Pendekar Sunnah - Abu Fajri Khusen's Blog

Minggu, 09 Oktober 2011

Tafsir Surat Al-Baqarah ayat 1

Assalaamu 'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh. Alhamdulillah, setelah 3 pekan lamanya kajian tafsir kita diliburkan (kira-kira siapa ya yang meliburkan?), sekarang kita kembali melanjutkan kajian kita. Hemat waktu, hemat listrik, hemat pulsa, langsung saja kita sambut, eh simak penjelasan berikut ini:

بسم الله الرحمن الرحيم
الــم {1}

1. Keutamaan Surah Al-Baqarah
Inilah keutamaan dari Surat  Al-Baqarah sebagaimana yang dijelaskan oleh hadits-hadits berikut:
a. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لَا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنْ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ
“Janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan, sesungguhnya setan itu akan lari dari rumah yang di dalamnya dibacakan surat Al-Baqarah.” (HR. Muslim no. 780).

b. Abu Umamah Al-Bahili radhiallahu anhu berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ اقْرَءُوا الزَّهْرَاوَيْنِ الْبَقَرَةَ وَسُورَةَ آلِ عِمْرَانَ فَإِنَّهُمَا تَأْتِيَانِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَأَنَّهُمَا غَمَامَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا غَيَايَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا فِرْقَانِ مِنْ طَيْرٍ صَوَافَّ تُحَاجَّانِ عَنْ أَصْحَابِهِمَا اقْرَءُوا سُورَةَ الْبَقَرَةِ فَإِنَّ أَخْذَهَا بَرَكَةٌ وَتَرْكَهَا حَسْرَةٌ وَلَا تَسْتَطِيعُهَا الْبَطَلَةُ
“Bacalah Al Qur`an, karena ia akan datang memberi syafa’at kepada para pembacanya pada hari kiamat nanti. Bacalah Az-Zahrawain, yakni Al-Baqarah dan surah Ali Imran, karena keduanya akan datang pada hari kiamat nanti, seperti dua tumpuk awan menaungi pembacanya, atau seperti dua kelompok burung yang sedang terbang dalam formasi hendak membela pembacanya. Bacalah surah Al-Baqarah, karena membacanya adalah berkah dan tidak membacanya adalah penyesalan. Dan para penyihir tidak akan dapat membacanya.” (HR. Muslim no. 804)

c. Dari Abu Mas’ud Al-Anshari radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ قَرَأَ هَاتَيْنِ الْآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ فِي لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ
“Barangsiapa yang membaca dua ayat ini, yakni akhir surat Al-Baqarah di suatu malam, maka keduanya telah mencukupinya.” (HR. Al-Bukhari no. 5009 dan Muslim no. 1341)

d. Dari An-Nawwas bin Sam’an radhiallahu anhu dia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
يُؤْتَى يَوْمَ الْقِيامَةِ بِالْقُرْآنِ وَأَهْلِهِ الَّذِيْنَ كانُوا يَعْمَلُوْنَ بِهِ فِي الدُّنْيا تَقَدَّمَهُ سُوْرَةُ الْبَقَرَةِ وَآلِ عِمْرانَ تَحاجَّانِ عَنْ صَاحِبِهِمَا
“Pada hari kiamat akan didatangkan Al-Qur`an bersama mereka yang mengamalkannya di dunia. Yang terdepan adalah surah Al-Baqarah dan Ali Imran, keduanya akan membela mereka yang mengamalkannya.” (HR. Muslim no. 805) 

2. Tafsir Ayat

الم (1
الم : Ia merupakan huruf-huruf “Muqaththa’at” yang ditulis dengan الم dan dibaca dengan “alif laam miim”. Surat-Surat yang dibuka dengan huruf-huruf muqaththa’at berjumlah 29 surat yang diawali (keberadaannya) pada surat al-Baqarah ini dan diakhiri pada surat al-Qalam (yang dimulai dengan) “ن ”. Diantara susunan huruf-hurufnya ada yang terdiri dari satu huruf seperti ; ص , ق , ن . Ada pula yang terdiri dari dua huruf seperti ; طه , يس , حم . Dan ada pula yang terdiri dari tiga huruf, empat huruf dan lima huruf sedangkan penafsirannya tidak satupun diantaranya yang tsabit (secara shahih berasal) dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam dan menjadikannya sebagai sesuatu yang mutasyabih (lawan muhkamat) yang hanya Allah Yang Mengetahui dengan ilmuNya adalah lebih dekat kepada kebenaran, karenanya dikatakan : الم artinya : Hanya Allah lah yang mengetahui maksudnya. Dalam kaitannya dengan ini, diriwayatkan dari Abu Bakar dan Ali –radhiallahu ‘anhuma- begitu juga dari ‘Amir asy-Sya’bi dan Sufyan ats-Tsauri, mereka semua berkata : “Huruf-Huruf muqaththa’at adalah rahasia Allah dalam Al-Quran dan dalam setiap kitabNya terdapat rahasiaNya. Huruf-Huruf tersebut adalah termasuk ayat mutasyabih yang hanya Dia lah yang mengetahuinya. Oleh karena itu, tidak selayaknya kita membicarakan apa yang ada didalamnya tetapi kita harus mengimaninya”.

Sebagian Ahlul ‘ilm mengeluarkan dua faedah (dari makna yang tersembunyi) : Pertama, bahwa ketika orang-orang Musyrikun melarang (kaumnya) mendengar Al-Quran karena takut hal itu bisa berpengaruh terhadap jiwa orang-orang yang mendengarnya, maka yang diucapkan pertama kali (kepada mereka) adalah huruf-huruf حم , طس , ق , كهيعـص , dan ini bagi mereka adalah ucapan yang masih asing yang dapat mengalihkan mereka untuk mendengar Al-Quran sehingga (tatkala) mereka mendengarnya, mereka terpengaruh, terkesima lantas beriman dan mendengarnya, dan hal ini sudah cukup sebagai faedah yang dapat diambil. [Adapun dalil bahwa mereka melarang kaum mereka mendengar Al-Quran adalah firman Allah Ta’ala dalam surat Fushshilat (وقال الذين كفروا لا تسمعوا لهذا القرآن والغوا فيه لعلكم تغلبون)].
Kedua, tatkala orang-orang Musyrikun mengingkari Al-Quran sebagai Kalamullah yang diwahyukan kepada RasulNya, Muhammad Shallallahu 'alaihi Wasallam, maka huruf-huruf ini menjadi tantangan (serius) bagi mereka seakan-akan ia (huruf-huruf tersebut) berkata kepada mereka : “Sesungguhnya Al-Quran ini tersusun dari huruf-huruf seperti ini, maka susunlah/karanglah oleh kalian sepertinya”. Makna dari faedah kedua ini biasanya disaksikan (dibenarkan) oleh penyebutan lafaz Al-Quran setelahnya seperti :

(الم. ذلك الكتاب ) , (الر. تلك آيات الكتاب), (طسم. تلك آيات القرآن).. seakan-akan ayat-ayat seperti itu berkata : “Sesungguhnya Al-Quran tersusun dari huruf-huruf seperti ini maka susunlah/karanglah oleh kalian semisalnya, jika kalian tidak mampu maka hendaknya kalian menerima bahwa sesungguhnya ia (Al-Quran) adalah Kalamullah dan wahyuNya dan berimanlah kepadanya niscaya kalian akan mendapatkan keberuntungan”.
wallahu a'lam bimurodih.


Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan kasih komentar, dengan syarat menjaga adab-adabnya, tidak mengandung kata-kata kotor, makian dan sebagainya. Dan kami tidak melayani perdebatan atas sesuatu yang telah jelas dari al-Qur'an, as-Sunnah dan Ijma', namun jika ada hal yang masih samar, silahkan tanyakan

Kritik dan Sarannya tafadhol

Blog Sahabat Sunnah