Pendekar Sunnah - Abu Fajri Khusen's Blog

Selasa, 28 Desember 2010

MEREKA PENGIKUT PAULUS, BUKAN YESUS


Cara Yesus mendakwahkan Injil
berbeda dengan Paulus. Paulus
menghalalkan segala cara dalam
menyebarkan misinya. Tidak
banyak yang paham, bahkan
mereka yang mengaku Kristen,
bahwa antara Nasrani dan Kristen
memiliki makna yang berbe-da.
Nasrani menunjuk pada ajaran
yang dibawa oleh orang yang
berasal dari Nasareth yaitu Isa as
atau Yesus (Matius 2:23, 21:11;
Markus 10:47). Pengikutnya
disebut sebagai orang Nashara
(Hawariyun), bukan Kristen
seperti yang kita kenal.
Orang Nasrani masih mengikuti
ajaran tauhid yang diajarkan Isa
as (Yohanes 17:3) dan masih
menjalankan hukum Taurat
(Matius 5:17), serta menjalankan
ajaran Ibrahim yaitu; khitan
(Kejadian 17:9), tidak makan babi
(Imamat 11:7) dan tidak minum-
minuman keras (Imamat 10:9).
Setelah Nabi Muhammad SAW
datang, mereka meleburkan diri ke
dalam Islam (Sejarah Gereja, Dr. H.
Berkhof. Dr. I. H. Engklaar, BPK,
hal.75).
Sedang Kristen adalah keyakinan
yang mempercayai bahwa Isa as
adalah Tuhan dan Juruselamat
(Mesias). Keyakinan ini bera-sal
dari ucapan Paulus di Antiokia,
kira-kira tahun 40 M setelah Isa as
tiada. Pengikutnya lazim disebut
orang Kristen. “…Di Antiokia lah
murid-murid itu mula-mula
disebut orang Kristen ” (Kisah
Rasul 11:26).

Buku Materi Pokok Agama Katolik
karangan Dra. Damascena Ari
Suharso C.B (Karunika, Jakarta
1985, hal 42) menyebutkan, nama
Kristen tidak berasal dari Kristen
itu sendiri, melainkan diberikan
oleh penguasa Romawi saat itu.
Nama Kristen oleh orang Romawi
dipakai untuk mengejek orang
yang dipandang sebagai
budak.Sebutan Kristen juga
mengandung arti politik sebagai
gerakan mesias (ala Ratu Adil atau
Juruselamat).
Akidah maupun akhlak diantara
keduanya juga berbeda. Nasrani
berakidah tauhid, sedang Kristen
tidak. Dengan meleburnya kaum
Nasrani ke dalam Islam setelah
kedatangan Nabi Muhammad SAW
—seperti yang dikatakan Dr. H.
Berkhof di atas—maka setelah itu
tidak ada lagi kaum Nasrani di
muka bumi. Yang tertinggal
hanyalah kaum Kristen, pengikut
Paulus. Oleh Paulus, yang juga
seorang Yahudi, ajaran Isa as.
yang awalnya mengakui
ketauhidan, dirusak demikian rupa
hingga banyak sekali hal-hal yang
berten-tangan dengan pikiran
sehat. Ayat-ayat Injil dipalsu
sedemikian rupa, disisipi kalimat-
kalimat yang saling bertentangan,
dan ironisnya itu semua diikuti
saja tanpa reserve oleh para
pengi-kutnya.
Dalam hal beribadah misalnya.
Orang-orang Kristen sekarang ini
melakukannya dengan berlutut.
Padahal Nabi Isa as atau Yesus
beribadah dengan bersujud
(Matius 26:39). Yang berlutut dan
berdoa adalah cara ibadahnya
Paulus (Kis 21:5; Kis 9:40; Kis
20:36). Dalam berdoa, umat
Kristen tidak menengadahkan
kedua telapak tangannya, padahal
Isa as. melakukan hal itu (Matius
14:19; 1 Timotius 2:8). Saat akan
melaksanakan ritual ibadah, Isa as
melakukannya seperti ibadahnya
umat terdahulu, yakni
membersihkan diri dulu atau
berwudhu (Keluaran 40:31),
melepas alas kaki (Keluaran 3:5),
dan menghadap kiblat (1 Raja
8:44,48; 2 Taw 6:34,38; Mazmur
5:7; Mat 5:17). Kini, hal-hal
tersebut tidak mereka lakukan
lagi.
Dalam hal kematian, mayat orang
Kristen mengenakan jas lengkap
dan dimasukkan ke dalam peti
mati. Tata cara ini sama sekali
tidak ada dalilnya dalam Injil. Nabi
Isa as ketika wafat dikafani
(Lukas 24:12; Yohanes 11:44;
Yohanes 20:5).
Kristolog Drs. H. Ramly Naway,
MSc, dalam makalah yang
disampaikan pada acara Kajian
Kristologi Korps Muballigh
Muhammadiyah di Jakarta (4/3)
mencatat hal-hal yang ‘lucu’ dan
sangat naif dalam ayat-ayat Injil.
Di antaranya adalah: Allah kalah
ketika bergulat melawan Nabi
Yakub as. (Keja-dian 32:22-27),
Anak-anak Allah tertarik kepada
kecantikan anak-anak manusia,
lalu Tuhan menyesal dan pilu
hatinya melihat kejahatan
manusia (Kejadian 6:1-8), Malaikat
makan roti (Kejadian 19:3).
Kemudian, para nabi yang
seharusnya dihormati pun
dilecehkan dalam Injil. Nabi Nuh as.
mabuk-mabukan dan telanjang
dalam kemahnya (Kejadian
9:18-27), Nabi Ismail as.
berperangai seperti keledai liar
(Kejadian 16:11-12), Nabi Luth as.
menghamili kedua putri
kandungnya (Kejadian 19:30-38),
Nabi Yakub as. menipu ayahnya
sendiri (Kejadian 27:1-46), Yehuda
menghamili menantunya sendiri
(Kejadian 38:1-30), Nabi Daud as.
menghamili isteri orang yang
akhirnya menurunkan Nabi Isa as.
(II Samuel 11:1-27; Matius 1:6),
Nabi Isa adalah nabi yang bodoh,
idiot, emosional, dan berakhlak
bejat (Markus 11:12-14; Yohanes
7:8-10;Yohanes 2:4), dan banyak
lagi ayat-ayat lainnya.
Lebih gila lagi, demi ‘misi suci’,
Paulus membolehkan pengikut
berbuat banyak dosa. “Kata
Paulus: Tetapi jika kebenaran Allah
oleh dustaku semakin berlimpah
bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku
masih dihakimi lagi sebagai orang
berdosa ?” (Roma 3:7). Paulus juga
mengatakan, “Tetapi hukum
Taurat ditambahkan, supaya
pelanggaran menjadi semakin
banyak; dan di mana dosa
bertambah banyak, di sana kasih
karunia menjadi berlimpah-
limpah. ” (Roma 5:20). Menurut
Paulus, di mana para pengikutnya
kian banyak melakukan
pelanggaran dan berbuat dosa,
maka di situlah kasih karunia
Tuhan kian berlimpah-limpah.
“Itulah sebabnya, dalam
menjalankan misinya, mereka
sama sekali tidak mengindahkan
norma-norma atau hukum yang
ada. Se-muanya adalah sah.
Bahkan dengan semakin
banyaknya dosa yang dibuat
maka akan kian banyak pula kasih
karunia Tuhan berlimpah-limpah, ”
ujar Abu Deedad Shihabudin,
Kristolog yang juga Sekre-taris
FAKTA (Forum Antisipasi
Kesalahpahaman Terhadap
Akidah).
H. Ramly Naway mencatat, pokok
ajaran Paulus intisarinya ada
enam; doktrin trinitas,
kepercayaan yang menyebutkan
Yesus adalah Juruselamat,
kepercayaan Yesus mati di tiang
salib untuk menebus dosa
manusia dan bangkit kembali pada
hari ketiga, kepercayaan Yesus
mati di tiang salib untuk menebus
dosa warisan dari Adam as,
keyakinan Yesus telah bangkit
dari antara orang mati lalu naik ke
langit, dan keper-cayaan Yesus
akan datang lagi pada
akhir zaman.
Lantas, siapa sebenarnya Paulus
itu yang menjadi ‘penerus’ Yesus?
Injil menyebutkan: Paulus adalah
musuh Yesus yang telah menyiksa
para murid Yesus (Kisah Para
Rasul 8:1-29; 26:8-11).

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan kasih komentar, dengan syarat menjaga adab-adabnya, tidak mengandung kata-kata kotor, makian dan sebagainya. Dan kami tidak melayani perdebatan atas sesuatu yang telah jelas dari al-Qur'an, as-Sunnah dan Ijma', namun jika ada hal yang masih samar, silahkan tanyakan

Kritik dan Sarannya tafadhol

Blog Sahabat Sunnah