Pendekar Sunnah - Abu Fajri Khusen's Blog

Kamis, 26 Januari 2012

Rangkuman Tafsir al Qur'an Surat al Baqarah ayat 6

 ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻭﺭﺣﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪ ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﻭﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﻭﻣﻦ ﺍﺗﺒﻊ ﻫﺪﺍﻩ ... ﺃﻣﺎ ﺑﻌﺪ : sobat sunnah yang saya cintai karena Alloh Ta'ala. Saya mohon maaf pada pekan yang lalu saya tak bisa menyampaikan pelajaran tafsir dikarenakan ada jadwal mengajar, karena itu mulai sekarang jadwal kajian tafsir kita rubah ke hari Rabu.

 Sobat sunnah sekalian,
pada kesempatan yang telah lalu kita telah
membahas firman Allah Ta'ala dalam surat al baqarah ayat 1-5, dimana Allah Ta'ala telah menyebutkan 5
sifat bagi orang-orang yang bertakwa atau orang-orang mu'min, Yaitu:
1. Beriman kepada perkara yang ghaib.
2. Mendirikan shalat.
3. Menginfakkan sebagian dari apa-apa yang Allah Ta'ala rezekikan.
4. Beriman terhadap yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam (al qur'an dan sunnah) dan apa-apa yang diturunkan sebelum beliau (Taurot, Inzil, Zabur, shuhuf).
Wamaa unzila min qoblika. Huruf "maa" disini bermakna umum, artinya semua apa-apa yang diturunkan
sebelum rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam baik yang kita ketahui namanya atau pun yang tidak kita ketahui namanya kewajiban kita mengimaninya.
5. Beriman kepada akhirat.

Beriman kepada hari akhir mencakup beriman kepada segala tanda- tanda kiamat baik tanda yang shughro (kecil) maupun yang kubro (besar), tanda kiamat yang kecil dibagi lagi oleh para ulama menjadi 3,
(1). Yang telah terjadi dan tidak akan terjadi lagi.
(2). Yang sedang terjadi dan akan terus terjadi.
(3). Yang belum terjadi.
Juga mencakup beriman kepada hari kiamat, tiupan sangkakala, al mizan, hisab, qishosh, padang mahsyar, al
haudh, shiroth, surga dan neraka, dan segala hal yang diterangkan dalam al Qur'an dan as Sunnah tentang hari akhir. Penjelasan secara rinci pada pelajaran aqidah oleh ustadzunaa Prima Ibnu Firdaus.

Setelah murojaah sejenak...nah sekarang kita lanjutkan ke ayat selanjutnya, ayat ke 6. Asik..  

  إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ ءَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لا يُؤْمِنُونَ

inna alladziina kafaruu sawaaun 'alayhim a-andzartahum am
lam tundzirhum laa yu-minuuna


Artinya : Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman.


1. ASBAABUN NUZUL / SEBAB TURUNNYA AYAT.
Ibnu Jarir mengetengahkan dari jalur Ibnu Ishak, dari Muhammad bin Abu Ikrimah, dari Said bin Jubair, dari Ibnu Abbas mengenai firman Allah, "Sesungguhnya orang-orang yang kafir.." (Q.S. Al-Baqarah 6) sampai akhir dua ayat. Kedua ayat tersebut turun berkenaan dengan orang-orang Yahudi
Madinah. 
Diketengahkan dari Rabi` bin Anas, "Dua ayat diturunkan tentang memerangi kaum sekutu, yaitu, 'Sesungguhnya orang-orang kafir itu sama saja halnya bagi mereka', sampai dengan '...dan bagi mereka disediakan siksa yang keras.'" (Q.S. Al-Baqarah 6-7).

2. SYARAH / PENJELASAN.
Setelah Alloh Ta'ala menyebutkan tentang sifat-sifat orang-orang yang beriman, pada ayat ke 6 dan 7 Alloh Ta'ala menerangkan tentang sifat orang-orang kafir.

Firman-Nya: "Sesungguhnya
orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu
beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan,
mereka tidak juga akan beriman".
Mungkin timbul pertanyaan dalam benak kita, kalo orang kafir itu diberi peringatan atau tidak diberi peringatan, didakwahi atau ga didakwahi, sama saja mereka ga akan beriman..
Ya udah deh, ga perlu kita dakwahi mereka.. ngapain capek-capek dakwahi orang kafir, sementara kata Alloh saja mereka tetap ga bakal beriman.
Gimana tuh?

Kalo kita pasti bingung jawabnya. Makanya kita tengok penjelasan dari para ulama. Kata Ibnu Katsir rahimahulloh, bahwa yang dimaksud orang kafir dalam ayat ini adalah yang ditunjukkan oleh ayat lain, yaitu firman-Nya ‘azza wa jalla’
“Sesungguhnya orang-orang yang telah pasti terhadap mereka kalimat Rabb-mu, tidaklah akan beriman, meskipun datang kepada mereka segala macam keterangan, hingga mereka menyaksikan adzab yang pedih” (QS Yunus :96-97).
 

Jadi, maksudnya adalah orang-orang kafir yang telah Alloh takdirkan dia mati dalam keadaan kekafiran, walau kamu sampaikan seluruh ayat kepada mereka, mereka keukeuh tatap ga bakalan beriman, walau kamu sangat menginginkan mereka beriman.
Oo..gitu..
Emang kenapa sih mereka sampe segitunya ga mau beriman juga, padahal udah jelas dalilnya, mereka tetap aja, ga mau beriman?
Jawabannya ada pada ayat selanjutnya, insya Alloh kita bahas pekan depan.

3. MUFRODAT / KOSA KATA.
Kāfir ﻛﺎﻓﺮ, jama'nya ﻛﻔّﺎﺭ kuffār secara harfiah berarti orang yang menutupi, menyembunyikan sesuatu, atau
menyembunyikan kebaikan yang telah diterima atau tidak berterima kasih atau mengingkari kebenaran.
Dalam al-Quran, kata kafir dengan berbagai bentuk kata jadinya disebut sebanyak 525 kali. Kalo ga percaya hitung sendiri.
  

Kata kafir, kadang digunakan untuk orang yang tidak beriman (lawan iman), kadang pula digunakan untuk orang yang mengingkari nikmat Alloh (lawan syukur).

Namun yang paling dominan, kata kafir digunakan dalam al-Quran adalah kata kafir yang mempunyai arti pendustaan atau pengingkaran terhadap Allah Ta'ala dan Rasul-RasulNya, khususnya nabi Muhammad dan ajaran-ajaran yang dibawanya.
 Anehnya mereka tidak suka kalo dikatakan kafir, tapi menerima kalo dikatakan nonmuslim. Padahal sama saja. Mungkin menurut mereka sebutan nonmuslim lebih terhormat, lebih sejuk, halus.
Yah terserahlah, nama tak bisa mengubah hakikat. Sama saja fin naar
.

Ditinjau dari segi bahasa, kata kafir tidak selamanya berarti non muslim, karena ada penggunaan kata kafir atau pecahan dari kata kafir seperti kufur, yang bermakna inkar saja, tidak sampai mengeluarkan
seseorang dari keislaman. Contohnya kufur nikmat, yaitu orang yang tidak pandai/mensyukuri nikmat Allah, atau dalam istilah lain disebut sebagai kufrun duuna kufrin (kekufuran yang tidak sampai membawa
pelakunya kafir/keluar dari islam).

Kadang, Kufur bermakna at-taghtiyah (menanam/ mengubur sesuatu). Seperti firman-Nya: "Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam- tanamannya mengagumkan para petani (kuffar). (Al- Hadid 20).
Orang yang menanam tanaman disebut kuffar karena dia menutupi/menimbun benih tanamannya. 
dan pembahasan tentang kafir ini sangat luas. Belum lagi jenis-jenis kafir, kaidah tentang masalah takfir (pengkafiran) menurut ahlus sunnah wal jamaah, belum lagi kesesatan firqoh khawarij, mu'tazilah, murji'ah dan ahli bid'ah lainnya dalam masalah ini. Butuh majelis khusus, bukan disini tempatnya.

Untuk sementara ini saja yang dapat ana sampaikan, kurang lebihnya ana mohon maaf.
Kita lanjutkan pekan depan. Bersambung insya Alloh..


4. TANYA JAWAB
Ummu Aisyah Akhi fajri : org d takdirkan mati dalam keadaan kafir.. Maksud'a bgaimana yua? Apakah itu berlaku pada smua org yg telah di Takdirkan Allah? Apakah qt jd kafir brarti jg takdir allah? Bgaimana dg yg d takdirkan kafir, adakah peluang bgi'a untk merubh takdir'a?

Abu Fajri Khusen Ummu Aisyah
>> Alloh Ta'ala dengan keMahaBijaksanaan-Nya yang sempurna telah menakdirkan bagi makhluk-makhluk-Nya ada yang beriman dan ada pula yang kafir. Yang kafir pun ada yang ditakdirkan sampai matinya tetap kafir, ada pula yang kemudian beriman masuk islam. Semua ini atas takdir Alloh Ta'ala.
Alloh berkehendak diantara hamba-Nya ada yg kafir berdasarkan hikmah yg agung.
Tanpa adanya orang kafir tak ada pahala dakwah, tak ada pahala jihad, dll.. Hal ini Akan lebih jelas dipahami saat pembahasan bab iman kepada qodho dan qodar.
Semua yg terjadi atas kehendak Alloh, dan kafirnya orang2 kafir pun atas kehendak-Nya.
takdir/ketetapan yg telah Alloh catatkan dalam lauh al mahfuzh tak bisa berubah.
Rufi'atil aqlaam, wajaffatish shuhuf. Telah diangkat pena dan telah kering lembaran-lembaran catatan takdir.

Mungkin (dan memang iya dari beberapa firqoh sesat) ada yg mengatakan: "Wah, kalo gitu Alloh kejam dong. Kasihan kan orang yg ditakdirkan mati dalam kekafiran. Padahal mereka pengen beriman".

Astaghfirullahal 'azhiim wasubhanallah 'amma yashifuun.
Hanya orang yg jahil tentang qadho dan qadar yg beranggapan seperti ini.
eling mas, sadar.
Perbaiki aqidahmu.
Alloh Ta'ala Maha Adil, Dia tidak sembarangan mentakdirkan seseorang jadi kafir, melainkan karena penyimpangan dari orang itu sendiri. Dia sendiri yang memilih jalan hidupnya. Wahadainaahu najdain. Jangan salahkan Alloh. Orang itu sendiri yg mengambil sebab-sebab kekafiran, kemusyrikan, kebid'ahan atau kemaksiatan yg dia lakukan.
Sebab-sebab itu akan kita bahas pada ayat selanjutnya.

SemiLir Angin Bismillaah. 'afwan bertny akh. Al haudh apa ya?   

Irvan Faiz Budi telaga haud kali

Abu Fajri Khusen SemiLir Angin
>> seperti yg dikatakan akh Irvan. Al haudh adakah telaga yg diperuntukkan bagi Nabi kita shallallahu 'alaihi wasallam di hari kiamat, airnya lebih putih drpd susu, lebih manis drpd madu, lebih harum drpd minyak kasturi, jumlah bejananya sebanyak bintang di langit, dan bagi yg meminum seteguk saja, dia ga akan dahaga selamanya.
InsyaAlloh pada pelajaran aqidah akan dibahas oleh syaikhunaa Ibnu Firdaus

SemiLir Angin Oya akhi. Beda antara ''andzarta'' dgn ''tundzir'' dlm ayat trsebut apa?
Kan artinya sama disitu

Abu Fajri Khusen andzarta adalah fi'il madhi, sedangkan tundzir adalah Fi’il Mudhari yang dijazemkan oleh huruf Jazm lam   
  


  



Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan kasih komentar, dengan syarat menjaga adab-adabnya, tidak mengandung kata-kata kotor, makian dan sebagainya. Dan kami tidak melayani perdebatan atas sesuatu yang telah jelas dari al-Qur'an, as-Sunnah dan Ijma', namun jika ada hal yang masih samar, silahkan tanyakan

Kritik dan Sarannya tafadhol

Blog Sahabat Sunnah