Pendekar Sunnah - Abu Fajri Khusen's Blog

Selasa, 08 Mei 2012

Mukhtashar Tafsir al Qur'an Surat al Baqarah ayat 19.

Assalaamu'alaikum warohmatullohi wabarokaatuh. Alhamdulillah yang telah membukakan hati-hati kita untuk istiqomah dalam mempelajari kalam-Nya yang indah. Aku tak mengharapkan hari-hari indah dikala kita bersama-sama belajar ini hilang. Kuharap kalian merasakan rindu yang menggebu terhadap ilmu, sebagaimana rasa rinduku menyampaikan materi tafsir ini kepada kalian. Shalawat dan salam senantiasa terlimpah atas Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Sobat sunnah yang kucintai karena Allah, sebelumnya kita sama-sama telah mengetahui bahwasanya Allah memberikan permisalan atas orang-orang munafik dengan orang yang menyalakan api, jadilah api itu menerangi apa saja yang ada disekitarnya, lalu api itu pun padam sehingga mereka berada dalam kegelapan, tidak bisa melihat dan tidak pula mendapat petunjuk. Ditambah lagi keadaan mereka yang tuli, bisu dan buta, maka mereka tidak akan bisa kembali seperti semula. Dan kita telah membahas tafsirnya. Sekarang kita lanjutkan ke ayat berikutnya

أَوْ كَصَيِّبٍ مِّنَ السَّمَاء فِيهِ ظُلُمَاتٌ وَرَعْدٌ وَبَرْقٌ يَجْعَلُونَ أَصْابِعَهُمْ فِي آذَانِهِم مِّنَ الصَّوَاعِقِ حَذَرَ الْمَوْتِ واللّهُ مُحِيطٌ بِالْكافِرِينَ
[atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan jari-jari tangannya, karena (mendengar suara) petir, sebab takut mati; dan Allah meliputi orang-orang kafir.]

1. Asbaabun Nuzul Ayat:
Diketengahkan oleh Ibnu Jarir, dari jalur Assadiyul Kabir, dari Abu Malik dan Abu Saleh, dari Ibnu Abbas, dari Murrah, dari Ibnu Masud, segolongan sahabat, kata mereka, "Adadua orang laki-laki dari kaum munafik warga kota Madinah, melarikan diri dari Rasulullah kepada golonganmusyrik, mereka ditimpa hujan lebat yang disebutkan Allah itu, diiringi guruh dan petir serta kilat yang memancar-mancar tiap petir itu datang, mereka pun menyumbat anak telinga mereka dengan jari, karena takut akan dimasukinya hingga mereka tewas karenanya.

2. Tafsir Ayat
 Ini permisalan lain yang diberikan Allah tentang bentuk lain dari orang-orang munafik, yaitu orang-orang yang sewaktu-waktu tampak kebenaran bagi mereka dan pada saat lain mereka ragu. Hati mereka yang berada dalam keadaan ragu, kufur, dan bimbang, itu ﻛﺼﻴﺐ "kashoyyibin" (seperti hujan lebat). 

‎"ash-shoyyibu" ﺍﻟﺼﻴﺐ maksudnya ﺍﻟﻤﻄﺮ "almathoru", artinya hujan yang turun dari langit pada waktu gelap gulita. Kegelapan itu adalah keraguan, kekufuran, dan kemunafikan.
Dan kata الرعد "ar-ro'du" (petir/guruh/halilintar), yaitu permisalan untuk ketakutan yang mengguncangkan hati. Karena diantara karakter orang munafik adalah mereka selalu dihantui rasa takut dan cemas yang sangat. Sebagaimana firman Allah Ta'ala : "yahsabuuna kulla shoihatin 'alaihim" (mereka mengira setiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka." QS. Al Munaafiquun: 4
Juga firman-Nya:
ﻭﻳﺤﻠﻔﻮﻥ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﺇﻧﻬﻢ ﻟﻤﻨﻜﻢ ﻭﻣﺎ ﻫﻢ ﻣﻨﻜﻢ ﻭﻟﻜﻨﻬﻢ ﻗﻮﻡ ﻳﻔﺮﻗﻮﻥ ﻟﻮ ﻳﺠﺪﻭﻥ ﻣﻠﺠﺄ ﺃﻭ ﻣﻐﺎﺭﺍﺕ ﺃﻭ ﻣﺪﺧﻼ ﻟﻮﻝﻭﺍ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﻫﻢ ﻳﺠﻤﺤﻮﻥ )
[ ﺍﻟﺘﻮﺑﺔ : 56 ، 57 ]
"Dan mereka (orang-orang munafik) bersumpah dengan (nama) Allah bahwasanya mereka termasuk golonganmu. Namun mereka bukanlah dari golonganmu, tetapi mereka orang-orang yang SANGAT TAKUT (kepadamu). Sekiranya mendapati tempat perlindungan, gua-gua atau lubang-lubang (dalam tanah), niscaya mereka pergi (lari) ke sana dengan secepat-cepatnya."



‎(Atau) perumpamaan mereka itu, (seperti hujan lebat) maksudnya seperti orang- orang yang ditimpa hujan lebat; asal kata shayyibin dari shaaba-yashuubu, artinya turun (dari langit) maksudnya dari awan
(padanya) yakni pada awan itu (kegelapan) yang tebal, (dan guruh) maksudnya malaikat yang
mengurusnya. Ada pula yang mengatakan suara dari malaikat itu, (dan kilat) yakni kilatan suara yang
dikeluarkannya untuk menghardik, (mereka menaruh) maksudnya orang- orang yang ditimpa hujan lebat tadi
(jari-jemari mereka) maksudnya dengan ujung jari, (pada telinga mereka, dari) maksudnya disebabkan (bunyi petir) yang amat keras itu supaya tidak kedengaran karena (takut mati) bila mendengarnya.
Demikianlah orang- orang tadi, jika diturunkan kepada mereka Alquran disebutkan kekafiran yang diserupakan dengan gelap gulita, ancaman yang dibandingkan dengan guruh serta keterangan-keterangan nyata yang disamakan dengan kilat, mereka menyumbat anak- anak telinga mereka agar tidak mendengarnya, karena takut akan terpengaruh lalu cenderung kepada keimanan yang akan menyebabkan
mereka meninggalkan agama mereka,
yang bagi mereka sama artinya dengan kematian.
(Dan Allah meliputi orang-orang kafir) baik dengan ilmu maupun dengan kekuasaan-Nya hingga tidak sesuatu pun yang luput dari-Nya.
Sedangkan ﺍﻟﺒﺮﻕ "al barqu" (kilat), maksudnya adalah cahaya keimanan yang kadang menyinari hati orang-orang munafik jenis ini. Makanya Allah berfirman: "Mereka menyumbat telinga mereka dengan jari mereka karena (mendengar suara) petir sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir." Maksudnya, ketakutan mereka itu tidak membawa manfaat sedikitpun karena Allah menguasai mereka dengan kekuasaan-Nya dan mereka itu berada di bawah kehendak dan iradah-Nya. Hal yang sama Allah gambarkan dalam firman-Nya yang lain: "Sudahkah datang kepadamu berita kaum-kaum penentang. (yaitu) kaum Fir'aun dan Tsamud? Sesungguhnya orang-orang kafir selalu mendustakan, padahal Alkah mengepung mereka dari belakang mereka." (QS. Al Buruuj: 17-20)  
dapun ﺍﻟﺼﻮﺍﻋﻖ "ash-showaa'iqu" jamak dari ﺻﺎﻋﻘﺔ "shoo'iqoh", yaitu api yang turun dari langit disertai guruh yang keras.
Menurut 'Ali dan Ibnu Abbas dan kebanyakan mufassirin rodhiyallohu 'anhum: ﺍﻟﺮﻋﺪ "ar-ro'du adalah nama malaikat yang menggiring awan. Ada juga yang berpendapat bahwa ar ro’du adalah suara malaikat. Sedangkan al barq (kilatan petir) adalah kilatan cahaya dari cambuk malaikat untuk menggiring mendung.

Jadi ada tiga istilah untuk kilatan petir dan geledek yaitu ar ro’du, ash showa’iq dan al barq. Ar ro’du adalah istilah untuk suara petir atau geledek. Sedangkan ash showa’iq dan al barq adalah istilah untuk kilatan petir, yaitu cahaya yang muncul beberapa saat sebelum adanya suara petir.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan, ”Dalam hadits marfu’ (sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, pen) pada riwayat At Tirmidzi dan selainnya,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang ar ro’du, lalu
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
ﻣَﻠَﻚٌ ﻣِﻦْ ﺍﻟْﻤَﻠَﺎﺋِﻜَﺔِ ﻣُﻮَﻛَّﻞٌ ﺑِﺎﻟﺴَّﺤَﺎﺏِ ﻣَﻌَﻪُ ﻣﺨﺎﺭﻳﻖ ﻣِﻦْ ﻧَﺎﺭٍ ﻳَﺴُﻮﻕُ ﺑِﻬَﺎ ﺍﻟﺴَّﺤَﺎﺏَ ﺣَﻴْﺚُ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠَّﻪُ
”Ar ro’du adalah malaikat yang diberi tugas mengurus awan dan bersamanya pengoyak dari api yang memindahkan awan sesuai dengan kehendak Allah.” HR. Tirmidzi no. 3117. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.
   
Jadi, mereka (orang-orang munafik) sebegitu takutnya terhadap setiap ayat yang Allah turunkan, sampai-sampai mereka menyumbat telinga mereka dengan jari, kenapa?
Karena mereka takut ada ayat yang turun yang membongkar kedok mereka, takut ada ayat yang turun yang menyebutkan nama-nama mereka dan identitas mereka.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa diantara sifat orang munafik yaitu di dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah tambahkan penyakit dalam hati mereka dengan sebab dosa-dosa yang mereka perbuat.
Bisa kita bayangkan parahnya keadaan mereka. Allah gambarkan keadaan mereka seperti orang yang sedang sakit, lalu ditimpa hujan deras, gelap gulita, banyak guruh dan kilat, sehingga mereka menyumbat telinga mereka dengan jari, karena saking takutnya.
akhir ayat berbunyi واللّهُ مُحِيطٌ بِالْكافِرِينَ (wallahu muhythun bil-kaāfiriin): dan Allah meliputi orang-orang kafir. Padahal bukankah ayat yang sekarang kita bahas masih rangkaian dari ayat-ayat tentang orang munafiq? Penjelasannya: orang munafiq sebetulnya adalah orang kafir juga. Cuma mereka membungkus kekafirannya dengan baju agama karena punya niat busuk terhadap Islam dan orang-orang beriman.  Itu makanya Allah memberikan ancaman yang lebih keras kepada orang munafiq ini, karena tersebab kamuflase dan penyusupan mereka, orang mukmin banyak yang tertipu.
Wallahu a'lam.


Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan kasih komentar, dengan syarat menjaga adab-adabnya, tidak mengandung kata-kata kotor, makian dan sebagainya. Dan kami tidak melayani perdebatan atas sesuatu yang telah jelas dari al-Qur'an, as-Sunnah dan Ijma', namun jika ada hal yang masih samar, silahkan tanyakan

Kritik dan Sarannya tafadhol

Blog Sahabat Sunnah