Pendekar Sunnah - Abu Fajri Khusen's Blog

Kamis, 16 Desember 2010

Mengintip syahdunya kehidupan manusia-manusia shubuh


Manusia-manusia shubuh..
Siapakah manusia-manusia shubuh itu..
Apakah kamu tahu siapakah manusia-manusia shubuh itu..
Mereka adalah laki-laki yang terbangun di penghujung malam untuk berdzikir mengingat Robb-nya.. Sebagian diantara mereka juga merupakan manusia-manusia yang bercinta dengan sang Kholiq di malam harinya.
Mereka berjalan menuju satu diantara rumah-rumah Allah untuk menunaikan kewajibannya yaitu sholat shubuh berjamaah di masjid.
Sementara hamba-hamba dunia telah mulai nampak memburu dunia tanpa memperdulikan akhiratnya, kiranya itulah surga baginya.

Beberapa menit sebelum fajar tiba (gedeblug), mulai terdengar suara-suara 'aneh' di masjid-masjid tetangga, ada yang memutar kaset Muammar sang Qori Internasional. Ada juga yang membaca do'a bangun tidur di speaker masjid (nginep di masjid mas?)
Ada pula yang membaca kalimat-kalimat thoyyibah, sholawatan, yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah صلى الله
عليه وسلم.
"Tapi khan ini baik, membangunkan manusia agar datang ke masjid sholat shubuh berjamaah."

Baik menurut siapa? Menurut antum, tidak menurut ana. Yang Menurut ana baik, belum tentu baik menurut antum.
Yang disangka baik oleh antum dan ana, belum tentu baik menurut Allah.
Jadi yang jadi tolak ukur baik menurut siapa ?
Allah telah menjelaskan bahwa jika kita berselisih tentang sesuatu, maka kembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya, yaitu Al-Qur'an dan As-Sunnah. <1>

Dan setelah kita lihat, amalan tersebut tidak ada tuntunannya dari syari'at islam.

BaikLah, kita tinggalkan suara-suara 'aneh' yg mengganggu manusia-manusia malam yg sedang berdzikir, berdoa, mebaca qur'an atau sebagian masih meneruskan sholat malamnya itu. Aku katakan padamu, bersabarlah akhii, maafkan mereka, sesungguhnya mereka tidak tahu bahwa perbuatan mereka itu sungguh mengganggu.

Sesampainya di masjid yang berjarak 5 menit bila ditempuh dengan jalan kaki dari rumahnya itu, Fajri (bukan nama sebenarnya) sholat tahiyatul masjid dahulu, sambil menunggu fajar tiba (srodot, gejret), dia membaca kalamullah TANPA memakai microfon. Dia ingin amalnya ikhlas, dan tidak mengganggu saudaranya yang sedang beribadah di rumah-rumah mereka.

Asholaatu khoirum minannaum..

Adzanpun berkumandang, Dia berharap setiap makhluk yang mendengar suara adzannya, akan menjadi saksi baginya kelak pada hari kiamat. <2>

Sembari menunggu jama'ah , Fajri mengerjakan sholat sunnah qobliyah fajar/shubuh. <3>

Tahukah Anda, berapa jumlah jamaah yang hadir? Lima, empat, tiga, dua, (countdown) ya dua orang!
Ternyata JALAN KE SURGA ITU SANGAT SEPI!,

Dan tahukah Anda siapakah kedua manusia shubuh itu, Fajri dan temannya, Sobri.
Apakah Anda mengira mereka adalah seorang lelaki tua yang baru bertobat di akhir-akhir hayatnya, setelah masa-masa mudanya dihabiskan dengan berburu dunia dan lupa akhirat, dia baru berhenti setelah tulangnya tidak sekuat dulu, dan akhirat baru menjadi pilihan akhirnya.

Bukan akhii wa uhktii fillah, kedua sahabat kita Fajri dan Sobri adalah pemuda-pemuda yang nafsu dan hasratnya terhadap dunia masih tinggi, namun iman mereka mencegahnya dari meninggalkan kewajiban-kewajibannya selaku hamba Allah, di saat pemuda-pemuda yang seumuran dengannya menghiasi masa mudanya dengan menjalin hubungan haram berupa pacaran, main gitar, nongkrong di tempat-tempat hiburan, buruk aqidahnya, dan aktifitas-aktifitas yang sia-sia bahkan maksiat..
Kedua manusia shubuh ini menjawab panggilan Robb-nya, sholat shubuh berjamaah.


Syaikh Abdurrazaq berkisah tentang salah seorang syaikh yang pernah shalat di mesjid sebuah kampung yang terkenal dengan keberadaan sebagian para penuntut ilmu yang masyhur dengan keilmuan mereka. Seusai shalat syaikh tersebut menjumpai salah seorang jamaah shalat yang sudah berusia lanjut dan bertanya kepadanya tentang perihal para penuntut ilmu yang terkenal yang berasal dari kampung tersebut. Namun apa kata orang tua itu: “Mereka bukan penuntut ilmu, mereka sering meninggalkan shalat berjamaah terutama shalat shubuh”. Serentak syaikh kaget dengan jawaban tersebut.
Syaikh Abdurrazaq mengatakan –setelah menyampaikan kisah ini-: “Seanda’inya para penuntut ilmu yang tidak shalat shubuh berjamaah itu ditanya tentang keutamaan shalat shubuh berjamaah, maka mungkin mereka akan mendatangjkan puluhan dalil yang menjelaskan akan hal itu. Namun walaupun hal ini tidak menjadikan mereka bisa shalat shubuh secara berjamaah. Adapun orang tua yang awam itu jika ditanya dalil tentang keutamaan shalat shubuh secara berjamaah mungkin saja dia tidak tahu sama sekali. Namun ketidaktahuannya ini tidaklah mencegah dia untuk shalat shubuh berjamaah”.

Apakah belum sampai kepadamu sabda Rasul tercinta, tentang Keutamaan Shalat Subuh Berjamaah....
Abu Hurairah  berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
تَفْضُلُ صَلَاةُ الْجَمِيعِ صَلَاةَ أَحَدِكُمْ وَحْدَهُ بِخَمْسٍ وَعِشْرِينَ جُزْءًا, وَتَجْتَمِعُ مَلَائِكَةُ اللَّيْلِ وَمَلَائِكَةُ النَّهَارِ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ. ثُمَّ يَقُولُ أَبُو هُرَيْرَةَ: فَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ: إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا
“Shalat berjama’ah lebih utama dibanding shalatnya salah seorang dari kalian dengan sendirian dengan dua puluh lima bagian. Dan para malaikat malam dan malaikat siang berkumpul pada shalat fajar (subuh).” Abu Hurairah kemudian berkata, “Jika mau silakan baca, “Sesungguhnya bacaan (shalat) fajar disaksikan (oleh para malaikat).” (QS. Al Israa: 78). (HR. Al-Bukhari no. 137 dan Muslim no.632)
Dari Abu Hurairah  dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ أَثْقَلَ صَلَاةٍ عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلَاةُ الْعِشَاءِ وَصَلَاةُ الْفَجْرِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا وَلَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ بِالصَّلَاةِ فَتُقَامَ ثُمَّ آمُرَ رَجُلًا فَيُصَلِّيَ بِالنَّاسِ ثُمَّ أَنْطَلِقَ مَعِي بِرِجَالٍ مَعَهُمْ حُزَمٌ مِنْ حَطَبٍ إِلَى قَوْمٍ لَا يَشْهَدُونَ الصَّلَاةَ فَأُحَرِّقَ عَلَيْهِمْ بُيُوتَهُمْ بِالنَّارِ
“Shalat yang dirasakan paling berat bagi orang-orang munafik adalah shalat isya dan shalat subuh. Sekiranya mereka mengetahui keutamaannya, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak. Sungguh aku berkeinginan untuk menyuruh seseorang sehingga shalat didirikan, kemudian kusuruh seseorang mengimami manusia, lalu aku bersama beberapa orang membawa kayu bakar mendatangi suatu kaum yang tidak menghadiri shalat, lantas aku bakar rumah-rumah mereka.” (HR. Al-Bukhari no. 141 dan Muslim no. 651)
Usman bin Affan  berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُ
“Barangsiapa yang shalat isya` berjama’ah maka seolah-olah dia telah shalat malam selama separuh malam. Dan barangsiapa yang shalat shubuh berjamaah maka seolah-olah dia telah shalat seluruh malamnya.” (HR. Muslim no. 656)
Jundab bin Abdillah Al-Qasri  berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ صَلَّى صَلَاةَ الصُّبْحِ فَهُوَ فِي ذِمَّةِ اللَّهِ فَلَا يَطْلُبَنَّكُمْ اللَّهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَيْءٍ فَإِنَّهُ مَنْ يَطْلُبْهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَيْءٍ يُدْرِكْهُ ثُمَّ يَكُبَّهُ عَلَى وَجْهِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ
“Barangsiapa yang shalat subuh maka dia berada dalam jaminan Allah. Oleh karena itu jangan sampai Allah menuntut sesuatu kepada kalian dari jaminan-Nya. Karena siapa yang Allah menuntutnya dengan sesuatu dari jaminan-Nya, maka Allah pasti akan menemukannya, dan akan menelungkupkannya di atas wajahnya dalam neraka jahannam.” (HR. Muslim no. 163)

Footnote:
<1>
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-(Nya), dan Ulil Amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. An-Nisa: 59)

<2>

Abu Said Al-Khudri -radhiallahu anhu- pernah berkata kepada Abdullah bin Abdirrahman bin Abi Sha’sha’ah Al-Anshari:

إِنِّي أَرَاكَ تُحِبُّ الْغَنَمَ وَالْبَادِيَةَ فَإِذَا كُنْتَ فِي غَنَمِكَ أَوْ بَادِيَتِكَ فَأَذَّنْتَ بِالصَّلَاةِ فَارْفَعْ صَوْتَكَ بِالنِّدَاءِ فَإِنَّهُ لَا يَسْمَعُ مَدَى صَوْتِ الْمُؤَذِّنِ جِنٌّ وَلَا إِنْسٌ وَلَا شَيْءٌ إِلَّا شَهِدَ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ. قَالَ أَبُو سَعِيدٍ: سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Saya perhatikan kamu sangat menyukai kambing dan kampung. Karenanya jika kamu sedang bersama kambingmu atau sedang berada di kampungmu lalu kamu mengumandangkan azan untuk melaksanakan shalat, maka tinggikanlah suaramu ketika azan. Karena sesungguhnya tidaklah suara muazzin itu didengarkan oleh jin, manusia, dan yang lainnya melainkan semuanya akan menjadi saksi baginya pada hari kiamat. Kemudian Abu Said berkata, “Saya mendengarkan (hadits) ini dari Rasulullah shalallahu alaihi wa alihi wasallam.” (HR. Al-Bukhari no. 87)

<3>

عن عائشة عن النبي قال (( ركعتا الفجر خير من الدنيا وما فيها )). رواه مسلم. وفي رواية (( لهما أحب إلي من الدنيا جميعاً ))

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Dua raka’at Shalat Fajr lebih baik dari pada dunia dan seisinya.” [HR. Muslim] dalam riwayat lain dengan lafazh : “Sungguh kedua raka’at tersebut lebih aku cintai daripada dunia semuanya.”

Makna Kalimat :

Shalat Fajr : yakni Shalat Sunnah Rawatib Qabliyah Shubuh.

lebih baik dari pada dunia : yakni lebih baik daripada perhiasan dunia. Ada juga yang berpendapat maknanya : lebih baik daripada menginfakkan harta dunia di jalan Allah. Makna pertama lebih tepat.

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan kasih komentar, dengan syarat menjaga adab-adabnya, tidak mengandung kata-kata kotor, makian dan sebagainya. Dan kami tidak melayani perdebatan atas sesuatu yang telah jelas dari al-Qur'an, as-Sunnah dan Ijma', namun jika ada hal yang masih samar, silahkan tanyakan

Kritik dan Sarannya tafadhol

Blog Sahabat Sunnah