Pendekar Sunnah - Abu Fajri Khusen's Blog

Rabu, 08 Februari 2012

Tafsir al Baqarah ayat 8

ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻭﺭﺣﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪ ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﻭﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﻭﻣﻦ ﺍﺗﺒﻊ ﻫﺪﺍﻩ ﺃﻣﺎ ﺑﻌﺪ : ...

Sobat sunnah yang saya cintai karena Alloh Ta'ala, pada pertemuan yang lalu kita telah memaparkan secara ringkas tafsir ayat ke-7 surat al Baqarah yang menjelaskan karakter dari orang-orang kafir, yaitu hati dan pendengaran mereka dikunci mati atau distempel oleh Alloh Azza wa Jalla, dan penglihatan mereka pun ditutup, disebabkan oleh dosa-dosa yang mereka kerjakan. Dosa-dosa itu sudah menumpuk dan menutupi hatinya, maka didatangkan padanya kunci mati dari Allah Ta'ala, sehingga tak ada lagi jalan bagi iman untuk masuk ke dalamnya, dan tak ada jalan lagi bagi kekufuran untuk keluar darinya. Itulah sebabnya kenapa orang-orang kafir itu bila kamu datangkan seluruh ayat sekalipun, mereka tetap tak akan beriman. Itulah kesimpulan dari pembahasan tafsir edisi yang lalu. Sekarang kita lanjutkan pada ayat selanjutnya.


وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ ءَامَنَّا بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الأَخِرِ وَمَا هُم بِمُؤْمِنِينَ 
“Dan diantara sebagian manusia ada yang mengatakan, “Kami beriman kepada Allah dan hari Akhir,”
padahal mereka itu bukan orang-orang yang beriman."

Dari ayat ini Alloh Ta'ala memulai penyebutan tentang sifat-sifat orang munafiq.
Ketika Allah Ta'ala pada ayat sebelumnya menyinggung tentang karakter orang mu'min sejati dalam 4 ayat, lalu dilanjutkan dengan kelompok yang kontra dengan mereka yaitu orang-orang kafir sejati dalam 2 ayat, maka disini Allah Ta'ala menyinggung kelompok ketiga, yaitu orang-orang munafiq, yaitu yang dari sisi lahiriyah termasuk orang-orang beriman, sedangkan dari sisi batiniyah termasuk orang-orang kafir, mereka lebih jelek dari orang-orang kafir sejati yang paling jelek sekalipun, makanya Allah Ta'ala menyebutkan tentang karakter mereka dalam 13 ayat.


Para ulama bahasa berkata,
“Orang munafik disebut munaafiq, karena
menampakkan sesuatu yang
berbeda dengan apa yang ada dalam hatinya. Sama seperti rayap yang merusak bagian dalam kayu. Bagian luarnya bagus, padahal
bagian dalamnya kosong melompong. Begitulah orang
munafik, luarnya iman namun
batinnya kufur.


Makna NIFAQ (Kemunafikan) Nifaq adalah menampakkan kebaikan dan menyembunyikan keburukan. Nifaq ada 2 macam. Pertama, nifaq I’tiqadi (dalam keyakinan), yang menjadikan pelakunya kekal di Neraka.
Kedua, nifaq ‘amali (berupa perbuatan) yang m...erupakan salah satu dosa besar, seperti yang disebut oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam sabdanya: "Tanda-tanda munafiq itu ada 3,
apabila berbicara dia berdusta, bila berjanji dia
mengingkarinya, dan bila diberikan amanat dia
berkhianat" (HR Bukhari, Muslim).

Dan yang dimaksud dalam ayat yang sedang kita kaji ini adalah nifaq jenis pertama, yaitu nifaq i'tiqodi.


‎"Waminannaasi" huruf min dalam ayat ini bermakna lit tab'idh, yaitu menunjukkan sebagian.
“Dan diantara
sebagian manusia ada yang
mengatakan: ‘Kami beriman
kepada Allah dan hari Akhir’
... padahal mereka itu bukan orang-orang yang beriman”.

Allah Ta'ala mengingatkan
sifat-sifat orang-orang munafik agar kaum mukminin tidak terpedaya oleh
penampilan mereka, karena
kelengahan dalam hal ini akan mendatangkan bahaya yang besar, jika tidak
berhati-hati terhadap mereka. Jangan sampai kaum mukminin beri’tiqad bahwa
orang-orang munafik itu
beriman, padahal
sebenarnya mereka kafir.
Mereka mengatakan itu dalam rangka menyembunyikan diri saja. Makanya
Allah firman: “Apabila orang-
orang munafik datang kepadamu, seraya berkata, ‘Kami mengakui bahwa
sesungguhnya kamu benar-
benar Rasul Allah. ‘ Maka Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-
benar Rasul-Nya” (QS Al Munafiquun:1)
 Artinya, mereka mengatakan itu saat mendatangimu (Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam) saja, dan bukan pernyataan yang sebenarnya. Makanya mereke menekankan kesaksian mereka itu dengan memakai "inna" dan lam ta'qid (innaka larosuulullohi).... Mereka menegaskan pernyataan bahwa mereka beriman kepada Allah dan hari akhir, padahal sesungguhnya tidak begitu. Allah mengingkari pernyataan mereka dengan taukid juga (wallahu yashhadu innal munaafiqiina lakaadzibuun) 
Perlu diketahui oleh kita, bahwasanya segala sifat orang-orang munafiq hanya ada dalam surat-surat Madaniyyah saja, karena waktu di Makkah sebelum hijrah ke Madinah ga ada kemunafikan.
Justru sebaliknya, diantara penduduk Makkah waktu itu a...da yang menampakkan kakafiran karena terpaksa, padahal hatinya tetap beriman.
Baru deh ketika Rasullullah shallallahu 'alaihi wasallam hijrah ke Madinah, disana ada kau Anshor yang terdiri dari kabilah Aus dan Khazraj yang pada masa jahiliyyah mereka menyembah berhala sama seperti kaum musyrik Arab. Disana juga ada orang-orang Yahudi dari kalangan Ahlul Kitab yang mengikuti jalan para pendahulu mereka, dan mereka terdiri dari 3 kabilah:
1. Bani Qainuqa', sekutu kabilah Khazraj.
2. Bani Nadhir, dan
3. Bani Quraizhah, sekutu kabilah Aus.
Nah, ketika
Rasullullah shallallahu 'alaihi wasallam tiba di Madinah, beberapa orang dari kaum Anshor masuk islam, baik dari kabilah Aus maupun Khazraj. Tapi sedikit sekali dari orang-orang Yahudi yang masuk islam, kecuali 'Abdullah bin Sal...am radhiyallahu 'anhu.
Pada saat itu belum ada kemunafikan, karena orang-orang Mu'min belum punya kekuatan yang ditakuti pihak lain, bahkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berdamai dengan orang-orang Yahudi dan beberapa kabilah setempat yang ada di sekitar Madinah.
Nah, setelah terjadi perang Badar dan Allah memperlihatkan kalimat-Nya serta memuliakan Islam dan para pemeluknya, baru deh ada orang-orang yang terpaksa masuk islam, padahal hati mereka masih kafir. Diantaranya 'Abdullah bin Ubay bin Salul..., seorang tokoh di Madinah dari kabilah Khazraj, sekaligus salah seorang pemimpin kabilah Aus dan Khazraj pada masa Jahiliyyah. Dulunya dia pengen jadi raja, tapi islam datang kepada mereka, lalu mereka masuk islam, jadi keinginan mereka mengangkatnya jadi rajapun sirna. Timbul dendam kesumat di hati 'Abdullah bin Ubay bin Salul kepada islam dan kaum Muslimin. Setelah perang Badar usai, dia pun pura-pura masuk islam beserta pengikutnya, begitu juga beberapa orang dari Ahlul Kitab.
Sejak itu, muncullah kemunafikan di tengah-tengah penduduk Madinah dan orang-orang yang berada di sekitarnya.
Sedangkan kaum Muhajirin tak ada seorangpun yang munafiq, karena tak ada diantara mereka yang berhijrah dengan terpaksa. Mereka melakukan atas kemauan sendiri dan rela meninggalkan harat, keluarga dan kampung halaman demi mengharapkan apa yang ada di sisi Allah di akhirat.
Kiranya itu saja yang dapat saya sampaikan. Kurang lebihnya saya mohon maaf.
Bersambung..
 
  
  




Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan kasih komentar, dengan syarat menjaga adab-adabnya, tidak mengandung kata-kata kotor, makian dan sebagainya. Dan kami tidak melayani perdebatan atas sesuatu yang telah jelas dari al-Qur'an, as-Sunnah dan Ijma', namun jika ada hal yang masih samar, silahkan tanyakan

Kritik dan Sarannya tafadhol

Blog Sahabat Sunnah