Pendekar Sunnah - Abu Fajri Khusen's Blog

Rabu, 01 Februari 2012

Tafsir Surat al Baqarah Ayat 7

ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻭﺭﺣﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪ
ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ
ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﻭﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﻭﻣﻦ ﺍﺗﺒﻊ ﻫﺪﺍﻩ
ﺃﻣﺎ ﺑﻌﺪ :
... Sobat sunnah yang saya cintai karena Alloh Ta'ala, pertemuan yang lalu kita telah membahas secara ringkas tafsir ayat ke-6 surat al Baqarah. Sebelum kita melanjutkan ke ayat selanjutnya, alangkah baiknya kita murojaah sejenak pelajaran kemaren.
 Allah ‘azza wa jalla’ berfirman,
“Sesungguhnya orang-orang kafir” yaitu orang-orang yang menutup kebenaran dan menyembunyikannya. Dan Allah telah menetapkan hal itu bagi mereka, baik mereka diberi peringatan ataupun tidak. Mereka akan tetap kafir dan tidak mempercayai apa yang engkau (Muhammad) bawa kepada mereka.
Sebagaimana firman Allah ‘azza wa jalla’
“Sesungguhnya orang-orang yang telah pasti terhadap mereka kalimat Rabb-mu, tidaklah akan beriman, meskipun datang kepada mereka segala macam keterangan, hingga mereka menyaksikan adzab yang pedih” (QS Yunus :96-97)
Dan Allah berfirman tentang orang-orang yang keras kepala dari kalangan Ahli Kitab:
“Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi al Kitab (Taurat dan Injil), semua ayat (keterangan), maka mereka tidak akan mengikuti kiblatmu” (QS Al Baqarah 145)
Maksudnya, orang yang telah Allah tetapkan hidup dalam kesengsaraan, ia tidak akan pernah merasakan kebahagiaan. Dan orang yang disesatkan oleh Allah, ia tidak akan pernah mendapatkan petunjuk. Maka jangan biarkan dirimu binasa dalam kesedihan karena mereka. Dan sampaikanlah risalah (Islam) kepada mereka. Maka barang siapa yang menyambut seruanmu, ia mendapat bagian yang banyak. Dan barang siapa berpaling, maka janganlah engkau bersedih karena perbuatan mereka, dan janganlah hal itu terlalu engkau pikirkan.
Allah ‘azza wa jalla” berfirman,
“Sesungguhnya tugasmu hanya menyampaikan saja, sedang Kami-lah yang menghisab amalan mereka” (QS Ar-Ra’d :40)
“Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah Pemelihara segala sesuatu” (QS Huud : 12)
Makanya kalo dalam berdakwah tujuan kita ingin dapat pengikut, terkadang menyebabkan kita cepat futur. Udah didakwahi berkali-kali ga mengikuti juga. Padahal kata Alloh tujuan kita cuma menyampaikan, Alloh yang memberi hidayah. 
Beberapa faktor yang menghalangi mereka dari iman disebutkan pada ayat berikutnya yang akan kita kaji bersama sekarang.

خَتَمَ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ وَعَلَى سَمْعِهِمْ وَعَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat besar (QS.2:7)  
  
1. MUFRODAT / KOSA KATA.
Khotama bermakna Thoba'a yaitu mengunci mati, mencap, atau menstempel. Sebagaimana firman_Nya dalam surat an Nisaa' ayat 155.


2. SYARAH / PENJELASAN
Firman Allah ‘azza wa jalla “khotamallohu” (Allah telah mengunci-mati). Dalam ayat ini Allah ‘azza wa jalla’ menjelaskan faktor yang menghalangi mereka dari iman dengan firman Nya Al Khotm yang maknanya adalah menutup atas sesuatu hingga tidak ada sesuatupun yang masuk. Ahli Makna berkata, “Allah ‘azza wa jalla’ menyebutkan 10 sifat hati orang-orang kafir, yaitu :
a. Ingkar (al inkaar)
(QS An Nahl : 22)
b. Berpaling (al inshiraaf)
(QS At-Taubah : 127)
c. Sombong (al hamiyah)
(QS Al Fath :26)
d. Keras membatu (al qasaawah)
(QS Az Zumar : 22)
e. Mati (al maut)
(QS An’aam : 122)
f. Tertutup (ar-rain)
(QS Al Muthaffifiin :14)
g. Sakit (al maradh)
(QS Al Baqarah : 10)
h. Sesak (Adh-dhaiq)
(QS Al An-aam : 125)
i. Dikunci mati (Ath-tab-u)
(QS Al Munafiquun : 3)
j. Dikunci mati (Al Khatm)
(QS Al Baqarah : 7)



Al Khatm pada hati adalah tidak mengindahkan firman-firman Allah ‘azza wa jalla’ dan tidak merenungkan ayat-ayatNya. Al Khatm pada pendengaran adalah tidak memahami Al Qur-an apabila dibacakan kepada mereka. Al Khatm pada penglihatan adalah tidak merenungi mahluk Nya dan keajaiban ciptaan Nya. Ini adalah pendapat Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud, Qatadah dll.

Dalam ayat ini terdapat dallil yang paling jelas bahwa Allah ‘azza wa jalla’ adalah yang menciptakan hidayah (petunjuk) dan kesesatan, kekufuran dan keimanan. Selain itu, makna Al Khatm dan Ath Thab’u bermakna sesuatu yang diciptakan Allah di dalam hati yang dapat menghalangi iman. Dalilnya adalah firman Allah ‘azza wa jalla’dalam QS Al Hijr :15.

Abd bin Humaid meriwayatkan dari Qatadah tentang ayat ini, ia mengatakan, “Mereka mematuhi syetan sehingga syetan pun menguasai mereka, maka Allah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup sehingga mereka tidak dapat melihat petunjuk, tidak dapat mendengar, tidak dapat memahami dan tidak dapat memikirkan”

Ibnu Jarir dan Ibnu Abu Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Penguncian pada hati dan pendengaran mereka, sedangkan tutup pada penglihatan mereka.

Al A’masy berkata, “Mujahid mengisyaratkan kepada kami dengan tangannya seraya berkata “ Mereka berpendapat bahwa perumpamaan hati seperti ini, yakni telapak tangan. Jika seseorang berbuat dosa, maka dosa itu menutupinya. ‘Sambil membengkokkan jari kelingkingnya. Ia (Mujahid) mengatakan “Seperti ini, Jika ia berbuat dosa lagi, maka dosa itu menutupinya.” Mujahid membengkokkan jari yang lain ke telapak tangannya. Demikian seterusnya hingga seluruh jari-jemari menutup telapak tangannya. Setelah itu Mujahid berkata “Hati mereka itu terkunci mati” dan Mujahid mengatakan “Mereka memandang bahwa hal itu adalah ar-rain (Kotoran/dosa).


Dalam ayat ini dapat disimpulkan, bahwa yang akan dikunci mati itu adalah hati dan pendengaran mereka, sedangkan yang akan ditutup adalah penglihatan mereka. Hal ini telah dijelaskan oleh Allah dalam firman Nya, “Maka pernahkan kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya?” (QS Jaatsiyah :45)

Yang dimaksud dengan al Khatm (mengunci mati) adalah mengikat sesuatu agar apa-apa yang berada didalamnya tidak bisa keluar dan apa-apa yang berada diluarnya tidak bisa masuk ke dalamnya. Sedangkan ari “al ghisyaawah” adalah penutup mata yang berfungsi untuk menghalanginya agar tidak dapat melihat.
“Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka” yaitu menutupnya dengan penutup yang tidak dapat dimasuki oleh keimanan dan tidak bisa ditembus, akhirnya apa yang mereka lihat, tidak berguna bagi mereka dan apa-apa yang mereka dengarkan, tidak bermanfaat untuk mereka ,”dan penglihatan merkea ditutup” yaitu pelapis, penutup, dan penghalang yang menghalangi mereka dari melihat yang berguna bagi mereka, dan inilah jalan-jalan ilmu dan kebaikan dimana telah ditutup bagi mereka, tidak ada keingingan pada mereka dan tidak ada kebaikan yang diharapkan pada mereka, sesungguhnya mereka telah dihalangi dan ditutup bagi merka pintu-pintu keimanan yang disebabkan oleh kekufuran dan pengingkaran mereka serta keras kepala mereka setelah jelas bagi mereka kebenaran itu, sebagaimana Allah ‘azza wa jalla’ berfirman, “Dan kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya pada permulaannya” (QS Al An’am:10). Dan ini hanyalah hukuman yang sekarang, kemudian Allah menyebutkan hukuman yang akan datang seraya berfirman ,”Dan bagi mereka siksa yang amat pedih” yaitu adzab api neraka, kemurkaan yang Maha Perkasa yang terus menerus dan selamanya.

Wallahu a'lam. Kali ini cukup sekian, sepertinya terlalu banyak nih. Bersambung, insya Allah..

Artikel Terkait



1 komentar:

Syakhira mengatakan...

saya mahu bertanya jika ALLAH sudah menutup pintu hati mereka maka bagaimana dengan mereka yang telah memeluk Islam?adakah ini berkaitan dengan Allah yang berkehendak untuk memberi rahmat-NYA kepada sesiapa sahaja? saya kurang jelas. mohon boleh terangkan kepada saya

Posting Komentar

Silahkan kasih komentar, dengan syarat menjaga adab-adabnya, tidak mengandung kata-kata kotor, makian dan sebagainya. Dan kami tidak melayani perdebatan atas sesuatu yang telah jelas dari al-Qur'an, as-Sunnah dan Ijma', namun jika ada hal yang masih samar, silahkan tanyakan

Kritik dan Sarannya tafadhol

Blog Sahabat Sunnah