Pendekar Sunnah - Abu Fajri Khusen's Blog

Jumat, 06 April 2012

Mukhtashor Tafsir al Baqarah Ayat 15 (part 2)

Assalaamu 'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Alhamdulillah yang telah memudahkan al Qur'an untuk kita baca, pelajari, pahami dan amalkan isinya. ... Sholawat dan salam senantiasa terlimpah kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Sebagaimana yang telah aku janjikan kepada sobat sunnah semuanya pada pekan yang lalu kita akan melanjutkan pembahasan tafsir kita, masih pada ayat ke-15 surat al Baqarah. Kita review sejenak materi yang telah lalu, bahwa Allah Ta'ala memberitahukan mengenai orang- orang munafik itu, jika mereka kembali kepada para pemimpin mereka, mereka berkata: 'Sesungguhnya kami bersama kalian dalam mendustakan Muhammad dan apa yang dibawanya. Dan apa yang kami ucapkan kepada mereka itu sebenarnya hanyalah olok- olok belaka." Kemudian Allah Ta'ala memberitahukan bahwa sebenarnya Dialah yang memperolok-olok mereka, yaitu dengan memperlihatkan kepada mereka hukum-hukum- Nya di dunia, berupa keterpeliharaan nyawa dan harta mereka, berbeda dengan apa yang akan mereka terima kelak di sisi-Nya di akherat, yaitu berupa adzab.

sok aja seneng-seneng di dunia, disangkanya di akherat bakalan gitu juga, aman dari adzab Alloh Ta'ala.
Eeh, ternyata kenyataan tak seperti yang mereka bayangkan, adzab Alloh Ta'ala siap menunggu mereka kelak di akherat.
Maksud hati hendak menipu Alloh dan kaum muslimin, justru merekalah orang-orang munafik itu yang tertipu oleh angan-angan mereka sendiri.


Nah, sekarang kita lanjutkan.
Alloh Ta'ala berfirman :

وَيَمُدُّهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ....
  "....wayamudduhum fii thugyaanihim ya'mahuuna"
 (Dan Alloh akan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka."

As Suddi meriwayatkan dari Abu Malik, dari Abu Shalih, dari Ibnu A...bbas, juga dari Mu$ah al Hamadani, dari Ibnu Mas'ud, serta dari beberapa orang Sahabat Rasululloh shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa "yamudduhum" berarti PEMBERIAN TANGGUH KEPADA MEREKA.
Kata Mujahid, "wayamudduhum" berarti MENAMBAHKAN KESESATAN BAGI MEREKA.
Sedangkan yang lainnya berkata : "Setiap kali mereka melakukan perbuatan dosa, mereka diberi nikmat, yang pada hakikatnya nikmat itu adalah kesengsaraan."
Ini yang kita kenal dengan Istidroj.


Sebagaimana firman Alloh Ta'ala dalam QS. Al An'am : 44-45.
Silahkan buka mushafnya dan lihat terjemahannya.


Ibnu Jarir menyimpulkan: "Yang benar: 'Kami menambah (kesesatan) mereka dengan membiarkan mereka dalam kesesatan dan kedurhakaan.'" Sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al An'am : 110.
Lihat lagi mushaf terjemahannya!


‎"Fii thughyaanihim ya'mahuuna"
Kata "ath Thughyaanu" artinya sikap berlebih-lebihan (ghuluw/lebay) dalam melakukan sesuatu, sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al Haqqoh ayat 11, yang artinya: "Sesungguhnya Kami, tatkala air telah meluap (sam...pai ke gunung) Kami bawa kalian ke dalam bahtera."
Yang dibawa dalam bahtera Nabi Nuh alaihis salaam untuk diselamatkan adalah keluarga Nabi Nuh alaihis salaam dan orang-orang yang beriman selain anaknya yang durhaka.

Kita perhatikan ayat ini pada lafazh "thogoo" artinya meluap, melebihi atau melampaui batasnya.
Adh Dhahhak meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa maksud firman Allah: "fii thughyaanihim ya'mahuun" adalah: "Mereka terombang-ambing dalam kekufuran.
Begitu juga as Suddi dalam menafsirkan ayat ini.

Ibnu Jarir berkata: "Kata العمه (al 'amahu) artinya kesesatan.
Dikatakan dalam bahasa Arab:
عمه فلان , يعمه , عمها , وعموها
('amiha falaanun, ya'mahu, 'amahan, wa 'umuuhan) maksudnya bahwa si fulan telah tersesat."
Beliau melanjutkan: "M...akna firman-Nya: "fii thugyaanihim ya'mahuuna" adalah terombang-ambing dalam kesesatan dan kekafiran. Bingung dan serat, tidak menemujan jalan keltar, karena Allah Ta'ala telah mengunci mati hati merdka dan menutupnya rapat-rapat, juga membutakan pandangan mereka dari petunjuk sehingga mereka tidak dapat melihat petunjuk dan thdak dapat menemukan jalan keluar.
Sebagaimana yang telah kita bahas pada ayat-ayat sebelumnya tentang karakteristik orang-orang munafik itu.
Sedangkan menurut sebagian ulama, "العمى" (al 'ama = BUTA) digunakan pada mata, sedangkan "العمه" (al 'amahu = BINGUNG) pada hati, tapi "العمى" (al 'ama = BUTA) bisa digunakan juga pada hati.
Allah Ta'ala berfirman dalam QS. Al Hajj: 46, y...ang artinya: "Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tapi yang buta adalah hati yang di dalam dada."
Dalam bahasa Arab dikatakan: عمه الرجل ('amiha ar rojulu) artinya: lelaki itu pergi tampa mengetahui tujuan. Bentuk mudhori'nya: يعمه (ya'mahu).
Bentuk masdarnya: عموها ('amuuhan).
Bentuk isim fa'ilnya: عمه ('amihun) dan عامه ('aamihun).
Jika dikatakan: ذهبت إبله العمهاء (dzahabat ibiluhu al 'amhaa-u), maksudnya adalah: "untanya tidak diketahui kemana perginya."

Alhamdulillah kita cukupkan sekian saja pembahasan tafsir al Baqarah ayat 15 part 2 ini, puas ga puas, pekan depan kita lanjutkan ke ayat berikutnya. Insya Alloh Ta'ala.


Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan kasih komentar, dengan syarat menjaga adab-adabnya, tidak mengandung kata-kata kotor, makian dan sebagainya. Dan kami tidak melayani perdebatan atas sesuatu yang telah jelas dari al-Qur'an, as-Sunnah dan Ijma', namun jika ada hal yang masih samar, silahkan tanyakan

Kritik dan Sarannya tafadhol

Blog Sahabat Sunnah