Pendekar Sunnah - Abu Fajri Khusen's Blog

Jumat, 04 November 2011

I’rob dan Tafsir Basmallah 2 (Revisi)

بسم الله الرحمن الرحيم

I’rob


بِ Harfu jar.
سْمِ Isim majrur mudhof karena ada huruf jar yaitu “bi” hukumnya majrur tandanya kasroh dan jar majrur berkaitan dengan khobar makhdhuf dari mubtada makhduf.
اللَّهِ Mudhaf ilaih juga sebagai man’ut.
ٱلرَّحْمَـٰنِ Na’at pertama majrur.
ٱلرَّحِيمِ Na’at kedua majrur.
بسم الله Khobar makhduf dari mubtada makhduf kandungannya إِبْتِدَائِي َكاِئن ibtidai kaain (aku memulakan segala sesuatu).

Kosa Kata


“الباء” (bi)
Ada beberapa pendapat mengenai fungsi huruf “الباء” (bi):
1.Itsbat (penetapan.)
2.Mensucikan
3.Isti’anah (memohon pertolongan)

إِسْمٌ
إِسْمٌ mempunyai dua arti:

1. Kata yang menyebutkan tentang suatu nama sebagai kata tunjuk. Jika diterjemahkan maka artinya: menyebut nama si anu (sebutkan namanya disini, misalnya Ahmad)
2. Mufrad mudhof (mudhof tunggal), maknanya kata إِسْمٌ disini mengandung seluruh asmaul husna, lebih jelasnya silahkan lihat penjelasan berikutnya.

ألإِسْمُ adalah pecahan dari kata الْسَمُو artinya tinggi, diatas. Maka disebut إِسْمٌ karena pemiliknya berada pada kedudukan yang tinggi diatas. Maksudnya; Allah memiliki sifat-sifat yang agung sebelum maupun sesudah diciptakannya makhluk dan ketika musnahnya semua makhluk, nama-nama dan sifat-sifat Allah tidak berkurang sedikitpun.


اللَّهِ
Kata Allah asal katanya (ada beberapa pendapat):
  1. إلاَهُ seperti wazan فِعَالٌ
  2. لاَ kemudian dimasukkan/diletakkan huruf “al” berfungsi sebagai pengagungan. Kedua pendapat ini dari Saibawiyah.
  3. أَلاَلاَهُ


اللَّهِ adalah nama Allah yang paling agung dan selain-Nya tidak berhak menyandang, memiliki nama ini. Allah berfirman:
هل تعلم له سميا
Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama namanya dengan Dia? (QS. Maryam 65)
Makna kata Allah menurut Ibnu Abbas: yang memiliki uluhiyah, dan hak untuk diibadahi atas semua makhluknya.


ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Berasal dari kata رَحْمَةٌ (rahmat) sebagaimana dijelaskan Ibnu Katsir: Kedua isim tersebut (ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ) pecahan dari الرحمة untuk mubalaghah (degree comparation/kata ter) dan rahman lebih tinggi mubalaghahnya dari rahiim.

رَّحْمَـٰنِ berasal dari رَحْمَةٌ dengan wazan فَعْلاَنٌ
رَّحِيمِ berasal dari رَحْمَةٌ dengan wazan فَعِيْلٌ

Isim ٱلرَّحِيمِ lebih kusus dari isim ٱلرَّحْمَـٰنِ.
ٱلرَّحِيمِ adalah rahmat yang khusus diberikan kepada mukminin saja sedang ٱلرَّحْمَـٰنِ adalah rahmat yang diberikan kepada semua makhluk-Nya.

Isim ٱلرَّحِيمِ juga memiliki pecahan lain yaitu الرَّاحِيْم (dengan alif setelah ro) akan tetapi kata ٱلرَّحِيمِ lebih kuat maknanya dibandingkan dengan الرَّاحِيْم karena ٱلرَّحِيمِ mengandung makna pujian yang rahmat-Nya abadi terus melekat pada diri-Nya. Sedangkan الرَّاحِيْم mengandung makna rahmat yang temporer.

ال “Al” makrifat pada ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ berfungsi sebagai “lilgholbah” (unggul, keunggulan, tanpa tanding). Artinya sifat rahman rahim-Nya tidak terdapat pada selain Allah sebagaimana nama-Nya juga tidak boleh diberikan kepada selain-Nya.

Sifat rahmat Allah diulang dua kali dengan sighah mubalaghah bertingkat, pengulangan penyebutan sifat berfungsi sebagai pengagungan yang disifati (yaitu Allah) atau sebagai penekanan agar lebih mengena dan terasa sifat Allah ini di dalam hati.

Terjemahan Depag
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Asal Penulisan بِسْمِ
بِسْمِ asal penulisannya adalah بِاسْمِ (dengan alif setelah huruf ba). Dihilangkan alif dari penulisannya untuk meringankan karena banyaknya kalimat ini digunakan. Keringan ini khusus untuk kalimat بِسْمِ اللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ sedangkan untuk yang lainnya tidak diperkenankan, contohnya dalam surat Al-Alaq اقرأ باسم ربك الذي خلق, alifnya tidak dihilangkan.

Silang Pendapat Kedudukan Mudhof Pada Ismun

Kata إِسْمٌ didudukkan sebagai mudhof (sebagai sandaran dari mudhof ilaih “Allah”) padahal Allah itu isim? Ingat bahwa nama seseorang, atau nama sesuatu dalam ilmu nahwu digolongkan sebagai isim; yaitu isim ‘alam. Kok bisa kata “nama”( إِسْمٌ , ismun artinya nama) dijadikan sandaran dari sebuah “nama” juga (yaitu nama Allah), karena kata Allah termasuk isim?.

Jawabannya ada dua pendapat:
1.  إِسْمٌ disini maksudnya tasmiyah (menyebut nama, mengucapkan nama, penamaan)
2.  إِسْمٌ kedudukannya bukan sebagai mudhof tetapi mudhofnya makhduf (dibuang) kandungannya بِإسْمِ مُسَمَي الله
3.  إِسْمٌ kedudukannya bukan sebagai mudhof tetapi sebagai ziyadah (tambahan), sebab بِسْمِ asalnya بِاالله (sumpah demi Allah), kemudian ditambahkan kata إِسْمٌ agar:
- Menurut Pendapat Qutrub: Berfungsi sebagai pengagungan dan penyucian tatkala menyebut nama Allah.
- Menurut Pendapat Akhfasy: Mengubah fungsi sumpah kepada fungsi penyucian.

Terjemahan Maknawi
Setelah kita dapat mengetahui kedudukan gramatikal dalam kalimat bismillahirrahmanirrahiim dan arti perkata maka diperoleh beberapa terjemahan:

1. Aku memulai segala sesuatu dengan menetapkan seluruh asma-asma Allah (yang Allah beritakan melalui Kitab-Nya dan Rasul sampaikan melalui sunnahnya). Allah adalah nama Allah yang paling agung yang memiliki uluhiyah, dan hak untuk diibadahi atas semua makhluknya yang memiliki sifat rahman; rahmat yang diberikan kepada semua makhluk-Nya dan yang memiliki sifat rahiim; rahmat yang khusus hanya diberikan kepada kaum mukminin saja.

2. Aku memulai segala sesuatu dengan mengagungkan dan mensucikan Allah yang Maha Tinggi. Allah adalah nama Allah yang paling agung yang memiliki uluhiyah, dan hak untuk diibadahi atas semua makhluknya yang memiliki sifat rahman; rahmat yang diberikan kepada semua makhluk-Nya dan yang memiliki sifat rahiim; rahmat yang khusus hanya diberikan kepada kaum mukminin saja.

3. Tiada daya dan kekuatan padaku, aku memulai segala sesuatu dengan memohon pertolongan kepada Allah dengan menyebut semua asma-asma-Nya. Allah adalah nama Allah yang paling agung yang memiliki uluhiyah, dan hak untuk diibadahi atas semua makhluknya yang memiliki sifat rahman; rahmat yang diberikan kepada semua makhluk-Nya dan yang memiliki sifat rahiim; rahmat yang khusus hanya diberikan kepada kaum mukminin saja.

Tafsir
Aku memulai bacaanku ini, atau do’a, atau amalan apa saja dengan menyebut bismillah. Tidak ada daya dan upaya kekuatan sedikitpun padaku akan tetapi semua amalan ini aku lakukan dengan memohon pertolongan Allah serta mensucikan seluruh asma-asma-Nya.
Ini semua diucapkan dalam setiap permulaan aktivitas baik aktivitas yang berhubungan dengan dien (agama) maupun dunia. Jika Anda telah menghadirkan diri Anda ketika membaca firman Allah dengan memohon pertolongan dan menyadari tiada kekuatan dan upaya selain dari-Nya, merupakan sebab terpenting untuk dapat menghadirkan hati dan menyingkirkan duri-duri yang menghalangi kebaikan.

Rahasia Pensifatan ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Jika penyebutan nama Allah pada kalimat بِسْمِ اللَّهِ sudah mencakup penyebutan seluruh asmaul husna berserta sifat-sifat-Nya termasuk sifat rahman rahiim maka mengapa lafadz Allah disifatkan lagi dengan rahman rahiim? Ingat bahwa إِسْم kedudukannya mufrad mudhof (mudhof tunggal), yang kata إِسْمٌ disini mengandung seluruh asmaul husna. Apa rahasia dan hikmahnya?

  1. Sifat rahmat Allah mendahului sifat murkanya Allah, pengampunan lebih Allah cintai dari pada penghukuman, pemaafan lebih Allah cintai bagi diri-Nya (dzat-Nya) sendiri dari pada siksa karena Allah rahman rahiim.
  2. Agar semua hamba-Nya memahami bahwa seluruh risalah Allah kepada hambanya, yaitu Al-Qur’an, dari awal hingga pungkasannya sebagai rahmat. Maka ketika Allah memulakan basmalah dalam Kitab-Nya dan basmalah dihiasi dengan kalimat rahmani rahiim menunjukkan Al-Qur’an dengan semua kandungannya baik apa-apa yang diharamkan, yang dihalalkan, hukum hudud, syareat-syareat, janji dan ancaman merupakan rahmatan lilalamin bila hamba mengikutinya. Allah berfirman هذا بصائر للناس وهدى ورحمة لقوم يوقنون (“Al Qur’an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini.”) QS. Al-Jatsiyah 20.
  3. Kaedah hubungan antara hamba dengan Rabb (ubudiyah) dan pelaksanaan perintah-perintah dari mashdar tasyri’I (sumber hukum) atau pembebanan/tugas menjalankan syareat dibangun diatas kaedah rahmat, kemudahan dan keringanan. Allah berfirman: لا يكلف الله نفسا إلا وسعها (Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya).


Semoga bermanfaat bagi kami, Islam dan muslimin.
Wallahu’alam

الحمد لله رب العلمين

Referensi
  1. Abi Al-Baqo’ Abdullah bin Al-Husain bin Abdullah Al-Akbari: Min Wujuhil I’rob wal Qiro’at Fi Jami’il Qur’an.
  2. Abdullah Muhammad bin Ajurum: Musykal I’robul Qur’an Al-Karim.
  3. Abu Hayan: I’robul Qur’an min Al-Bahri Al-Muhith.
  4. Akhfasy: Ma’anil Qur’an.
  5. An-Nuhas: Ma’anil Qur’an.
  6. Ibnu Katsir: Tafsir Ibnu Katsir.
  7. Muhammad bin Abdul Wahab: Tafsir Tafsir Surat Al-Fatihah, Syeikh.
  8. Walid Kamal Syukri: Nailul Amani Fi Dzilali As-Sab’I Al-Mastan.

Artikel Terkait



5 komentar:

Anonim mengatakan...

syukron

Anonim mengatakan...

Mau tau tentang cara mudah menyelesaikan rubrik? Yuk baca blog ini aja: http://student.blog.dinus.ac.id/sasjepyusufal/2016/11/13/cara-mudah-menyelesaikan-rubik-3x3-untuk-pemula/

Anonim mengatakan...

sejarah tentang Tokyo? Jangan lupa kuy berkunjung ke blog ini: http://student.blog.dinus.ac.id/mataharilanangpanggulu/2016/10/13/sejarah-singkat-tokyo-%e6%9d%b1%e4%ba%ac/
#NumpangPromosi

Anonim mengatakan...

Berkunjung ke Semarang gak afdol kalau kalian gak makan makanan khas berikut yang ada dalam artikel ini: http://student.blog.dinus.ac.id/c11eddomarselo28/2016/10/19/5-top-jajanan-enak-di-kota-semarang/
#PromosiYah

Anonim mengatakan...

Terakhir!!! Siapa coba yang gak kenal TOYOTA? http://student.blog.dinus.ac.id/pujiamimutiara/2016/07/24/mengenal-sistem-produksi-toyota/ #PromosiYah

Posting Komentar

Silahkan kasih komentar, dengan syarat menjaga adab-adabnya, tidak mengandung kata-kata kotor, makian dan sebagainya. Dan kami tidak melayani perdebatan atas sesuatu yang telah jelas dari al-Qur'an, as-Sunnah dan Ijma', namun jika ada hal yang masih samar, silahkan tanyakan

Kritik dan Sarannya tafadhol

Blog Sahabat Sunnah