Kesimpulan tafsir ayat 9 kemaren :
(Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman) yakni dengan berpura- pura beriman dan
menyembunyikan kekafiran guna melindungi diri mereka dari hukum-hukum (padahal mereka hanya menipu diri mereka sendiri) karena bencana tipu daya itu akan kembali menimpa diri mereka sendiri. Di dunia, rahasia mereka akan diketahui juga dengan dibuka Allah kepada Nabi- Nya, sedangkan di akhirat mereka akan menerima hukuman setimpal (tetapi mereka tidak menyadari) dan tidak menginsafi bahwa tipu daya mereka itu menimpa diri mereka sendiri.
فِي قُلُوبِهِمْ
مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا
كَانُوا يَكْذِبُونَ
Dalam hati mereka ada
penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang
pedih, disebabkan mereka berdusta.(QS.2:10)
(Dalam
hati mereka ada penyakit) berupa keragu-raguan dan
kemunafikan yang menyebabkan
sakit atau lemahnya hati mereka. (Lalu ditambah Allah penyakit mereka) dengan menurunkan Alquran yang
mereka ingkari itu. (Dan bagi merekayang pedih) yang menyakitkan (disebabkan kedustaan mereka.)
Yukadzdzibuuna dibaca pakai tasydid, artinya amat mendustakan, yakni terhadap Nabi Allah dan tanpa tasydid.
'yakdzibuuna' yang berarti berdusta, yakni dengan mengakui beriman padahal tidak.
sakit atau lemahnya hati mereka. (Lalu ditambah Allah penyakit mereka) dengan menurunkan Alquran yang
mereka ingkari itu. (Dan bagi merekayang pedih) yang menyakitkan (disebabkan kedustaan mereka.)
Yukadzdzibuuna dibaca pakai tasydid, artinya amat mendustakan, yakni terhadap Nabi Allah dan tanpa tasydid.
'yakdzibuuna' yang berarti berdusta, yakni dengan mengakui beriman padahal tidak.
Kata Ibnu Mas'ud dan
beberapa shahabat Rasululloh shallallahu 'alaihi wasallam, Maksud "fii
quluubihim marodh" adalah "ﺷﻚ" (syak=keraguan), lalu Alloh menambah
keraguan itu dengan keraguan lagi."
Sedangkan menurut 'Ikrimah dan Thawus, maksud "fii quluubihim marodh" yaitu riya.
Sedangkan menurut 'Ikrimah dan Thawus, maksud "fii quluubihim marodh" yaitu riya.
"Bimaa kaanuu yakdzibuun" ada
yang membaca "yukadzdzibun".
Mereka menyandang sifat-sifat tersebut karena mereka adalah para pendusta yang mendustakan perkara yang ghaib.
Mereka menyandang sifat-sifat tersebut karena mereka adalah para pendusta yang mendustakan perkara yang ghaib.
ﻭﻗﺎﻝ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺑﻦ ﺯﻳﺪ ﺑﻦ
ﺃﺳﻠﻢ : ) ﻓﻲ ﻗﻠﻮﺑﻬﻢ ﻣﺮﺽ ( ﻗﺎﻝ : ﻫﺬﺍ ﻣﺮﺽ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻳﻦ ، ﻭﻟﻴﺲ ﻣﺮﺿﺎ ﻓﻲ
ﺍﻷﺟﺴﺎﺩ ، ﻭﻫﻢ ﺍﻟﻤﻨﺎﻓﻘﻮﻥ . ﻭﺍﻟﻤﺮﺽ : ﺍﻟﺸﻚ ﺍﻟﺬﻱ ﺩﺧﻠﻬﻢ ﻓﻲ
ﺍﻹﺳﻼﻡ ) ﻓﺰﺍﺩﻫﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﺮﺿﺎ ( ﻗﺎﻝ : ﺯﺍﺩﻫﻢ ﺭﺟﺴﺎ ، ﻭﻗﺮﺃ : ) ﻓﺄﻣﺎ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺁﻣﻨﻮﺍ ﻓﺰﺍﺩﺗﻬﻢ ﺇﻳﻤﺎﻧﺎ ﻭﻫﻢ ﻳﺴﺘﺒﺸﺮﻭﻥ ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻓﻲ ﻗﻠﻮﺑﻬﻢ ﻣﺮﺽ ﻓﺰﺍﺩﺗﻬﻢ ﺭﺟﺴﺎ ﺇﻟﻰ ﺭﺟﺴﻬﻢ
Kata 'Abdurrahman bin Zaid, yang dimaksud penyakit dalam hati ini, yaitu ini penyakit dalam agama, bukan dalam badan. Mereka itu orang-orang munafiq."
"fazaadahumu-llohu marodhon" yaitu Alloh tambah kenajisan terhadap hati mereka..
Artinya keburukan mereka ditambah dengan keburukan lagi, kesesatan ditambah dengan kesesatan lagi.
Lalu beliau membacakan surat at Taubah ayat 124-125.
Kata 'Abdurrahman bin Zaid, yang dimaksud penyakit dalam hati ini, yaitu ini penyakit dalam agama, bukan dalam badan. Mereka itu orang-orang munafiq."
"fazaadahumu-llohu marodhon" yaitu Alloh tambah kenajisan terhadap hati mereka..
Artinya keburukan mereka ditambah dengan keburukan lagi, kesesatan ditambah dengan kesesatan lagi.
Lalu beliau membacakan surat at Taubah ayat 124-125.
ﻭﻫﻮ ﺍﻟﺠﺰﺍﺀ ﻣﻦ ﺟﻨﺲ ﺍﻟﻌﻤﻞ ،
dan balasan itu sesuai dengan jenis amal.
dan balasan itu sesuai dengan jenis amal.
Kenapa
ga dibunuh saja orang-orang munafiq itu?
Al Qurthubi dan beberapa mufassirin pernah ditanya tentang hikmah Rasululloh shallallahu 'alaihi wasallam menahan diri tidak membunuh orang-orang munafiq, padahal beliau tahu tokoh-tokoh merek...a.
Para mufassirin memberikan beberapa jawaban, salah satunya sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih dalam shahihain, bahwa beliau shallallahu 'alaihi wasallam pernah berkata kepada 'Umar bin Khaththab radhiyallohu 'anhu:
ﺃﻛﺮﻩ ﺃﻥ ﻳﺘﺤﺪﺙ ﺍﻟﻌﺮﺏ ﺃﻥ ﻣﺤﻤﺪﺍ ﻳﻘﺘﻞ ﺃﺻﺤﺎﺑﻪ
"aku tak suka kalau nanti bangsa Arab ini mengatakan bahwa Muhammad membunuh sahabat-sahabatnya".
Al Qurthubi dan beberapa mufassirin pernah ditanya tentang hikmah Rasululloh shallallahu 'alaihi wasallam menahan diri tidak membunuh orang-orang munafiq, padahal beliau tahu tokoh-tokoh merek...a.
Para mufassirin memberikan beberapa jawaban, salah satunya sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih dalam shahihain, bahwa beliau shallallahu 'alaihi wasallam pernah berkata kepada 'Umar bin Khaththab radhiyallohu 'anhu:
ﺃﻛﺮﻩ ﺃﻥ ﻳﺘﺤﺪﺙ ﺍﻟﻌﺮﺏ ﺃﻥ ﻣﺤﻤﺪﺍ ﻳﻘﺘﻞ ﺃﺻﺤﺎﺑﻪ
"aku tak suka kalau nanti bangsa Arab ini mengatakan bahwa Muhammad membunuh sahabat-sahabatnya".
Artinya, beliau shallallahu
'alaihi wasallam khawatir orang-orang Arab itu ga mau masuk islam,
karena mereka ga tau hikmah pembunuhan tersebut. Padahal pembunuhan yang
akan beliau lakukan terhadap orang munafik itu karena kekufuran mereka,
...tapi orang Arab kan ga tau, mereka hanya
menilai berdasarkan apa yang mereka saksikan, kalo orang munafik dibunuh
khawatir mereka akan berkata, "Muhammad telah membunuh
sahabat-sahabatnya!"
Bersambung insya Alloh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan kasih komentar, dengan syarat menjaga adab-adabnya, tidak mengandung kata-kata kotor, makian dan sebagainya. Dan kami tidak melayani perdebatan atas sesuatu yang telah jelas dari al-Qur'an, as-Sunnah dan Ijma', namun jika ada hal yang masih samar, silahkan tanyakan