Pendekar Sunnah - Abu Fajri Khusen's Blog

Sabtu, 16 April 2011

Benarkah Surat Al-Mulk Dapat Menjaga Orang Yang Membacanya Dari Siksa Kubur?


Pertanyaan :
Assalaamu'alaikum..
Apakah surat Al-Mulk benar2
dpt mencegah seorang muslimyg rutin membacanya drtertimpa adzab kubur? Bagaimana derajat haditsnya?


Jawaban :
wa'alaikumus salaam
warahmatullaah..
kita lihat derajat haditsnya..

Hadits Pertama :
ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺑﺸﺎﺭ ﺣﺪﺛﻨﺎ
ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺟﻌﻔﺮ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺷﻌﺒﺔ ﻋﻦ
ﻗﺘﺎﺩﺓ ﻋﻦ ﻋﺒﺎﺱ ﺍﻟﺠﺸﻤﻰ ﻋﻦ ﺃﺑﻰ
ﻫﺮﻳﺮﺓ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻰ -ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ
ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ- ﻗﺎﻝ ﺇﻥ ﺳﻮﺭﺓ ﻣﻦ
ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﺛﻼﺛﻮﻥ ﺁﻳﺔ ﺷﻔﻌﺖ
ﻟﺮﺟﻞ ﺣﺘﻰ ﻏﻔﺮ ﻟﻪ ﻭﻫﻰ ﺳﻮﺭﺓ
ﺗﺒﺎﺭﻙ ﺍﻟﺬﻯ ﺑﻴﺪﻩ ﺍﻟﻤﻠﻚ
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar, telah menceritakan pada kami Muhammad bin Ja ’far, telah menceritakan kepada kami Syu’bah, dari Qotadah, dari ‘Abbas Al Jusyamiy, dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
“ Ada suatu surat dari al qur'an yang terdiri dari tiga puluh ayat dan dapat
memberi syafa'at bagi yang membacanya, sampai dia diampuni, yaitu:
"Tabaarakalladzii biyadihil mulku… (surat Al Mulk)" (HR. Tirmidzi no. 2891, Abu Daud
no. 1400, Ibnu Majah no.3786, dan Ahmad 2/299).

Asy Syaukani rahimahullahmengatakan, “’Abbas Al Jusyamiy tidak diketahui mendengar hadits dari Abu Hurairah. Akan tetapi Ibnu Hibban menyebutkan perowi tersebut dalam Ats Tsiqqot. Hadits tersebut memiliki syahid (penguat) dari hadits yang shahih dari Anas, dikeluarkan oleh Ath Thobroni dalam Al Kabir dengan sanad yang shahih. ”(Nailul Author 2/227)

Penilaian hadits:
1. Abu ‘Isa Muhammad bin ‘Isa At Tirmidzi dalam Al Jaami’ Ash Shohih Sunan At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits tersebut hasan.
2. Abul ‘Abbas Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Al Fatawa (22/277) mengatakan bahwa hadits tersebut shahih.
3. Muhammad bin ‘Ali Asy Syaukani dalam Nailul Author (2/227) mengatakan bahwa hadits tersebut memiliki penguat dengan sanad yang shahih.
4. Syaikh Al Albani dalam Shahih Al Jaami’ (2091) mengatakan bahwa hadits
tersebut hasan.
5. Syaikh Musthofa Al ‘Adawi mengatakan bahwa hadits tersebut tidak shahih. Karena yang mentsiqohkan ‘Abbas Al Jusyamiy hanyalah Ibnu Hibban, tidak yang lainnya.
Sedangkan Ibnu Hibban sudah terkenal sebagai orang yang mutasahil (bermudah-mudahan dalam mentsiqohkan). Namun ada beberapa atsar yang menguatkan hadits ini. (Lihat At Tashil li Ta ’wilit Tanzil Juz-u Tabarok, hal. 64)


Hadits kedua
ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻤﻠﻚ ﺑﻦ
ﺃﺑﻰ ﺍﻟﺸﻮﺍﺭﺏ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻳﺤﻴﻰ ﺑﻦ
ﻋﻤﺮﻭ ﺑﻦ ﻣﺎﻟﻚ ﺍﻟﻨﻜﺮﻯ ﻋﻦ ﺃﺑﻴﻪ
ﻋﻦ ﺃﺑﻰ ﺍﻟﺠﻮﺯﺍﺀ ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ
ﻗﺎﻝ ﺿﺮﺏ ﺑﻌﺾ ﺃﺻﺤﺎﺏ ﺍﻟﻨﺒﻰ
-ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ- ﺧﺒﺎﺀﻩ
ﻋﻠﻰ ﻗﺒﺮ ﻭﻫﻮ ﻻ ﻳﺤﺴﺐ ﺃﻧﻪ ﻗﺒﺮ
ﻓﺈﺫﺍ ﻓﻴﻪ ﺇﻧﺴﺎﻥ ﻳﻘﺮﺃ ﺳﻮﺭﺓ
ﺗﺒﺎﺭﻙ ﺍﻟﺬﻯ ﺑﻴﺪﻩ ﺍﻟﻤﻠﻚ ﺣﺘﻰ
ﺧﺘﻤﻬﺎ ﻓﺄﺗﻰ ﺍﻟﻨﺒﻰ -ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ
ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ- ﻓﻘﺎﻝ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ
ﺇﻧﻰ ﺿﺮﺑﺖ ﺧﺒﺎﺋﻰ ﻋﻠﻰ ﻗﺒﺮ
ﻭﺃﻧﺎ ﻻ ﺃﺣﺴﺐ ﺃﻧﻪ ﻗﺒﺮ ﻓﺈﺫﺍ ﻓﻴﻪ
ﺇﻧﺴﺎﻥ ﻳﻘﺮﺃ ﺳﻮﺭﺓ ﺗﺒﺎﺭﻙ ﺍﻟﻤﻠﻚ
ﺣﺘﻰ ﺧﺘﻤﻬﺎ. ﻓﻘﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ -
ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ» - ﻫﻰ
ﺍﻟﻤﺎﻧﻌﺔ ﻫﻰ ﺍﻟﻤﻨﺠﻴﺔ ﺗﻨﺠﻴﻪ ﻣﻦ
ﻋﺬﺍﺏ ﺍﻟﻘﺒﺮ .« ﻗﺎﻝ ﺃﺑﻮ ﻋﻴﺴﻰ
ﻫﺬﺍ ﺣﺪﻳﺚ ﺣﺴﻦ ﻏﺮﻳﺐ ﻣﻦ
ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻮﺟﻪ. ﻭﻓﻰ ﺍﻟﺒﺎﺏ ﻋﻦ ﺃﺑﻰ
ﻫﺮﻳﺮﺓ.
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdul Malik bin Abu Asy Syawarib
telah menceritakan kepada kami Yahya bin 'Amru bin Malik An Nukri dari Ayahnya dari Abul Jauza` dari Ibnu Abbas, ia berkata; "Sebagian sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membuat kemah di atas pemakaman, ternyata ia tidak mengira jika berada di pemakaman, tiba- tiba ada seseorang membaca surat Tabaarokalladzi bi
yadihil mulk (Maha Suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan) ", sampai
selesai. Kemudian dia datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata;
"Wahai Rasulullah sesungguhnya, aku membuat kemahku di atas kuburan dan saya tidak mengira jika tempat tersebut adalah kuburan, kemudian ada seseorang membaca surat
Tabarok (surat) Al Mulk sampai selesai, " Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Dia adalah penghalang, dia adalah penyelamat yang
menyelamatkannya dari siksa kubur." Abu Isa (At Tirmidzi) berkata; Dari jalur ini, hadits ini hasan gharib. Dan dalam bab ini, ada hadits dari Abu Hurairah. (HR. Tirmidzi no. 2890).

Dalam hadits ini terdapat perowi dho ’if yaitu Yahya bin Amru bin Malik. Yahya bin
Ma ’in, Abu Zur’ah, Abu Daud dan An Nasai menilainya dho ’if. (Tahdzibul Kamal, 20/182)


Penilaian hadits:
1. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini
dho ’if sebagaimana dalam Dho’iful Jaami’ (6101).
2. Syaikh Musthofa Al ‘Adawi mengatakan bahwa sanad hadits ini dho ’if. (Lihat At
Tashil li Ta’wilit Tanzil Juz-u Tabarok, hal. 64)


Hadits ketiga
ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻫﺮﻳﻢ ﺑﻦ ﻣﺴﻌﺮ - ﺗﺮﻣﺬﻯ
- ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺍﻟﻔﻀﻴﻞ ﺑﻦ ﻋﻴﺎﺽ ﻋﻦ
ﻟﻴﺚ ﻋﻦ ﺃﺑﻰ ﺍﻟﺰﺑﻴﺮ ﻋﻦ ﺟﺎﺑﺮ
ﺃﻥ ﺍﻟﻨﺒﻰ -ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ
ﻭﺳﻠﻢ- ﻛﺎﻥ ﻻ ﻳﻨﺎﻡ ﺣﺘﻰ ﻳﻘﺮﺃ
)ﺍﻟﻢ ﺗﻨﺰﻳﻞ( ﻭ )ﺗﺒﺎﺭﻙ ﺍﻟﺬﻯ
ﺑﻴﺪﻩ ﺍﻟﻤﻠﻚ .( ﻗﺎﻝ ﺃﺑﻮ ﻋﻴﺴﻰ
ﻫﺬﺍ ﺣﺪﻳﺚ ﺭﻭﺍﻩ ﻏﻴﺮ ﻭﺍﺣﺪ ﻋﻦ
ﻟﻴﺚ ﺑﻦ ﺃﺑﻰ ﺳﻠﻴﻢ ﻣﺜﻞ ﻫﺬﺍ.
ﻭﺭﻭﺍﻩ ﻣﻐﻴﺮﺓ ﺑﻦ ﻣﺴﻠﻢ ﻋﻦ ﺃﺑﻰ
ﺍﻟﺰﺑﻴﺮ ﻋﻦ ﺟﺎﺑﺮ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻰ -
ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ- ﻧﺤﻮ ﻫﺬﺍ.
ﻭﺭﻭﻯ ﺯﻫﻴﺮ ﻗﺎﻝ ﻗﻠﺖ ﻷﺑﻰ
ﺍﻟﺰﺑﻴﺮ ﺳﻤﻌﺖ ﻣﻦ ﺟﺎﺑﺮ ﻓﺬﻛﺮ
ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ. ﻓﻘﺎﻝ ﺃﺑﻮ ﺍﻟﺰﺑﻴﺮ
ﺇﻧﻤﺎ ﺃﺧﺒﺮﻧﻴﻪ ﺻﻔﻮﺍﻥ ﺃﻭ ﺍﺑﻦ
ﺻﻔﻮﺍﻥ ﻭﻛﺄﻥ ﺯﻫﻴﺮﺍ ﺃﻧﻜﺮ ﺃﻥ
ﻳﻜﻮﻥ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﻋﻦ ﺃﺑﻰ
ﺍﻟﺰﺑﻴﺮ ﻋﻦ ﺟﺎﺑﺮ.
Telah menceritakan kepada kami Huraim bin Mis'ar At Tirmidzi telah menceritakan
kepada kami Al Fadhl bin Iyadh dari Laits dari Abu Az Zubair dari Jabir bahwa,
"Tidaklah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidur hingga beliau membaca Alif laam miim tanzil (surat As Sajdah) dan Tabarokalladzi bi yadihil mulk
(surat Al Mulk)." Abu Isa (At Tirmidzi) berkata, “ Hadits ini diriwayatkan oleh beberapa perawi dari Laits bin Abu Sulaim seperti ini, dan diriwayatkan pula oleh
Mughirah bin Muslim dari Abu Az Zubair dari Jabir dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seperti ini. Zuhair meriwayatkan, katanya; "Aku bertanya kepada Abu Zubair;
"Apakah kamu mendengar dari Jabir?" Ia pun menyebut hadits ini. Abu Az Zubair
mengatakan; Hanya Shafwan atau Ibnu Shafwan yang mengabarkannya kepadaku.
Sepertinya Zuhair mengingkari hadits ini dari Abu Az Zubair dari Jabir.

Penilaian hadits:
1. Ibnu Hajar Al Asqolani mengatakan bahwa hadits inighorib dan ada dua ‘illah
(cacat), yaitu Abu Az Zubair, (seorang perowi mudallis ) yang meriwayatkan dengan
mu ’an’an dan dho’ifnya Al Laits.(Nataij Al Afkar, 3/265)
2. Syaikh Musthofa Al ‘Adawi mengatakan bahwa hadits ini terdapat ‘illah (cacat). Laits bin Abu Sulaim adalah seorang perowi yang dho’if karena seringnya ia keliru.
Juga Abu Az Zubair dinilai sebagai seorang perowi mudallis. Sedangkan di sini ia tidak gunakan lafazh mendengar, namun menggunakan lafazh ‘an (=dari), maka sanad hadits tersebut dho ’if. (Lihat At Tashil li Ta’wilit Tanzil Juz-u Tabarok, hal. 64)


Hadits keempat
ﺃﺧﺒﺮﻧﺎ ﻋﺒﻴﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻜﺮﻳﻢ
ﻭﻗﺎﻝ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﺒﻴﺪ ﺍﻟﻠﻪ
ﺃﺑﻮ ﺛﺎﺑﺖ ﺍﻟﻤﺪﻧﻲ ﻗﺎﻝ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺑﻦ
ﺃﺑﻲ ﺣﺎﺯﻡ ﻋﻦ ﺳﻬﻴﻞ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ
ﺻﺎﻟﺢ ﻋﻦ ﻋﺮﻓﺠﺔ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻮﺍﺣﺪ
ﻋﻦ ﻋﺎﺻﻢ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﺍﻟﻨﺠﻮﺩ ﻋﻦ ﺯﺭ
ﻋﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻣﺴﻌﻮﺩ ﻗﺎﻝ : ﻣﻦ
ﻗﺮﺃ } ﺗﺒﺎﺭﻙ ﺍﻟﺬﻱ ﺑﻴﺪﻩ ﺍﻟﻤﻠﻚ {
ﻛﻞ ﻟﻴﻠﺔ ﻣﻨﻌﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻬﺎ ﻣﻦ ﻋﺬﺍﺏ
ﺍﻟﻘﺒﺮ ﻭﻛﻨﺎ ﻓﻲ ﻋﻬﺪ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ
ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ ﻧﺴﻤﻴﻬﺎ
ﺍﻟﻤﺎﻧﻌﺔ ﻭﺇﻧﻬﺎ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻠﻪ
ﺳﻮﺭﺓ ﻣﻦ ﻗﺮﺃ ﺑﻬﺎ ﻓﻲ ﻛﻞ ﻟﻴﻠﺔ
ﻓﻘﺪ ﺃﻛﺜﺮ ﻭﺃﻃﺎﺏ
Telah menceritakan pada kami ‘Ubaidullah bin ‘Abdil Karim, ia berkata, telah
menceritakan pada kami
uhammad bin ‘Ubaidillah Abu Tsabit Al Madini, ia berkata, telah menceritakan pada kami Ibnu Abi Hazim, dari Suhail bin Abi Sholih, dari ‘Arfajah bin ‘Abdul Wahid, dari ‘Ashim bin Abin Nujud, dari Zarr, dari ‘ Abdullah bin Mas’ud, ia berkata, “Barangsiapa membaca “Tabarokalladzi bi yadihil mulk” (surat Al Mulk) setiap malam, maka Allah akan menghalanginya dari siksa kubur. Kami di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menamakan surat tersebut “al Mani’ah” (penghalang dari siksa kubur). Dia adalah salah satu surat di dalam Kitabullah. Barangsiapa membacanya setiap malam, maka ia telah memperbanyak dan telah berbuat kebaikan.” (HR. An Nasai
dalam Al Kabir 6/179 dan Al Hakim. Hakim mengatakan bahwa sanad hadits tersebut shahih).
Riwayat di atas mauquf, hanya perkataan ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu.

Penilaian hadits:
1. Hakim mengatakan bahwa sanad hadits tersebut
shahih. Sebagaimana dinukilkan oleh Al Mundziri dalam At Targhib wa At Tarhib (2/294).
2. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits tersebut hasan sebagaimana
dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib (1589).

Kesimpulan Pembahasan
Hadits

Dari penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa riwayat yang paling kuat yang membicarakan keutamaan surat Al Mulk adalah riwayat terakhir dari Ibnu Mas ’ud radhiyallahu ‘anhu. Riwayat tersebut bukanlah sabda
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun hanya perkataan Ibnu Mas ’ud radhiyallahu ‘anhu.
Keutamaan surat Al Mulk yang disebutkan dalam riwayat Ibnu Mas ’ud adalah:
1. Surat Al Mulk disebut dengan surat al Mani ’ah, yaitu penghalang dari siksa kubur jika rajin membacanya di malam hari.
2. Membaca surat Al Mulk di malam hari adalah suatu kebaikan.
Catatan penting yang mesti diperhatikan:
Keutamaan surat ini bisa diperoleh jika seseorang rajin membacanya setiap malamnya, mengamalkan hukum-hukum yang terkandung di dalamnya, mengimani berbagai berita yang disampaikan di dalamnya.

Keterangan dari Para Ulama
yang Duduk di Al Lajnah Ad
Daimah (Komisi Fatwa Saudi
Arabia)

Pertanyaan:
Apakah surat Al Mulk (tabaarokalladzi bi yadihil mulk ...) jika dibaca setiap malam akan memberi syafa ’at ketika mati bagi orang yang membacanya?

Jawaban:
Hadits yang membicarakan hal tersebut dikeluarkan oleh Abu Daud dalam sunannya dengan teks: Telah menceritakan pada kami ‘Amr bin Marzuq, telah menceritakan pada kami Syu ’bah, telah menceritakan pada kami Qotadah, dari ‘ Abbas Al Jusyamiy, dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Ada suatu surat dari al Qur'an yang terdiri dari tiga puluh ayat dan dapat memberi syafa'at bagi yang membacanya, sampai dia diampuni, yaitu:
"Tabaarakalladzii biyadihil mulku… (surat Al Mulk)”.
Al Mundziri dalam mukhtashornya mengatakan bahwa hadits tersebut
dikeluarkan oleh An Nasai dan Ibnu Majah. At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits tersebut hasan. Akan tetapi, dalam sanadnya terdapat perowi yang dho ’if.
Oleh karena itu, diharapkan bagi siapa yang mengimani isi surat ini, menghapalkannya, mengharap wajah Allah dengan menarik pelajaran berharga di dalamnya serta mengamalkan hukum yang ada di dalamnya, semoga mendapatkan syafa ’at karena membacanya.
Wa billahit taufiq. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
[Fatwa Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Al ‘Ilmiyyah wal Ifta’, pertanyaan keenam dari fatwa no. 9604, 4/334-335. Yang menandatangani fatwa ini: Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz selaku ketua, Syaikh ‘Abdurrozaq ‘Afifi selaku wakil ketua, Syaikh ‘Abdullah bin Ghudayan selaku anggota].

Semoga kajian dari kami mengenai surat Al Mulk bisa menjadi ilmu yang bermanfaat.
Alhamdulillahilladzi bi ni ’matihi tatimmush sholihaat.

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan kasih komentar, dengan syarat menjaga adab-adabnya, tidak mengandung kata-kata kotor, makian dan sebagainya. Dan kami tidak melayani perdebatan atas sesuatu yang telah jelas dari al-Qur'an, as-Sunnah dan Ijma', namun jika ada hal yang masih samar, silahkan tanyakan

Kritik dan Sarannya tafadhol

Blog Sahabat Sunnah