Pendekar Sunnah - Abu Fajri Khusen's Blog

Senin, 10 Oktober 2011

SEBUAH BOTOL MISTERIUS


Misalnya Anda merasa kehausan di siang hari yang panas. Kemudian di hadapan Anda ada 10 buah Botol berisi air mineral. Ke-9 botol yang ada di hadapan Anda bertuliskan begini:
“Air dalam botol ini sudah teruji di laboratorium. Para dokter dan ahli kesehatan telah terbiasa meminumnya”.
Hanya satu botol yang masih misteri. Tidak ada tulisan apa-apa di sana. Para dokter dan ahli kesehatan tidak ada seorang pun yang meminumnya.
Tentang botol yang masih misteri ini orang-orang berbeda pendapat. Ada yang mengatakan:
“Jangan diminum! Sebab airnya mengandung racun. Buktinya para dokter dan ahli kesehatan tidak ada yang meminumnya.”
Ada juga yang berkata:
“Minum saja nggak apa-apa. Insya Alloh nggak bahaya. Tergantung niat kita”
Nah, kemudian Anda diberi kebebasan untuk memilih botol yang mana saja untuk menghilangkan dahaga. Anda cukup meminum 1-2 botol saja untuk menghilangkan dahaga Anda. Kira-kira botol mana yang akan Anda pilih? Apakah Anda akan memilih botol yang masih misteri? Ataukah Anda akan memilih botol yang sudah jelas teruji isi airnya?
Aku yakin, Anda tentu tidak akan memilih botol yang masih misteri. Kalau ada yang jelas, ngapain milih yang nggak jelas, ya nggak?!
Lalu, bagaimana pendapat Anda dengan orang yang tetep ngotot meminum air dalam botol misterius meskipun sudah mendengar kabar dari orang-orang bahwa air dalam botol bisa jadi mengandung racun???
Silakan Anda beri penilaian sendiri. Kalau aku akan menilai, “Nih orang aneh banget sih. Ada yang jelas, kok malah milih yang nggak jelas!!!”.
Oke, sekarang begini. Bagaimana pendapat Anda dengan orang-orang yang melakukan suatu peribadatan (perayaan, dzikir, shalawat, dll) yang tidak dikerjakan oleh Rosululloh dan para Sahabatnya? Padahal begitu banyak peribadatan lain yang jelas-jelas dikerjakan oleh Rosululloh dan para Sahabatnya? Tidakkah Anda menganggapnya sebagai orang yang aneh???
Sahabatku yang aku cintai karena Alloh….
Islam ini sudah sempurna. Segala sesuatu yang bisa mendekatkan kita ke Surga dan menjauhkan dari Neraka telah dijelaskan oleh Rosululloh kepada kita. Kenapa kita tidak merasa cukup dengan apa yang telah jelas datang dari Rosululloh? Kenapa kita justru senang melakukan ibadah yang tidak ada contohnya dari beliau???
Sungguh teramat banyak amalan ibadah yang sudah jelas-jelas ada contohnya dari Rosululloh. Kalau kita ingin melakukan semuanya, bisa jadi banyak diantara kita yang merasa tidak sanggup. Lalu, kenapa kita masih mencari yang tidak jelas ada contohnya dari Rosululloh dan para sahabatnya.???
Sahabatku yang aku cintai karena Alloh…
Marilah kita cukupkan diri dengan ibadah yang ada contohnya dari Rosululloh dan para Sahabatnya. Insya kita akan selamat.
Jangan sampai kita capek-capek melakukan ibadah yang tidak ada contohnya dari Rosululloh dan para Sahabatnya, tapi kemudian amalan ibadah kita itu ditolak oleh Alloh Subhanahu wa Ta’ala.
Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
“Barangsiapa yang mengada-adakan dalam urusan (agama) kami ini yang bukan berasal darinya, maka amalan tersebut tertolak”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Sahabatku…
Di antara nikmat terbesar yang Alloh anugerahkan kepada umat ini adalah disempurnakannya agama ini sebagaimana dalam firman-Nya:

[ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا]

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kalian agama kalian, dan telah Ku-cukupkan kepada kalian nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhoi Islam itu jadi agama bagi kalian. (QS. al-Maidah [5]: 3)
Imam Ibnu Katsir berkata: “Ini merupakan kenikmatan Allah yang terbesar kepada umat ini, dimana Allah telah menyempurnakan agama mereka, sehingga mereka tidak membutuhkan agama selainnya dan Nabi selain Nabi mereka. Oleh karena itulah, Allah menjadikannya sebagai penutup para Nabi dan mengutusnya kepada Jin dan manusia, maka tidak ada sesuatu yang halal selain apa yang beliau halalkan, tidak ada yang haram kecuali yang dia haramkan, tidak ada agama selain apa yang dia syari’atkan, dan setiap apa yang dia beritakan adalah benar dan jujur, tiada kedustaan di dalamnya”. (Tafsir Al-Qur’anil Azhim 3/23.)
Dengan sempurnanya Islam, maka segala perbuatan bid’ah (ibadah yang tidak dicontohkan oleh Rosululloh dan para Sahabatnya) dalam agama berarti suatu kelancangan terhadap syari’at dan ralat terhadap pembuat syari’at bahwa masih ada permasalahan yang belum dijelaskan. Imam Malik bin Anas rohimahulloh mengeluarkan perkataan emas tentang ayat ini. Beliau berkata:
“Barangsiapa melakukan bid’ah dalam Islam dan menganggapnya baik (bid’ah hasanah), maka sesungguhnya dia telah menuduh Muhammad Shollallohu ‘alaihi wa Sallam mengkhianati risalah, karena Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu.” Maka apa saja yang di hari itu (pada zaman Nabi ) bukan sebagai agama, maka pada hari ini juga tidak termasuk agama. (Al-I’tisham 1/64-65 Imam Syatibi, tahqiq Salim al-Hilali.)
Camkanlah baik-baik perkataan berharga dari Imam yang mulia ini, niscaya kita akan mengetahui betapa bahayanya perkara bid’ah dalam agama.
Sahabatku…
Marilah kita renungi perkataan berikut ini…
Hudzaifah bin Al Yamaan رضي الله عنه,  salah seorang Sahabat Rosululloh  صلى الله عليه وسلم berkata:
Setiap ibadah yang tidak pernah dilakukan oleh Sahabat Rasulullah  صلى الله عليه وسلم sebagai ibadah, maka janganlah kalian lakukan ! (dinukil dari kitab Imaam Ibnu Baththah رحمه الله yang berjudul “Al Ibaanah”)
Kawan…
Pertanyaan terakhirku kepada kalian semua:
MASIHKAN ENGKAU AKAN MEMINUM AIR DALAM BOTOL MISTERIUS, PADAHAL MASIH BANYAK BOTOL-BOTOL LAINNYA YANG SUDAH JELAS MENGANDUNG AIR YANG MENYEHATKAN BADAN ???
Silakan kalian jawab sendiri….
Wallohu a’lam.
Catatan:
Imam asy-Syâthibi rahimahullâh (wafat th. 790 H) mengatakan, “Bid’ah adalah cara baru dalam agama yang dibuat menyerupai syari’at dengan maksud untuk berlebih-lebihan dalam beribadah kepada Allâh Ta’ala.” Artinya, bid’ah adalah cara baru yang dibuat tanpa ada contoh dari syari’at. Sebab, bid’ah adalah sesuatu yang keluar dari apa yang telah ditetapkan dalam syari’at.

Artiel : http://pustakalaka.wordpress.com

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan kasih komentar, dengan syarat menjaga adab-adabnya, tidak mengandung kata-kata kotor, makian dan sebagainya. Dan kami tidak melayani perdebatan atas sesuatu yang telah jelas dari al-Qur'an, as-Sunnah dan Ijma', namun jika ada hal yang masih samar, silahkan tanyakan

Kritik dan Sarannya tafadhol

Blog Sahabat Sunnah