Pendekar Sunnah - Abu Fajri Khusen's Blog

Rabu, 08 Juni 2011

Untung Ada Huruf ب (ba), Apa Jadinya Kalau Tak Ada Huruf ب (ba) ?


Assalamu 'alaikum, sobat sunnah sekalian. Beberapa waktu yang lalu ana menyimak kajian riyadhus shalihin bab disunnahkannya mendahulukan bagian yang kanan, dari kajian tersebut saya dapati banyak fawa'id, namun ada faidah yang membuat saya ta'jub, yakni tentang rahmat Allah Subhanahu waTa'ala kepada kita dengan menambahkan huruf ب (ba) pada firman-Nya tentang pensyari'atan tayammum. Apakah itu?
Mari kita ungkap..

Tapi sebelumnya buat muqaddimah, kita bahas sedikit (insyaAllah cuma sedikit) hadits 'Aisyah radhiyallahu 'anha yang ada dalam kitab Riyadhus Shalihin bab Disunnahkan Mendahulukan bagian Kanan

ﻛﺎﻥ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ
ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﻌﺠﺒﻪ ﺍﻟﺘﻴﻤﻦ ﻓﻲ
ﺷﺄﻧﻪ ﻛﻠﻪ: ﻓﻲ ﻃﻬﻮﺭﻩ، ﻭﺗﺮﺟﻠﻪ،
ﻭﺗﻨﻌﻠﻪ (( ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ .

“Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam sangat menyukai untuk memulai setiap
pekerjaannya dari yang sebelah kanan; dalam bersuci, menyisir rambut dan memakai sandal ”. Muttafaq ’alaih.

Ketika menjelaskan hadits ini, Syaikh al-Utsaimin rahimahullah menyatakan bahwa yang dimaksud "dalam setiap keadaan" maksudnya dalam semua urusan.
Lalu dicontohkan disini 3 jenis pekerjaan,
1. Dalam hal bersuci
2. Menyisir rambut, dan
3. Memakai sandal
Ketiga jenis pekerjaan yang disebutkan dalam hadits ini bukanlah pengkhususan hanya di 3 pekerjaan ini saja, tapi hanya min babil tamtsil (termasuk bab memberikan contoh).
Nah, ketika thaharah beliau shallallahu 'alaihi wasallam memulai mencuci anggota wudhu yang kanan. Tangan kanan dulu, kaki juga kanan dulu. Itu kalau yang dicuci adalah anggota tubuh yang ganda, seperti tangan dan kaki. Adapun bagian tubuh yang tunggal, maka dicuci sekaligus, seperti membasuh wajah, tidak bagian kanan dulu tapi seluruhnya langsung, begitu juga mengusap kepala dan kedua telinga. Walaupun kedua telinga juga ganda, akan tetapi itu dianggap satu karena dua-duanya termasuk bagian dari kepala yang harus diusap.

Oleh karena itu dalam al-Qur'an tidak ada perintah berwudhu dengan mengusap kedua daun telinga, yang ada hanyalah disebutkan وامسحوا برءوسكم
"usaplah kepala-kepala kalian".
Sedangkan bagian kepala adalah leher ke atas termasuk wajah. Tetapi adanya huruf ‎ب (bi) yang masuk ke dalam isim yang jama'.
Maka huruf bi disana menurut sebagian ulama, "jika huruf ‏ ب(bi) masuk pada isim jama', maknanya adalah lit tab'idh (sebagian)".
Jadi, maknanya "usaplah sebagian kepala-kepala kalian". Tidak seluruh kepala.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berdasarkan wahyu dari Allah, mempraktekkan cara mengusap kepala ketika wudhu Rasulullah mengusap kepalanya dengan dua tangannya,lalu ia menjalankan kedua tangannya kebelakang kepala dan mengembalikannya, yaitu beliau mulai dari bagian depan kepalanya, kemudian menjalankan kedua tangannya ketengkuknya, lalu mengembalikan kedua tangannya tadi ke tempat dimana ia memulai. (HSR. Bukhory I:54­55; Muslim I:145; Sahih Tirmidzi No.29; Abu Dawud no.118; Sahih Ibnu Majah no.348; Nasa’i I:71­72 dan Ibnu Khuzaimah no.173. Dalam Fathul Baary I:289 no.185. Dalam Nailul Author I:183.

Dari Abdullah bin Amr.­ tentang sifat wudhu nabi, kemudian ia berkata:"Kemudian beliau mengusap kepalanya dan dimasukkan kedua jari telunjukknya dikedua telingannya, dan diusap (daun telinga) dengan kedua ibu jarinya. (HR. Abu Dawud no.135, Nasa’i no.140 dan Ibnu Majah, no.422 dan disahihkan oleh Ibnu Khuzaimah).

an dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma :
“Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam mengusap kepalanya dan kedua telinganya baik bagian luar maupun yang bagian dalam” (Hadits shohih, dishohihkan oleh Tirmidzi, Irwa’ul Ghalil 90).

Jadi, walaupun dua daun telinga dobel/ganda, tapi tidak kanan dulu lalu kiri, tapi diusap sekaligus karena dianggap satu bagian dari kepala.
Disinilah hikmahnya kenapa memakai bi, وامسحوا برءوسكم
(usaplah sebagian kepala kalian), dengan begitu ada bagian kepala yang tidak terusap, yaitu wajah. Makanya, selain kepala perintah untuk mencuci tidak memakai bi.
فاغسلوا وجوهكم
misalnya, ga ada huruf bi, maka seluruhnya dicuci.

Nah, itulah muqoddimahnya, sedikit bukan? sekarang kita tengok hikmah apa yang dari tadi ditungguin belum nongol juga..

masih Surat al-Maidah ayat 6 atau an-nisa' ayat 43 yang bicara tayammum.

فَتَيَمَّمُوا = maka bertayamumlah
صَعِيدًا طَيِّبًا = tanah yang baik
فَامْسَحُوا = usaplah
بِوُجُوهِكُمْ = sebagian wajah kalian
وَأَيْدِيكُمْ = dan tangan kalian


eeeeh, nah lho.. tapi prakreknya nabi mengusap wajah ketika tayammum seluruhnya wajah bagian luar diusap.. Tadi katanya hurup bi mengandung makna sebagian?

Tenang sodara-sodara, coba kita bandingkan dengan wudhu..

فَاغْسِلُوا = maka basuhlah
وُجُوهَكُمْ= wajah kalian (seluruhnya, bukan sebagian)

prakteknya Nabi pake berkumur-kumur dan menghisap air ke hidung. menunjukkan bagian dalam mulut dan bagian dalam hidung termasuk bagian wajah yang harus dicuci. makanya prakteknya walaupun dalam al-qur'an tidak ada berkumur-kumur dan
menghisap air ke hidung,
tapi karena bagian dalam mulut termasuk bagian wajah, maka nabi mempraktekkannya ada
berkumur-kumur dan menghisap air ke hidung.

tapi ketika tayammum, perintahnya

فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ
alhamdulillah pake huruf bi, yang bermakna sebagian

Apa jadinya kalo ga ada bi????

KITA HARUS MEMASUKKAN DEBU KE DALAM MULUT DAN HIDUNG!!!!!!!!!!!



Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan kasih komentar, dengan syarat menjaga adab-adabnya, tidak mengandung kata-kata kotor, makian dan sebagainya. Dan kami tidak melayani perdebatan atas sesuatu yang telah jelas dari al-Qur'an, as-Sunnah dan Ijma', namun jika ada hal yang masih samar, silahkan tanyakan

Kritik dan Sarannya tafadhol

Blog Sahabat Sunnah