakan diri
sendiri untuk menjauh dan tidak
mendekati fitnah dan kekacauan
tersebut serta meminimalisir
kerusakan tersebut dari
sekitarnya. Untuk itu, Nabi
shallallahu alaihi wasallam telah
menuntunkan untuk selalu
komitmen dengan sunnah beliau
shallallahu alaihi wasallam, tidak
ikut-ikut dalam fitnah dan
kekacauan tersebut, tetap
berada di bawah ketataan
kepada penguasa dan bersatu
dengan rakyat kaum muslimin di
negerinya, mengusahakan
terjadinya perdamaian dan
perbaikan semampunya,
bersabar, dan tentunya meminta
kekokohan dari Allah Ta ’ala dari
goncangan fitnah yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan kasih komentar, dengan syarat menjaga adab-adabnya, tidak mengandung kata-kata kotor, makian dan sebagainya. Dan kami tidak melayani perdebatan atas sesuatu yang telah jelas dari al-Qur'an, as-Sunnah dan Ijma', namun jika ada hal yang masih samar, silahkan tanyakan